Chereads / TWINS IN TROUBLE / Chapter 7 - Chapter 7

Chapter 7 - Chapter 7

Revan Berjalan menyusuri koridor menuju ke kantin untuk makan. Sesampainya remaja laki-laki itu di kantin dia melihat sudah penuh dan berfikir untuk makan di kelas saja. Revan berjalan masuk ke kantin dan diperhatikan oleh Rintan yang tengah makan bersama dengan pacarnya dan kedua sahabatnya serta Dion dan Raka.

"Cupu beli makanan tuh," ucap Devika pada Rintan dan membuat Rintan mengangkat kedua sudut bibirnya mengulas sebuah senyuman licik pada Revan.

"Nggak usah dipedulikan dan nggak perlu membully lagi. Kalian kayak kurang kerjaan aja membully anak orang," sahut Marklee pada Rintan dan Devika serta Winda.

"Kita nggak ngebully kok. Dia itu memang kayak pas kalau dibuat bahan ejekan," ucap Rintan dengan santai.

"Mulut kamu kayak cabe tetangga, pedes banget," sahut Raka pada Rintan.

Rintan hanya melirik Raka sekilas dan berdiri dari duduknya untuk menghampiri Revan yang tengah berdiri memesan makanan di kantin. Devika ikut berdiri dari duduknya dan pastinya untuk ikut membully Revan lagi.

Revan yang sudah akan menerima makanannya malah didorong oleh Rintan dan makanannya itu diterima oleh Rintan dan diberikan pada siswa lain yang baru datang. Marklee yang melihat hal itu dia tidak bisa tinggal diam.

"Kenapa kamu dorong aku? Aku punya salah sama kamu?" tanya Revan pada Rintan.

"Salah? Banyak," jawab Rintan pada Revan.

"Gara-gara kamu, aku dihukum sama pak Budi!" ujar tegas Rintan pada Revan.

Bukan kesalahan Revan, dia tidak salah dan tidak tau mengenai hal ini. Revan kemarin sudah menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh guru pada Rintan, Devika dan Winda.

"Aku tidak tau apa-apa tentang kamu yang

dihukum tadi," sahut Revan pada Rintan.

"Kamu telat karena kesalahan kamu sendiri! Kenapa malah menyalahkan Revan yang tidak tau apa-apa?" tanya Marklee pada Rintan dan saat ini dirinya tengah berdiri disamping Rintan.

"Tidak tau apa-apa? Nggak mungkin! Ngapain lo ke kantin segala? Palingan nggak punya uang dan lo hutang makanan kan disini?" tanya Rintan pada Revan dan tidak memperdulikan Marklee.

"Rintan udah!" sahut Marklee membentak Rintan untuk pertama kalinya dan langsung membuat Rintan terlonjak kaget karena bentakan dari Marklee.

Tidak hanya Rintan yang terlonjak kaget. Seluruh siswa-siswi yang mendengar itu langsung bergidik ngeri dan berjalan perlahan keluar kantin.

Rintan mengambil nafasnya dan kemudian membuangnya secara perlahan sebelum menjawab ucapan dari Marklee yang baru saja membentaknya.

"Gara-gara kamu belain dia, kamu bentak aku yang nggak salah Mark!" tegas Rintan pada Marklee dan membuat Marklee sedikit merasa bersalah karena spontan membentak gadisnya itu.

Winda hanya tersenyum tipis merasa senang karena Marklee membentak Rintan sebab mengatakan hal yang tidak pantas kepada Revan yang tidak mempunyai masalah apapun dengan Rintan.

"Aku bentak kamu, karena kamu keterlaluan. Maaf kalau buat kamu takut atau kaget," ucap Marklee dengan lembut pada Rintan.

"Ini semua gara-gara Revan! Kamu bikin aku sial hari ini!" tegas Rintan yang tetap menyalahkan Revan.

"Aku benar-benar tidak tau apa-apa Rintan," ucap Revan pada Rintan sembari menundukkan kepalanya.

"Kamu mendingan ambil makanan dan segera bayar habis itu langsung ke kelas. Jangan pedulikan Rintan," sahut Marklee pada Revan.

"Nggak bisa gitu dong," ucap Rintan tidak terima dengan apa yang dikatakan Marklee pada Revan.

"Bisa lah, kenapa nggak bisa? Si cupu ini nggak buat perkara sama kamu, kamunya aja yang suka buat anak orang tersiksa," sahut Dion pada Rintan.

"Nggak usah ikut campur!" ujar Devika pada Dion.

