Chereads / Apologize To Love / Chapter 20 - Masih Marah

Chapter 20 - Masih Marah

"Oh? Jadi, hanya gara-gara itu, Kyo? Duh, begini ya, Kyo ... harusnya kamu kenalan sendiri lah! Atau jangan-jangan kamu takut jika Rini tidak menanggapi semanis dia menjawab semua kalimatku, 'kan?" goda Kensuke, semakin menjadi.

"Sialan kau, Ken!!" Kyosuke mencengkeram kerah baju Kensuke, matanya melotot. Namun dibanding tatapan tajam Kensuke, aksi marahnya tak ada apa-apanya.

Sekarang saja kembaran Kyosuke itu malah santai asyik bersiul. Ancaman dari Kyosuke sama sekali tidak berpengaruh pada Kensuke kapan pun.

Brak!!

Suara berdebam mengalihkan mereka.

Kenkyo berkacak pinggang, rahangnya mengeras dan mereka berdua yakin hukuman kejam segera tiba. Tanpa Kenkyo harus mendekat, Kensuke serta Kyosuke menghampiri dia sambil menunduk takut.

Tangannya Kenkyo terangkat—tampak begitu mengancam—lantas menjewer kuat telinga kedua anak bandelnya itu.

"Berantem gara-gara cewek, huh?! Kekanakan! Peras semua cucian di belakang! Se-mu-a! Termasuk selimut kalian yang bau apek itu! Lalu, cuci semua piring kotor di dapur! Sekarang!" perintah mutlak sang ibu yang tidak dapat ditolak oleh si kembar.

***

Kensuke melempar kaos terakhir bagiannya ke ember, memasukkan dua tangan dalam air bekas cucian kemudian sengaja menciprat-ciprat ke arah Kyosuke, membuat wajah serta rambut adiknya basah.

"Rasakan! Ini balasan cekikan kau. Enak? Mau lagi?" Ia tertawa mengakak.

Kyosuke turut melempar baju terakhir. Tak seperti kakaknya, dia memilih mengambil segayung dan sedetik kemudian menyiram kepala Kensuke secara kejam.

"Sukurin!"

"KENSUKE, KYOSUKE! SEKALIAN SAJA KALIAN MANDI DI SUMUR KALAU MASIH RIBUT!"

"Ampun, Okaa-san ...."

***

"Selamat malam, Tante Kenkyo dan Kembar Gaduh. Abang ganteng datang nih."

Rinata menggeplak kepala putra satu-satunya itu. Malu benar malam-malam menumpang makan tempat orang asing meski sudah dianggap sebagai saudara, tapi kelakuan anak malah tak berakhlak. Maklum saja, Kenkyo bukan asli orang Indonesia sini. Jadi, dia tidak punya sanak saudara di sini. Para tetangga banyak yang bersimpati dan menganggapnya sebagai saudara. Ya, salah satunya adalah Rinata yang sudah menganggap Kenkyo sebagai adik.

Oleh karena itu, si Arka sudah seperti sepupu bagi si kembar Ken dan Kyo. Mereka bertiga sejak kecil selalu bermain bersama. Bahkan, Kensuke sering bersikap manja pada Arka. Dia tidak memiliki sosok ayah selama ini, jadi dia sangat senang diperhatikan oleh para tetangganya.

Rinata terkadang malu pada sikap anaknya sendiri. Bagaimana jika ada tetangga lewat terus besoknya bergosip macam-macam? Repot!

"Tahan narsismu, Bang!"

Arka mengaduh, mengusap-usap kepala bagian belakang. Mana bisa dia menahan rasa percaya diri? Lagian Arka bukan narsis, kenyataan mengatakan dia memang tampan sejak lahir. Banyak kok cewek-cewek beranggapan demikian. Mamanya saja yang berpikiran negatif. Dia memasang ekspresi cemberut. Lihat saja, kalau nanti bertemu Tante Kenkyo bakal dia adukan perlakuan semena-mena mamanya.

"Selamat datang, Kak Rinata, Arka. Ayo masuk, sebentar lagi keluarga Mira datang katanya." Kenkyo menyambut ramah, mengundang tamu yang masih satu wilayah di komplek ini untuk masuk rumah.

Arka mencium punggung tangan Kenkyo. Ini sudah kebiasaan. Dan Kenkyo bahkan sudah nyaman dengan kebiasaan ini. Bahkan Kenkyo juga menyuruh anak-anaknya bersikap seperti warga Indonesia yang baik. Si kembar Ken dan Kyo bahkan tidak pernah berojigi pada orang yang lebih tua, seperti kebiasaan orang Jepang. Mereka selalu menjabat tangan dan mencium punggung tangan orang yang lebih tua.

Arka tersenyum pada Kenkyo, lalu berteriak mencari si kembar tampan yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri. Meski awalnya sikap Arka baik pada Ken dan Kyo karena rasa kasihan tidak memiliki ayah, tapi semakin dewasa rasa sayang Arka tulus pada para remaja yang dianggapnya sebagai adik itu.

"Maafkan kelakuan Anak Badung itu, ya?" Rinata meringis malu.

Mengibas tangan, Kenkyo memberi gestur tak masalah akan hal tersebut. Dia paham betul kelakuan anak tetangganya itu kadang memang agak tak waras. Dia mengiring Rinata ke dapur, membiarkan Arka merecoki Kensuke yang tengah main PlayStation sendirian di ruang tamu.

"Malam, adikku yang paling galak. Lagi apa kamu, eum?" sapa Arka sok imut. Sebelah lengan dia jadikan menompang dagu dengan posisi tubuh berlulut samping sofa tunggal yang Kensuke tempati.

"Buta ya, Bang?"

To be continued ....