"Aku hanya sebentar saja kemari, dan… asal kau tahu, Sunny yang memberikan kunci kamarmu padaku,"
"A… apa? Kau gila? Mana mungkin aku bisa mempercayaimu," elak Zava dengan berdiri sejajar dengan Richard.
Bukannya segan, tapi Richard malah semakin mendekat pada Zava, laki-laki berotot itu mencubit halus ujung dagu Zava.
"Hahaha .. kau bisa tanyakan langsung pada Sunny, sayang…." Jawab Richard dengan percaya diri.
Zava hanya membuang wajahnya, ia sangat geram, geram dan kesal pada adik iparnya, bagaimana tidak ia sudah ikut campur dalam privasinya.
"Awas kau!" Ancam Zava dengan serius.
"Lalu mau apa kau berlama-lama disini?" desak Zava yang mendekati tubuh besar juga tinggi Richard.
"Kau lupa? Bukankah kemarin kau menolak ku? Dan…"
"Konyol….! Pergi dari kamarku, sekarang juga!" tunjuk Zava pada pintu besar yang setengah terbuka.
"Kau tak bisa menolakku terus sayang,"
Richard tampak nekat, mendesak balik tubuh Zava,wanita yang mengenakan gaun anggun juga nan panjang itu tentu terlihat sedikit sulit mengelak.
"Lepas Richard, Lepas!" dorong Zava pada tubuh kekar Richard.
"Cukup 4 hari kemarin aku mengalah, tapi tidak dengan hari ini, apa kau lupa selama ini kau yang selalu menggoda ku, sampai akhirnya aku ketagihan."
"Hentikan Richard, tidak untuk hari ini, kau dengar!!"
Selangkah demi selangkah Richard maju, membuat wanita dihadapannya terus berjalan mundur, dan tubuh sexy Zava menghantam balik pintu, kini wanita itu tak bisa lagi mengelak, ia terdesak dengan dihimpit tubuh gagah Richard.
Tubuh keduanya tak berjarak, begitu juga dengan buah ranum milik Zava yang sudah menyembul, memperlihatkan pesonanya pada mata lapar seorang singa seperti Richard.
"Lepassss!"
____________
"Agh... mas, kau benar-benar perkasa," puji Sunny yang tampak kewalahan, ia masih berada dibawah Kungkungan tubuh gagah Reino suaminya.
Walau berat badannya hanya 44 kilogram, tapi Sunny wanita yang pasif dalam berhubungan intim itu lebih menyukai untuk berada di posisi bawah.
Bukan karena ia tak berhasrat pada sang suami, hanya saja memang untuk tingkat sexs, Sunny berada di golongan biasa saja.
Untung saja ia memiliki suami yang aktif, dan bisa mengajarkan dan memberikan banyak variasi gaya bercinta untuk keduanya.
"Kau benar-benar cantik, dan juga…." Puji Reino yang kembali mengecup bibir sexy Sunny.
Bibir yang dibalut lipstik pink muda itu kini terlihat memucat, karena sudah tentu hisapan dan gigitan Reino meninggalkan bekas, bekas cinta untuk sang istri.
"Agh…. Cukup mas," elak Sunny yang tak bisa menutupi rasa lelahnya.
Tubuh keduanya sudah basah dan lengket, keringat keduanya menyatu, juga aroma tubuhnya.
Tapi hasrat Reino masih saja menggebu, laki-laki yang memiliki gaya hidup sehat itu memang sangat perkasa, ia bisa bertahan sampai 3-5 ronde.
Tapi itu bertolak belakang dengan istri, yah… Sunny hanya mampu bertahan di ronde ke-dua. Itu berarti Reino harus menahan asanya.
Raut kecewa itu tampak membekas di wajah Reino, walaupun pria tampan itu berusaha tetap terlihat puas dan senang.
"Sayang….." panggil Sunny dengan nada lembut, melihat sang suami yang beranjak dari nakas lebih dulu, Reino tampak bergegas mengenakan pakaiannya, tanpa membilasnya lebih dulu.
Tapi seperti, mood Reino tak sebaik sebelumnya, ia hanya melirik sang istri, dan memilih keluar dari kamar.
"Mas, kemana?" tanya Sunny yang mencoba menyusul, walau wanita itu harus mengenakan selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang tanpa busana.
Krekkkk…
Langkah Sunny terlalu jauh untuk menyusul Reino,