"Harus lah, Marklee aja ikut campur masa kita nggak? Iya kan Ka?" tanya Dion pada Raka dan dijawab anggukkan oleh Raka.

Revan kemudian buru-buru mengambil dan membayar makanannya dan kemudian berjalan keluar kantin menuju kelas dan tidak memperdulikan Rintan yang pasti bersumpah serapah mengeluarkan kata-kata buruk tentang dirinya.

Marklee pusing dan heran dengan Rintan kenapa suka sekali membuat hidup Revan menderita. Sering meminta Revan untuk mengerjakan semua tugas dan sering mengerjainya mulai dari mengempeskan kedua ban motor Revan dan mengotori seragam Revan dan masih banyak lagi.

"Sifat kamu sama Revan sudah keterlaluan Rintan," ujar Marklee mulai menuturi Rintan.

"Salahkan aku aja terus! Yang benar memang Revan!" sahut Rintan tegas pada Marklee dan kemudian dia berjalan melenggang pergi meninggalkan Marklee dan berjalan keluar kantin.

"Rintan susah banget dibilangin heran gue, anaknya Reni laknatnya Masya Allah," gerutu Raka sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan memperhatikan punggung gadis cantik itu yang mulai menjauh dan menghilang dari pandangannya.

"Gue sampai capek banget mengingatkan memarahi bahkan sampai membentak," ucap Marklee pada Dion dan Raka sembari mendudukkan dirinya di kursi.

"Pacar kamu mirip kayak mak lampir, jadi maklumlah," sahut Dion sembari terkekeh pada Marklee.

"Tapi kasihan juga kalau dihujat dan dibully si Revan anak pintar, baik dan ramah kepada semua orang," ujar Marklee pada Dion dan Raka.

"Benar banget."

Revan sekarang tengah berada di kelas dan makan makanannya. Namun saat dia mau minum botolnya diambil paksa oleh Rintan dan membuatnya sedikit terkena air dari botol itu.

"Kenapa kok sedikit? Harusnya banyak," ujar Rintan pada Revan sembari menyiramkan air itu ke wajah Revan membuat Revan kaget.

"Rintan!" sahut Winda pada Rintan yang dengan sengaja menyiram air tepat pada wajah Revan yang tengah diam makan.

"Kamu apa-apaan sih?! Dia diam, nggak bikin masalah sama kamu, kenapa selalu saja kamu bully seperti ini?" tanya Winda pada Rintan karena kasihan dengan Revan yang sekarang basah kuyup karena ulah jahat Rintan.

"Ini seru tau Nda, kamu harusnya ikut menyiramkan air ini ke wajah si cupu," jawab Devika dengan senyuman liciknya pada Revan.

Revan hanya diam dan menundukkan kepalanya tidak menatap wajah Rintan yang sekarang tengah tersenyum licik kearahnya.

"Yah... basah. Kasihan banget kamu Revan, nanti dikeringkan di kamar mandi ya," ucap Rintan pada Revan dan kemudian melempar botol air mineral itu ke lantai dan kemudian dirinya berjalan menuju keluar kelas meninggalkan Revan yang terdiam setelah dia bully.

Revan mengambil botol air minumnya yang tadi subuh ayahnya siapkan untuk dia bawa dan sekarang malah habis tidak dia minum sebab Rintan menyiramkan air ke wajahnya. Revan menghabiskan makanannya dan kemudian berjalan keluar kelas menuju ke kamar mandi untuk mengeringkan seragam bagian atasnya yang basah dan mengusap wajahnya yang basah kuyup.

Saat dia berjalan menyusuri koridor menuju ke kamar mandi, banyak siswa-siswi yang menertawakan dirinya dan ada juga yang kasihan memberikan tisu untuk dia mengeringkan seragam bagian atasnya yang tadi disiram air oleh Rintan.

Ada beberapa yang mencibir perlakuan jahat Rintan ke Revan dan ada juga yang ikut senang karena hal itu dijadikan tontonan oleh siswa-siswi yang juga suka membully Revan.

"Rintan keterlaluan banget sih, Revan padahal diam terus dan nggak pernah banyak bicara, tapi selalu saja dijahati sama Rintan," ucap salah satu siswi yang tengah membaca buku duduk didepan kelasnya memperhatikan Revan yang basah kuyup.

"Tapi aku biasa aja nggak kasihan sama Revan. Lagian si cupu itu juga asik kalau dibully," sahut siswi lainnya yang memperhatikan Revan dengan tatapan tidak sukanya itu.