"Hmm?"
Zio mendadak menghentikan sentuhannya karena tangan Cyzarine menjauhi tubuh pria itu.
Apakah Cyza tidak ingin melakukannya denganku? tanya Zio di dalam hatinya geram.
Jika dia belum menginginkannya, maka aku tidak bisa memaksa. Padahal bagian bawahku sudah mengeras dan ingin segera tersalurkan, lanjut Zio di dalam hatinya.
Cyzarine memalingkan wajahnya ke arah lain. Ia mencoba menciptakan ketenangan di dalam dirinya akibat ingatan malam kelamnya bersama Vyacheslav kembali muncul.
"Cyza, maafkan aku."
Zio bergegas bangun, lalu berjongkok di hadapan Cyzarine.
"Cyza, apakah kau tidak apa-apa?"
Zio merasa ada yang aneh dengan perubahan mimik wajah Cyzarine.
"Wajahmu memerah dan memucat. Apakah kau sakit?"
Baru saja Zio hendak memeriksa dahinya, tetapi tiba-tiba Cyzarine berteriak.
"Jangan sentuh aku!"
Cyzarine duduk di sofa memeluk lututnya yang bergetar. Melihat kondisi Cyzarine, pria berdarah Indonesia tersebut lantas paham dengan apa yang sedang terjadi.