Chereads / My Husband's Cool President / Chapter 12 - Bab 12

Chapter 12 - Bab 12

Vallery sampai di rumah pukul 2 siang, setelah membersihkan diri, ia merebahkan badannya di atas tempat tidur dan tak lama setelahnya ia terlelap.

Pukul 3 sore Kenzo keluar dari ruang kerjanya, ia berjalan ke kamar, namun saat melihat kamar yang di tempati oleh Vallery sedikit terbuka, ia menghentikan langkahnya, Kenzo mengintip disela-sela pintu kamar itu, di lihatnya Valle sedang terlelap.

Kenzo membuka perlahan pintu kamar itu tanpa menimbulkan suara sama sekali, Ken beejalan pelan masuk kedalam kamar, sampai ia berhenti tepat disisi tempat tidur, Ken memperhatikan wajah cantik alami milik Vallery tanpa riasan apapun.

Kenzo mendekatkan wajahnya perlahan menempelkan bibirnya diatas kening Vallery sambil memejamkan matanya seakan ia menuangkan kerinduan yang selama ini ia rasakan, cukup lama ia melakukan hal itu lalu memutuskan keluar dan kembali ke kamarnya beristirahat.

Pukul 5 sore Valle terbangun, ia pun membersihkan diri, setelah itu keluar menggunakan baju santai menuju dapur dengan rambut di gulung keatas dengan asal.

Valle mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan di masak, setelah selesai dengan masakannya dia menatanya di meja makan di bantu oleh Bi Lastri.

Vallery duduk di meja makan hendak makan malam, tapi dia mengurungkan niatnya karena dia tadi sudah berjanji akan bersikap seperti biasa lagi pada Kenzo, jadi ia memutuskan memanggil Kenzo untuk makan malam bersama.

Valle berjalan ke atas, menuju kamar Kenzo.

Tok tok tok.

Terdengar suara ketukan pintu, dan tak berapa lama Ken membuka pintu dengan wajah yang sudah fresh karena memang ia baru saja selesai mandi, ia cukup terkejut karena melihat Vallery ada di hadapannya.

"Ayo turun, kita makan malam bersama," ucap Vallery membuyarkan keterkejutan Kenzo.

Setelah berkata seperti itu Vallery langsung berlalu turun tanpa menunggu jawaban Ken,

Kenzo yang di ajak makan malam oleh Valle pun merasa senang karena sudah lama rasanya Valle tidak mengajaknya berbicara dan makan bersama.

Kenzo turun dan melihat Vallery sudah duduk di meja makan sedang menunggunya, Valle yang di tatap oleh Ken sedikit menunduk karena ia merasa tidak nyaman dan segera mengambilkan makan untuk Kenzo.

Ken duduk di sebelah Valle dan pandangan tak pernah lepas dari Vallery.

"Em, kenapa kau melihat ku seperti itu? apa ada yang salah dengan ku?" tanya Valle sambil memperhatikan penampilannya.

"Tidak, memang kenapa? ada larangannya tidak boleh melihat istri sendiri?"

Deg

'Istri katanya, ck bukankah selama ini dia menganggap ku tidak lebih dari sesuatu yang dia pelihara dan jika dia bosan akan membuangnya seperti sampah,' ucap Valle dalam hatinya.

Valle tidak menjawab pertanyaan Ken, ia lebih memilih melanjutkan niatnya mengambil makan untuk Ken, agar segera selesai dan pergi dari ruangan itu karena baginya terasa sesak karena ada Ken disana, walau ia mencoba bersikap biasa kepada Ken tetapi rasanya tetap ada yang berbeda dari sebelumnya.

Hatinya sudah terlanjur terluka, maka sulit bagi Valle untuk bersikap seperti sebelumnya, dia memang berkata sudah memaafkan Ken tapi dia belum bisa menerimanya begitu saja apa yang telah Ken katakan waktu itu.

Setelah selesai makan Valle hendak beranjak kembali ke kamarnya tetapi di cegah oleh Kenzo.

"Bisa kah kau menemani ku mengobrol sebentar?" tanya Kenzo.

Valle berhenti dan menoleh kearah Ken, sejenak ia menatap Kenzo dan kemudian dia hanya menganggukkan kepalanya, Valle berjalan ke ruang tv disusul oleh Kenzo.

