Asap Latte menari di udara, ringan dan bebas, ku alihkan pandanganku ke luar jendela mengamati tunas tunas baru di pucuk pepohonan, mereka muncul seperti harapan, setelah musim dingin yang membekukan mereka, musim semi seolah memberi pembebasan dari belenggu kebekuan.
Apa aku juga akan seperti tunas tunas itu, terlepas dari kungkungan hubungan rumitku bak musim dingin yang beku, aku merindukan Dae,mengingat kembali semua yang pernah kami lalui, sejak kisah kami bermula, ia menjadi satu satu nya orang yang sangat menarik bagiku, setiap ucapannya, suaranya bahkan aromanya sangat menarik bagiku.
"Ra, hari ini mamah mau ke supermarket, sayuran kamu udah mau habis lho"
Suara ibu mengusik lamunanku.
"Iya mah, tapi Rara ga bisa antar, mamah bisa minta temenin Areta kan"
"Ga ahhh... Aku mau ikut ke penginapan kak Rara"
Sahut Areta sembari menuruni tangga, aku malas menanggapi
"Mamah bisa sendiri kok, jangan ganggu kak Rara kalau mau ikut"
Ujar ibu dari arah dapur