Felicia menerawang melewati kaca mobil yang di tumpanginya, di luar hujan deras, gadis itu tidak habis pikir bagaimana bisa air turun dari langit di saat musim kemarau seperti sekarang.
Namun bukan itu yang terpenting, Bintang, gadis ceria dengan segala omelan dan umpatannya, dan Juna pemuda baik hati dengan selera humor rendah namun paling bisa diandalkan, keduanya telah tiada, bahkan Felicia melihatnya sendiri, saat di mana Profesor Alan dan Dokter Regina melepaskan tembakan dan tepat mengenai kepala masing-masing dari teman-temannya itu.
Mengingat itu, hati Felicia berdenyut nyeri, tatapan nyalang yang di lontarkan Dokter Regina saat itu, berbeda jauh dengan tatapan hangat yang biasa di dapatnya. Dan, manik coklat Profesor Alan yang biasanya sarat akan kehangatan, entah kenapa berubah menjadi sorot dingin hingga seakan-akan gadis itu dapat membeku hanya karena tatapan sang profesor.