Kyosuke menarik napas dalam-dalam. Kyosuke tidak boleh mundur lagi, sudah telanjur turun juga. Kyosuke melanjutkan langkah, langsung menghampiri tiga ibu-ibu itu.
Belum satu meter jaraknya dan tangga, langkah Kyosuke terhenti paksa oleh pelukan erat yang Arka berikan. Kyosuke tersentak, gelagapan melepas lengan Arka di sekeliling bahu.
Kyosuke takut jika Rini akan salah paham. Bisa saja Rini menganggap Kyosuke penyuka sesama jenis, mengingat sikap Arka yang sok dekat. Masa belum memulai, sudah gugur dulu? Tidak lucu! batin Kyosuke.
Bibir Arka mengerucut dengan balasan sepupu paling dia sayang. Iya, dari pada Kensuke, Arka memang lebih menyayangi Kyosuke. Karena baginya, Kyosuke terlalu liar dan butuh pengawasan dan perlindungan lebih besar agar tidak jatuh ke jalan yang tidak benar.
Arka tak pernah terlalu mengkhawatirkan Kensuke. Arka percaya, seberat apa pun masalah yang Kensuke hadapi, si sulung itu pasti mampu menghadapi. Namun, jika Kyosuke mengalami masalah, Arka akan lebih khawatir. Masalah yang dihadapi Kyosuke selalu masalah yang sangat rumit, seperti saat perkelahiannya dengan pelajar dari sekolahan lain.
Jadi, Arka akan mengawasi Kyosuke lebih ketat daripada Kensuke. Dua remaja itu, sejak kecil tidak dijaga oleh ayah mereka. Itulah salah satu alasan yang membuat Arka ingin menjadi saudara mereka, dan selalu melindungi dua remaja tampan itu.
"Ada apa denganmu, Kyo?"
Kyosuke memaksakan diri untuk tersenyum. Namu, ia tidak mau menatap mata Arka yang masih terlihat menghakimi itu.
Setelah beberapa saat, Arka menyerah untuk tidak lagi mendesak Kyosuke untuk bercerita. Arka tahu benar jika remaja yang ia anggap adik itu sedang tidak nyaman saat ini.
Arka mengusak puncak kepala Kyosuke, menggenggam kelingking bungsu Nyonya Kenkyo dan menariknya supaya bergabung dengan yang lainnya.
Kyosuke mengembuskan napas kasar dan terpaksa menurut. Dia juga sudah terlanjur terlihat oleh semuanya. Tidak mungkin Kyosuke kabur kembali ke kamarnya. Lagipula, ibunya juga pasti akan memaksa Kyosuke untuk bergabung dengan mereka semua.
"Nah, Rin, kau sudah kenal adikku yang tampan ini, 'kan?" tanya Arka sambil mengacak poni rambut Kyosuke. Terlihat benar dia begitu memanjakan tetangga yang sudah dianggapnya sebagai adik itu.
Ibunya Rini menyenggol lengan putrinya, menyadarkan. Rini menjeda diskusi seru dengan Kensuke sejak tadi, memiringkan kepala bingung. Dia tahu jika remaja yang wajahnya serupa dengan Kensuke itu adalah adik kembarnya Kensuke, tapi tak ingat namanya atau memang dia tak pernah diberi tahu nama remaja duplikat Kensuke itu siapa. "Hm ...."
"Ingat nggak, hah? Ham hem terus!" Arka bersungut. Tak terima dia ada orang yang melupakan seorang remaja tampan bernama Kyosuke, adiknya, itu.
Kensuke bertidak cepat dan menepuk lengan Rini secara pelan. Lalu berbisik, "Namanya Kyosuke."
Kyosuke yang jelas melihat adegan mesra itu makin pundung. Kesalnya bagai mencapai ubun-ubun. Mendahului Rini, dia memperkenalkan diri. Akan Kensuke buktikan mulai sekarang dia tak butuh bantuan orang lain lagi. Dia akan mandiri!
Menekan dadanya yang berdegup, Kyosuke lalu mengulurkan tangan.
"Hai, aku Kyosuke. Salam kenal, Rin."
To be continued ....