Setelah selesai Putri keluar dari toilet, ia mengikuti Putri lagi dan curhat tentang mimpinya, Putri mendengarnya tersenyum-senyum namun ia menyembunyikan senyumnya itu dari Aditya.
"Put ... mimpi aku bakal jadi Kenyataan kan?" tanya Aditya setelah menceritakan mimpinya itu, namun Putri terburu-buru untuk masuk kelas, karna masih jam pelajaran.
"Hei Dit ... elo masih di hukum juga malah godain cewek Mulu," tegur Riki.
"Gue cuma nyampein tentang mimpiku semalam Rik, yah walaupun sekarang dia masih cuek setidak nya dia mendengarkan cerita gue," ujarnya.
"Humb ... memang ya elu itu benar-benar kena racun nya tu cewek deh, kayak orang begok tau gak elu," ejek Riki.
"Umb .. terserah elu Rik mau bilang gue apa aja deh," jawabnya.
***
Pelajaran terus berlangsung seperti biasa, Putri yang biasanya tidak pernah melamun kali ini ia beda, ia seperti memikirkan sesuatu.
"Put ... Putrii," panggil Siska dengan menyenggol tangan sahabat nya itu.
"Eh ... iya Sis, elu ngelamunin apa, tumben gak fokus, dari tadi gue perhatiin elu kayak gak disini deh fikiran kamu, mikir apaan?" tanyanya.
"Em .. enggak kok Sis, aku gak mikir apa-apa, He he," jawabnya.
"Dari tadi aku itu memperlihatkan Kamu loh, jangan bohong deh," ucap Putri penasaran.
"Udah nanti aja, sekarang masih jam pelajaran ini," jawabnya.
"Hemb ... Okee, awas nanti gak cerita," ujar Siska.
"Ya sudah anak-anak pelajaran kita akhiri disini, jangan lupa tugasnya di kerjakan, besok di persentasi kan masing-masing ya," ucap ibu Heni di kelas.
"Baik Buu," jawab serentak mereka.
Setelah selesai pelajaran ibu Heni kemudian ganti mata pelajaran bahasa yang di ajar oleh pak Edi, semua berlangsung dengan lancar, pak Edi memerintahkan mereka untuk membuat cerpen dengan bahasa yang benar, di beri waktu hanya 45 menit, mereka pun langsung mengerjakan nya dengan judul cerita yang berbeda-beda.
Setelah 45 menit pak Edi meminta mereka untuk mengumpulkan tugas yang di berikan nya barusan, ada alasan yang belum selesai karna kehabisan ide, namun pak Edi tidak mau tau, tidak ada tambahan waktu sama sekali, yang belum selesai maka tidak akan dapat nilai tambahan.
"Ayo semua di kumpulkan tugasnya, waktu telah habis," ucap pak Edi.
"Sebentar pak, kurang sedikit," jawab salah satu murid di kelas.
"Tidak ada kata sebentar, semua harus di kumpul," tegurnya.
"Iya Pak," jawab mereka sambil menulis
"Yang mau ngumpul cerpen kumpulkan sekarang, atau saya tidak akan terima hasil karya kalian setelah saya keluar dari kelas," ucapnya.
Mereka pun bergegas dari tempat duduk nya semua dan mengumpulkan hasil karya mereka, ada yang sebagian belum selesai, namun terpaksa tetap mengumpulkan nya daripada tidak dapat nilai tambahan.
Bel istirahat pun berbunyi.
"Kriiiiiiiiiiiiiiiing"
"Alhamdulillah," ucap Siska.
"Lega banget kayak nya kamu Sis," ujar Putri sambil tertawa
"He he ... lega banget aku Put, akhirnya istirahat juga, ngantuk banget mata ku rasanya, berat banget buat melek," jawab Siska.
"Memang nya kamu habis ngapain aja semalam, kok Sampek ngantuk gitu," tegurnya.
"He he ... Aku, aku habis ngobrol Sampek malem Sam Aditya tadi malam Put," jawab Siska merasa malu dengan Putri.
"Hah ... yang bener Sis, ngobrol apaan kok Sampek malam banget, memang gak di marah ya sama ibuk," jawab Putri sontak terkaget, ia keheranan.
"He he ... ngobrolnya di telvon Put, jadi ibu ku mana tau lah, aku di kamar kok telvon nya," jawab Siska.
