Chereads / My Husband's Cool President / Chapter 16 - Bab 16

Chapter 16 - Bab 16

Hari ini Kenzo merencanakan makan malam romantis bersama dengan Vallery, dia menyuruh Jordan menyiapkan segala sesuatu untuk kejutan malam ini, karena ini akhir pekan Kenzo pulang lebih awal ke rumahnya.

"Valle, tidak usah memasak untuk makan malam, nanti kita akan makan di luar," ucap Ken pada Valle.

"Baiklah Ken," jawab Valle.

Tepat pukul tujuh malam Vallery sudah bersiap begitu juga dengan Kenzo, mereka terlihat sangat menawan, Kemzo terkesima dengan penampilan Vallery malam ini, karena ia benar benar terlihat sangat cantik, sangat serasi dengan Kenzo yang terlihat sangat tampan.

Malam ini Vallery berniat mengungkapkan perasaan nya pada Kenzo, begitu pun dengan Ken, sekalian juga Valle hendak ijin untuk pergi ke luar negeri untuk beberapa waktu karena urusan yang di serahkan Paman Mike padanya.

"Kau sudah siap?" tanya Ken mengulurkan tangannya ke Vallery, dengan senyum tipis Vallery menyambutnya dengan senang hati, dan menganggukan kepalanya bahwa dia sudah siap.

Hari ini Vallery merasa begitu gugup namun dia juga bahagia.

Mereka sampai di restoran mewah yang sudah disulap menjadi begitu indah, biarpun Ken tidak membooking seluruh restoran tapi dia memesan tempat khusus untuk acaranya bersama Vallery, bukan dia tidak mau membooking seluruh restoran, hanya saja dia ingin seluruh orang yang ada disitu menyaksikan moment indah saat dia mengungkapkan perasaannya 0ada Vallery.

Saat mereka memasuki restoran tersebut, semua mata tertuju pada mereka, karena memang mereka begitu tampak serasi, banyak yang mengagumi sosok pasangan yang sangat mempesona itu.

Mereka duduk di meja yang sudah disiapkan oleh pihak restoran, dan tak lama beberapa orang pelayan datang membawa berbagai macam hidangan yang sudah dipesan sebelumnya oleh Kenzo.

"Kenapa banyak sekali ken, siapa yang akan menghabiskan semua ini? jika tidak habis kan mubajir," ujar Vallery.

"Kita," jawabnya singkat sambil memandang Valle yang begitu cantik.

Valle yang merasa diperhatikan pun menjadi salah tingkah.

"Kenapa melihatku seperti itu?" omelnya sambil menundukkan kepala.

"Kau begitu cantik malam ini sayang," ujar Ken menatap Valle dengan tatapan yang sulit di artikan.

Valle tersipu malu mendengar pujian Kenzo, pipinya memerah seperti kepiting rebus,

Ken yang melihat itu pun menggeleng kepala tersenyum geli melihat tingkah lucu istrinya itu.

"Ayo makan sayang," Kenzo kemudian memberikan potongan daging yang sudah ia potong menjadi kecil kecil agar Vallery mudah memakannya.

Valle yang mendapat perhatian kecil seperti itupun mampu membuat ia bahagia, Valle semakin yakin memantapkan hatinya untuk Kenzo.

"Terima kasih Ken," ucapnya tersenyum pada Kenzo.

"Hmm," jawab Ken sambil tersenyum.

Mereka berdua menikmati makanan sambil bersenda gurau, terlihat wajah kebahagiaan dari wajah dua orang pasutri itu.

"Ken ada yang ingin aku sampaikan,"

"Valle ada yang ingin aku sampaikan,"

Ucap mereka bersamaan, dan mereka pun tertawa bersama karena kekonyolan itu.

"Kamu duluan," ucap Valle.

"Tidak kau saja," jawab Ken.

"Kau saja dulu," saut Valle.

"Baiklah," ucap Ken.

