Zio menghela napas panjang. Pandangannya yang kosong, kini terisi sosok Cyzarine yang sedang duduk termenung tanpa senyum.
"Seharusnya kau senang Cyza sudah mendapatkan donor darah.
"Ya, saya senang dia sudah mendapatkan donor darah yang sesuai."
Zio berkata dengan sangat hati-hati. Ia tidak ingin Irina yang sensitif salah paham padanya.
"Namun, mengapa yang saya lihat justru sebaliknya?"
Irina masih saja penasaran dengan apa yang ada di dalam benak Zio.
"Apakah saya harus memberitahumu apa yang saya pikirkan, Irina? Aku bukan Istri saya. Ingat itu!"
Zio berdiri, lalu pergi menjauh dari Irina. Melihat hal tersebut, tentu saja membuat Larisa ingin tahu apa yang terjadi di antara Irina dan Zio.
"Irina, apa yang terjadi?"
Larisa berjalan mendekati Irina yang masih berdiri memperhatikan kepergian Zio.
"Bukan apa-apa, Larisa."
**