"Valle, boleh aku bertanya sesuatu padamu?" tanya Ken.

"Bukankah itu sudah sebuah pertanyaan?" saut Valle.

"Aku serius," ujar Ken lagi.

"Iya, tanya saja, aku akan menjawabnya jika aku bisa," jawab Valle.

"Kau bekerja sebagai apa di perusahaan JB agency?" tanya Ken.

Valle mengerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan Kenzo.

'Apa dia tidak pernah melihat televisi dan majalah?' begitu pertanyaan yang ada di hati Valle.

"Nanti juga kau akan tau," jawab Valle kemudian.

"Maksud mu? jika kau tidak memberi tahu mana aku tahu Valle," saut Ken.

"Cepat atau lambat pasti kau akan tau," jawab Valle lagi.

Kenzo yang malas berdebat pun tidak bertanya lagi pada Valle, dia masih bingung akan pekerjaan Valle, bisa saja dia mencari tahu sebenarnya namun Ken ingin mendengar sendiri dari mulut Valle.

"Kenapa kau tidak bekerja di perusahaan ku saja?" tanya Ken lagi, walau ia sedikit kecewa karena Valle tidak menjawab pertanyaannya tadi.

"Tidak, aku sudah nyaman dengan pekerjaan ku saat ini," jawab Vallery.

"Valle, bisakah kita perbaiki hubungan kita mulai sekarang? aku ingin membuka lembaran baru bersama mu, aku ingin mencoba untuk mencintai mu, dan menerima mu sebagai istri ku seutuhnya," ucap Ken dengan serius.

Mendengar hal itu, Valle menatap Kenzo sekan tidak percaya dengan apa yang ia dengar baru saja.

"Apa kau yakin akan memulai semuanya dari awal bersama ku?" tanya Valle mencoba memastikan apa yang ia dengar.

"Iya aku yakin, aku akan belajar mencintai mu sebagai istri ku, aku harap kau bisa lebih bersabar untuk itu," ucap Ken serius.

Ken meraih tangan Valle dan menatap kedalam mata wanita cantik itu.

" Aku tidak tau apa yang aku rasakan saat ini, Valle, tapi aku benar-benar merasa Kehilangan mu 1 bulan terakhir ini, ada rasa tidak nyaman saat kau menjauh dari ku, Valle, maukah kau bersabar dan memulai semuanya dari awal bersama ku?" ucap Kenzo.

Valle tidak menyangka Ken bisa berbicara seperti itu padanya, ada rasa bahagia yang sangat besar ia rasakan, namun Valle mencoba mengendalikan dirinya agar ia tidak terjatuh lagi dalam sakit yang pernah ia rasakan.

Namun ia akan tetap memberi kesempatan pada hubungan mereka, bagaimanapun dia sudah mencintai Kenzo.

"Aku akan belajar bersabar biarpun kau tidak mencintai ku setidaknya jangan menyakiti perasaan ku Ken," ucap Valle kemudian.

"Baiklah aku berjanji, tapi kau juga harus berjanji akan saling terbuka dan tidak menyembunyikan apapun," ujar Ken.

"Akan aku coba," jawab Valle.

"Bisakah kau pindah ke kamar kita? aku sangat kesepian," ucap Ken dengan wajah memelas.

Valle melirik ke arah Ken dan kemudian mengangguk mengiyakan perkataan Ken.

Namun Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menekan perasaannya pada ken agar tidak semakin dalam setidaknya sampai Ken benar-benar mencintainya, jika Ken masih tidak mencintai dirinya setidaknya ia sudah menjalani pernikahan yang tinggal beberapa bulan lagi dengan menjadi istri yang baik untuk Kenzo.

Kenzo yang mendapat persetujuan Valle pun merasa sangat senang, mereka berjalan bersama masuk ke dalam kamar mereka.

Pagi hari Valle menyiapkan sarapan untuk Ken, setelah itu dia akan bersiap ke kantor karena akan ada pemotretan bersama Arjuna nanti, setelah itu dia akan ke perusahaan menemui Kaira membahas misi yang diberikan oleh Paman Mike.

Di kamar dia melihat Kenzo yang sudah siap dengan pakaian kerjanya.