Kenzo berdehem menetralkan suaranya,

"Valle, kita sudah setengah tahun ini bersama, aku tidak tau memulainya dari mana yang aku tau sekarang aku merasa ......"

"Ken!" seru org tersebut.

Belum sempat Kenzo menyelesaikan ucapannya seorang wanita cantik yang sepertinya tengah mengandung memanggil Kenzo dan berlari memeluk Kenzo dengan erat.

Kenzo diam mematung saat mendapat perlakuan seperti itu, rasanya ia begitu terkejut melihat seseorang tiba-tiba datang memeluknya, tak berapa lama ia tersadar dan segera melepaskan pelukan wanita tersebut.

Vallery yang melihat itu tanpa sadar ia merasakan sesak yang teramat di dadanya, bahkan untuk berkata satu kata pun ia terasa sulit, Vallery hanya bisa diam melihat pemandangan yang menyayat di hadapannya itu.

"Kau, kenapa kau bisa disini?" tanya Kenzo benar-benar tidak habis pikir.

"Aku sudah mencarimu kemana-mana, ke kantormu dan juga ke apartemen mu tapi aku tidak menemukanmu Ken, aku benar-benar sangat merindukanmu," kata wanita itu sambil bermanja-manja di lengan Kenzo, namun dengan segera Ken menepis tangan wanita itu.

"Untuk apa kau mencariku?" tanya Kenzo.

"Aku hamil Ken, kau harus segera menikahiku," ujar wanita itu sambil meraih tangan Kenzo.

Deg

Bak tersambar petir di siang bolong, sakit, tentu saja itu yang Vallery rasakan saat ini, hati Vallery benar-benar hancur sekarang, harapannya, perjuangan nya, cinta yang bahkan baru dia rasakan dan bahkan belum ia mulai sudah harus hancur begitu saja.

Tetapi Vallery tetap bertahan agar ia tidak menangis disana.

Bukan hanya Vallery, Kenzo pun merasa bahwa dunianya akan hancur saat ini, ia melihat kearah Vallery yang juga sedang menatapnya dengan tatapan nanar, mata Vallery memerah karena menahan semua rasa yang ia pendam saat ini.

Namun dalam gelapnya mata Vallery ia masih bisa tersenyum pahit sambil menatap kedalam mata Ken, dia bisa, dia wanita yang kuat.

Kenzo menggelengkan kepalanya seolah ingin mengatakan bahwa semua ini tidaklah benar, dan Vallery tentu saja berharap hal yang sama.

"Tidak, aku tidak bisa, dan ini tidak mungkin, aku sudah menikah dan dia adalah istriku!" tegas Ken sambil meraih tangan Vallery.

"Tapi aku mengandung anakmu Ken, dan kau harus bertanggung jawab!" seru wanita itu.

"Apa kau yakin itu anak ku?" tanya Kenzo dengan tatapan sinis.

"Apa maksudmu hah! kau meragukan anak mu sendiri?" teriak Nadya menangis histeris.

Ya dia Nadya mantan kekasih Ken sebelum Sheila dan mereka bertemu saat Ken keluar kota beberapa bulan lalu.

"Cukup!" tegas Vallery.

"Apa yang kalian katakan? tidakkah kalian malu menjadi tontonan seperti ini, hah!" ucap Vallery melihat sekeliling sambil menggelengkan kepalanya, walau hatinya begitu sakit tetapi dia masih memikirkan reputasi suaminya disana.

"Sayang.." belum sempat Ken menyelesaikan perkataannya Vallery sudah lebih dulu memotong perkataan Kenzo.

"Cukup Ken! kau bisa jelaskan padaku nanti, tapi tidak disini tempatnya! dan kau," Vallery beralih menatap Nadya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Harusnya kau berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan semua ini, terlepas apa yang sudah kalian lakukan, setidaknya jangan buat masalah seperti ini dan menjadi tontonan banyak orang, ck, benar-benar memalukan," setelah berkata seperti itu Vallery ingin beranjak pergi dari sana.