"Kok bisa ngobrol lewat telvon, kamu punya nomornya dia?" tanya Putri yang semakin heran kali ini.
"Kenapa kok kayak nya ada yang marah gitu, he he," jawab nya menggoda Putri.
"Idih .. siapa yang marah, masalahnya kok bisa kamu itu dapet nomor dia dari mana, terus kok tadi malam juga dia hubungi aku juga, coba dia dapat dari mana ... atau kamu ya yang ngasih ke dia," ucap Putri mulai curiga dengan sahabatnya itu.
"Kok aku di tuduh sih, aku gak tau apa-apa kok, aku gak ngasih tuh," jawab Siska.
"Udah deh gak usah bohong, siapa lagi yang ngasih kalau bukan kamu," jawabnya. "Ya udah deh sekarang aku mau nanya ... sejak kapan deh kamu dapat nomr dia," lanjutnya.
"Hemb ... ya udah aku ngaku deh Put, aku gak bisa kalau bohong lama-lama sama kamu," ucap Siska.
"Nah gitu dong, jangan bohong sama Sahabat sendiri," jawab Putri.
"Jadi gini Put, tadi malam itu Aditya sama teman-teman nya nongkrong di warung ku, mereka dari mulai magrib sampai jam 10 disitu, gak pergi-pergi,nah ternyata mereka nungguin warung sepi dan Aditya pengen nanya sama aku, terus ya udah aku kan gak enak sama ibuk karna udah malam jadi ya aku kasih nomor aku, dan kita melanjutkan obrolan kita lewat telvon," jelas Siska, putri mendengarkan nya dengan serius. "Nah terus setelah ia aku kasih nomr dia baru pergi bersama teman-teman nya juga ... terus ya udah dia hubungin aku, dia nanya-nanya tentang kamu deh," jelas Siska.
"Apa? Terus kamu jawab? Dia nanya apa aja emang nya?" tanya putri yang terkejut dan memutus penjelasan dari Siska yang belum selesai.
"He he ... makanya dengar dulu baru nanya," ujar Siska.
"Aku terkejut aja Sis, ya udah lanjut ceritanya," ucap Putri
"Oke ... kamu tapi diam dulu ya, sebelum aku selsai ceritanya," ujarnya.
"Iya ... udah cepet, penasaran aku," desak Putri mulai penasaran.
"Nah dia nanya banyak banget Put, dia nanya tentang kamu secara detail, tanya makanan favorit kamu, tipe cowok kamu itu bagaiman, terus banyak deh," jawab Siska.
"Terus? kamu menjawab semuanya?" tanya Putri penasaran.
"Ya aku jawab sesuai apa yang aku ketahui aja sih," jawabnya.
"Ya Allah Sis ... ngapain sih kamu jawab, seharusnya gak perlu kamu kasih tau ke dia apa pun yang kamu ketahui tentang aku," tegur Putri merasa kecewa dengan sahabatnya itu.
"Ya maaf ya Put, aku rasa itu bukan privasi," jawab nya.
" Terus yang kasih nomor aku ke dia juga berarti kamu?" tanya Putri.
"He he ... iya Put, dia maksa banget, aku pikir-pikir sih kayak nya gak masalah kan, supaya kamu bisa kenal dia lebih dekat lagi," jawab Siska.
"Haduuh Siska, dia tanya apa lagi selain itu," tanya ulang Putri.
"Uuumb ... oh iya, dia nanya, kenapa kamu kok bisa bersikap dingin sama dia," jawab nya.
"Terus? Kamu jawab apa," ucapnya.
"He he ... maaf ya Put, aku ceritain ke dia tentang kamu yang dulu, kejadian yang pernah kamu alami 2 tahun lalu sehingga kamu bisa bersikap dingin sama dia," jelas Siska mulai merasa gak enak sama sahabat nya itu.
"Ya Allah Sis, kamu ceritain juga tentang kejadian itu, itukan udah privasi aku Sis, cukup kita aja yang tahu, sebenarnya apa sih yang membuat kamu bisa menceritakan semua nya ke dia, kamu kan tahu selama ini aku merahasiakan itu dan aku gak mau ada orang lain yang tau," ucapnya sedikit marah, karna merasa sangat kecewa dengan timdakan sahabatnya itu.
"Puut .." panggil Putri merasa bersalah.