Zio tersenyum ketika Cyzarine menatapnya. Ia mengusap kepala istrinya dengan penuh kasih sayang dan cinta yang tulus.
"Benar. Anak kita. Kau dan aku. Mengerti?! Aku akan marah jika kau tidak menjaganya dengan baik."
Zio mengecup singkat pucuk kepala Cyzarine. Sebenarnya, pria itu pun tidak tega meninggalkan Cyzarine dalam keadaan sedang berbadan dua seperti sekarang ini.
"Aku berangkat sekarang."
"Tunggu, Zio!"
Cyzarine segera menarik tangan Zio agar pria itu tidak pergi begitu saja dari hadapannya.
"Ya, Darling?"
"Tidak bolehkah aku ikut bersamamu?!"
Zio menghela napasnya sambil memeluk Cyzarine..
"Cyza, kita sudah pernah membahas hal ini. Aku hanya menunda bulan madu kita, bukan membatalkannya. Oke?!"
Zio mengelus lembut rambut Cyzarine. Siapa yang tahu bahwa jauh di dasar hati pria itu tersimpan luka.
Maafkan aku, Cyza. Aku tidak mampu berkata jujur padamu. Bagaimana pun juga, aku tidak ingin menyusahkan mu.