Pandangan Arka mengedar ke seluruh penjuru. Arka melihat ke arah sulung dari keluarga Takahashi ini. "Kyo di mana, Ken?"
Untuk kedua kalinya sehari ini, Kensuke mengangkat bahu.
"Kyo berada di kandang kambing milik tetangga mungkin. Sejak tadi pagi, tingkah Kyo menjadi aneh. Dia tidak mau berbicara padaku, sekaligus tidak mau berada di dekatku. Aku tidak tahu apa salahku, Bang. Kyo selalu bersikap seperti itu tanpa memberitahu apa yang sebenarnya Kyo inginkan."
Sementara itu, remaja yang diperbincangkan sedang menatap bayangannya di cermin, seukuran badan. Kyosuke memasang wajah dingin khas Kensuke. Ia juga menajamkan pandangan.
Kyosuke tahu bahwa hanya hal-hal kecil yang membedakannya dengan sang kakak selain tingkah dan sifat berbanding terbalik. Meneliti, Kyosuke mulai mengerti mengapa Kensuke lebih banyak memiliki teman daripada dia.
Baiklah, dari segi prilaku saja, Kensuke jauh lebih baik daripada Kyosuke. Kensuke merupakan siswa teladan, sedangkan Kyosuke adalah murid nakal yang sering keluar masuk ruang BP. Bahkan, Kyosuke sudah di cap sebagai preman sekolah. Itu perbedaan paling signifikan di antara mereka berdua.
Lalu, Kensuke punya tahi lalat di sudut mata, menambah kadar manis meski dia selalu bersikap cool, rambutnya selalu pendek yang mana terlihat gagah ketika memakai topi sekolah. Kensuke juga menjadi murid yang mendapatkan peringkat 20 besar setiap ujian. Kensuke juga memiliki hati yang kuat meski fisiknya lebih lemah, sering terserang flu dan demam. Oleh karena itulah, Kyosuke yang lebih suka berkelahi daripada Kensuke.
Kensuke adalah pemuda yang hebat. Kensuke yang membuat orang-orang berdecap kagum. Sementara Kyosuke?
Kyosuke menghela napas panjang. Ia mengingat jika banyak orang yang menjulukinya sebagai pembuat onar. Pantas saja gadis yang dia sukai—untuk pertama kali—dapat santai dekat dengan Kensuke.
Ternyata ... dibanding kakak kembarnya, Kyosuke bukanlah sesuatu yang istimewa.
Kyosuke menarik kasar Hoodie berwarna biru tua, hasil belanja dengan uang tabungan selama sebulan, mengenakan Hoodie itu untuk menutupi kaos lengan pendek putih polos.
Setengah ragu, Kyosuke memutuskan untuk turun ketika mendengar suara Rini menyahut pertanyaan umum ibunya.
Di tangga paling akhir, Kyosuke melihat Arka merangkul bahu Rini, berbincang hangat sambil membawa remaja imut itu menuju arah Kensuke, yang menguap malas. Melihat situasi itu, Kyosuke menjadi enggan untuk bergabung dengan mereka. Rasanya ... ada tidak adanya Kyosuke sangat tidak berpengaruh bagi mereka.
Kyosuke menarik napas dalam-dalam. Kyosuke tidak boleh mundur lagi, sudah telanjur turun juga. Kyosuke melanjutkan langkah, langsung menghampiri tiga ibu-ibu itu.
Belum satu meter jaraknya dan tangga, langkah Kyosuke terhenti paksa oleh pelukan erat yang Arka berikan. Kyosuke tersentak, gelagapan melepas lengan Arka di sekeliling bahu.
Kyosuke takut jika Rini akan salah paham. Bisa saja Rini menganggap Kyosuke penyuka sesama jenis, mengingat sikap Arka yang sok dekat. Masa belum memulai, sudah gugur dulu? Tidak lucu! batin Kyosuke.
Bibir Arka mengerucut dengan balasan sepupu paling dia sayang. Iya, dari pada Kensuke, Arka memang lebih menyayangi Kyosuke. Karena baginya, Kyosuke terlalu liar dan butuh pengawasan dan perlindungan lebih besar agar tidak jatuh ke jalan yang tidak benar.
Arka tak pernah terlalu mengkhawatirkan Kensuke. Arka percaya, seberat apa pun masalah yang Kensuke hadapi, si sulung itu pasti mampu menghadapi. Namun, jika Kyosuke mengalami masalah, Arka akan lebih khawatir. Masalah yang dihadapi Kyosuke selalu masalah yang sangat rumit, seperti saat perkelahiannya dengan pelajar dari sekolahan lain.
Jadi, Arka akan mengawasi Kyosuke lebih ketat daripada Kensuke. Dua remaja itu, sejak kecil tidak dijaga oleh ayah mereka. Itulah salah satu alasan yang membuat Arka ingin menjadi saudara mereka, dan selalu melindungi dua remaja tampan itu.
"Ada apa denganmu, Kyo?"
To be continued ....