"Aku tunggu penjelasan darimu Ken, apapun itu aku akan menerimanya, sebaiknya kalian bicarakan dulu hal ini, temui aku jika kau sudah siap," Valle hendak melangkahkan kakinya namun Ken mencegah tangan Valle.

"Dan ya, aku tidak akan kemanapun apapun sampai ada bukti-bukti kebenaran tentang semua ini, dan jika benar apa yang dia katakan, sebagai lelaki sebaiknya kau pertanggung-jawabkan perbuatan mu Ken," setelah berbicara seperti itu Valle menepis lembut tangan Ken dari tangannya dan hendak pergi dari restoran tersebut namun lagi-lagi Kenzo menahannya.

"Tidak sayang, aku tidak mungkin menikahinya, aku sangat mencintaimu," seru Kenzo namun sayang apa yang dia katakan saat ini sia-sia.

Vallery yang mendengar hal itu hanya bisa tersenyum miris, andai saja apa yang Ken mengatakan hal itu tidak dalam kondisi seperti ini, mungkin dia akan menjadi wanita yang paling bahagia saat ini, tapi semua itu tidak ada gunanya sekarang.

"Maaf Ken, jika itu benar kau harus mempertanggung jawabkannya, anak itu tidak bersalah, dia membutuhkan orang tuanya, menikahlah dengannya jika itu benar, sungguh aku tidak apa, aku benar-benar tidak apa, aku akan tetap baik-baik saja," ucap Vallery sambil tersenyum dalam kepahitan dan hal itu semakin menyayat hati Kenzo,

dia tidak pernah menyangka hal seperti ini akan terjadi.

"Kau dengar itu Ken dia saja tidak masalah," ucap Nadya dengan angkuh dan tidak tahu malu, dan langsung mendapat tatapan tajam dari Kenzo.

"Tidak Valle, apa yang kau katakan, aku sudah mencintai mu, kau harus tau itu sayang," seru Kenzo.

"Tapi aku tidak mencintaimu," ucap Valle menahan tangisnya.

"Tatap mata ku Valle dan bilang kalau kau tidak mencintai ku!" seru Ken menarik dagu Vallery agar menatap dirinya.

Namun Vallery langsung memalingkan wajahnya agar tidak bertemu dengan mata Kenzo.

"Kenapa huh? kenapa kau tidak mau menatap ku?" tanya Kenzo.

Vallry perlahan menguatkan hatinya menatap Kenzo.

"AKU TIDAK MENCINTAI MU!" ucap Vallery penuh tekanan.

Perlahan Kenzo melepaskan tangannya dari dagu Vallery dan menatapnya dengan nanar.

"Baiklah jika begitu," dia berpaling menatap Nadya, "aku akan menikahi mu Nadya," ucap Kenzo dan berlalu meninggalkan Vallery sendiri disana, Nadya pun pergi mengejar Kenzo keluar dari restoran itu.

Seketika pertahanan yang Vallery bangun sejak tadi runtuh seketika, tubuhnya luruh di lantai, dan air matanya mengalir deras begitu saja, sadar jika dia menjadi pusat perhatian para tamu restoran itu, dia pun segera menghapus air matanya dan beranjak pergi dari restoran tersebut.

Saat ini Vallery sedang duduk di bangku taman memikirkan hal yang baru saja terjadi padanya.

'Kenapa Ken? disaat aku mulai mencintaimu kau hancurkan hati ini begitu saja, bahkan disaat kita belum memulainya' lirih Vallery sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya.

Mungkin dia terlalu egois dengan mengatakan jika dia tidak mencintai Ken, tapi dia juga tidak bisa egois melihat bayi yang bahkan belum lahir tumbuh tanpa sosok seorang ayah, memang belum ada bukti untuk itu, tetapi mungkin ini yang terbaik untuk mereka saat ini, walau dia dan mungkin Kenzo yang akan menanggung rasa sakitnya.

Bersambung