"Aku tunggu di meja makan," ujar Ken, Valle hanya mengangguk saja dan berjalan ke ruang ganti mengganti pakaiannya.

Valle memakai dress warna putih bawahan hijau casual dengan makeup tipis yang menambah kecantikannya.

Kenzo yang melihat Valle begitu cantik pagi itu dimatanya hanya bisa menatap Valle dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Bahkan hanya dengan penampilannya yang sederhana pun dia sangat cantik," gumam Ken dalam hatinya.

Valle duduk di hadapan Ken dan sarapan bersama dengan suaminya itu.

"Apa kau akan ke JB agency Valle?" tanya Kenzo.

"Ya," jawab Vallery.

"Biarkan aku mengantar mu," ujar Kenzo.

"Tidak perlu Ken, aku bawa mobil sendiri saja, lagian ini kan hari Senin, kau pasti akan sangat sibuk," jawab Valle.

"Tidak jika itu untuk mu," jawab Ken serius.

Vallery tersenyum tipis ke arah Kenzo "tidak usah, nanti kau repot jika harus mengantar ku, kita juga tidak searah kan?" jawab Valle yang memang benar tidak ingin merepotkan Ken, juga dia tidak ingin nantinya akan terbiasa dengan hal itu.

Kenzo tidak bisa bicara lagi, dia juga tidak ingin memaksa Vallery dan membuatnya tidak nyaman.

"Baiklah, hati-hati dijalan," ujar Ken walau ia sedikit kecewa akan penolakan Valle.

Setelah itu, mereka pergi ke kantor masing-masing, sampai di kantor Kenzo akan masuk keruangannya tidak sengaja dia melihat majalah di atas meja sekertarisnya dengan foto sampul seseorang yang dia kenal, bahkan sangat-sangat ia kenal.

"Net bisa saya pinjam ini sebentar?" tanya Ken sambil menunjuk pada majalah yang ada di atas meja Neta sekertarisnya.

"Iya Tuan silahkan, dia adalah model wanita tercantik saat ini yang sedang melejit tuan, bahkan dari gosip yang beredar dia sangat terkenal di berbagai negara terutama di London," ucap Neta panjang lebar menjelaskan dengan antusias karena dia salah satu fans dari gadis model yang ada di majalah itu.

"Baik, saya bawa dulu," ucap Kenzo sambil berlalu ke ruangannya sendiri tanpa memperdulikan Neta yang masih antusias menceritakan tentang gadis yang ada di majalah itu.

"Sepertinya tuan tertarik deh dengan nona Vallery," gumam neta sambil berpikir keras.

Di dalam ruangan, Kenzo duduk di kursi kebesarannya dan menatap sampul majalah itu dengan tatapan menahan sesuatu yang bergejolak dihatinya, entah cemburu atau lebih rasa kecewa pada Valle karena tidak memberi tahu tentang pekerjaannya.

Benar apa yang Valle katakan jika ia akan mengetahuinya cepat atau lambat, tidak ada yang salah dengan pekerjaan Valle, namun ntah lah ada rasa yang sulit Kenzo jelaskan.

Bagaimana tidak, Valle terlihat sangat cantik disitu, dengan seorang pria yang dia tahu memang model terkenal sekaligus yang katanya sahabat Valle, Arjuna.

Derren membuka majalah itu dan mendapati foto Valle yang sedikit sexi dan cantik sekali, Ken meremas majalah itu dan melemparkannya ke sembarang arah, dia benar-benar marah, dan di kuasai rasa cemburu, tentu saja dia tidak ingin tubuh Valle terekspos dan dilihat banyak orang.

Ken menyalakan televisi dan melihat iklan yang dibintangi Vallery dan Arjuna, lalu dia melemparkan remote tv hingga remuk sampai tak berbentuk.

Jordan yang baru saja masuk melihat keadaan Ken tidak habis fikir apa yang dilakukan bos sekaligus sahabatnya itu hingga ruang kerja nya sudah seperti kapal pecah.

"Ada apa dengan mu Ken?" tanya Jordan.

"Kau lihat itu!" tunjuk Ken pada televisi dan majalah yang di lemparkan nya tadi.

Sama dengan Ken, Jordan pun sama terkejutnya dengan Kenzo.

Bersambung