Jam pulang sekolah berbunyi, akhirnya pelajaran yang membosankan menurut Janet selesai juga, Shea sedang membereskan buku-buku nya
" Non.... " panggil Ajeng dengan lembut
Janet dan Shea yang masih berada dikelas pun langsung melihat Ajeng yang berdiri di depan pintu
" Lo kenal dia... ? " tanya Janet menunjuk Ajeng, Shea hanya mengangguk
" gue duluan ya.... " balas Shea lalu menghampiri Ajeng.
Di parkiran sekolah, Janet menemui teman-teman nya
" kenapa muka Lo.... lempeng banget " Janet tak menjawab namun langsung mengambil minuman Daniel secara paksa
" kebiasaan banget sih Lo.... " Daniel kesal
" pelit banget sih..... " balas Janet memukul bahu Daniel dengan keras
" eh Jan... itu bukannya temen Lo ya " ucap Samudera menunjuk Shea yang berjalan bersama Ajeng, Yesaya pun melirik kearah Shea
" iya... itu Ajeng kan anak kelas X.B mereka saudaraan ? " sambung Cheryl
" mana gue tau... " Janet mengangkat bahunya
" lah dia kan temen Lo " balas Vino
" tapi bukan berarti gue harus tau susunan tatanan keluarga nya panjol... " ucap Janet
Yesaya membuang rokok yang baru saja ia hisap, lalu menyalakan motor sport milik nya
" cabut yuk.... "
" les kuy... "
mereka semua meninggalkan area sekolah.
Kini Shea sudah berada di pemakaman ibunya, di temani oleh Anita dan Ajeng, disana Shea tak dapat membendung air matanya benteng pertahanan nya seketika hancur
" Mommy..... " gumam Shea
Anita memeluk Shea dan mengusap lembut punggung nya
" mommy kamu akan selalu bersama kamu sayang..... dia hidup dalam hati kamu "
15 tahun hidup tanpa seorang ibu bukan hal yang mudah untuk di jalani, walaupun Shea mendapatkan apapun yang ia inginkan kecuali belain lembut dari seorang ibu
" kenapa Tuhan memisahkan kita " gumam Shea...
" aku pengen banget peluk mommy " anita terus memeluk Shea dengan erat.
Malam hari nya Anita duduk bersama Gunawan teras samping rumah, menceritakan apa yang Shea ungkapan
* apa kita harus mencarikan seorang istri lagi untuk Brian " tanya Anita
" jangan lakukan itu lagi, apa kamu lupa bagaimana ia menentang keras waktu kita mengenal kan dia pada seorang wanita waktu di Paris " Gunawan kembali mengingat kan Anita kejadian 10 tahun yang lalu.
" Shea membutuhkan seorang ibu " Anita menunduk tak berdaya
" selama ini kita selalu melihat Shea baik-baik saja, dia mendapatkan semua yang ia inginkan.... Brian sangat menyayangi Shea, bahkan dia berhasil membesarkan Shea seorang diri " balas Gunawan
" tapi Shea juga membutuhkan kasih sayang seorang ibu "
" Anita..... Shea pasti baik-baik saja "
Shea sedang duduk sendiri di balkon kamarnya, menikmati tiupan angin malam yang menyapu wajahnya.
Ajeng perlahan masuk ke kamar Shea dengan membawa segelas s*** dan meletakkan diatas nakas
" maaf non.... ini s**unya "
" thanks Ajeng "
" sama-sama non "
" oh ya.... Lo berapa saudara ? " tanya Shea sambil mengambil segelas s**u yang dibawa oleh Ajeng
" saya anak tunggal non.... ibu saya sudah meninggal waktu melahirkan saya " jawab Ajeng dengan santai
DEG....
Shea diam terpaku saat mendengar jawaban Ajeng, ternyata kisah mereka sama
" saya hampir mau di masukkan ke panti asuhan sama bapak saya, tapi Alhamdulillah, ada bik Ani yang mau merawat dan membesarkan saya " mata Ajeng nampak berkaca-kaca " bapak nggak mau mengurus saya karena kata bapak saya yang menyebabkan ibu meninggal " Shea tak tahan lalu memeluk Ajeng.
" non beruntung punya ayah yang sangat menyayangi non meskipun sekarang kalian lagi terpisah jarak " Shea hanya tersenyum kecut.
" Bik Ani selalu cerita, kalau tuan Brian Bekerja siang dan malam hanya untuk memenuhi setiap kebutuhan non, dan supaya non tidak kekurangan apapun "
" Bersyukur itu lebih baik non, di banding mengeluh kan takdir yang sudah di garis kan oleh Tuhan " Shea langsung melihat foto dirinya dan Brian
" maaf non kalu perkataan saya buat non sedih saya nggak bermaksud " ucap Ajeng
" jangan panggil non.... panggil aja gue Shea " ucap nya
" tapikan non- "
" udah.... mulai sekarang kita temenan " ucap Shea sambil mengulurkan tangannya dan di sambut baik oleh Ajeng.
Pagi ini, sea sudah bersiap dengan seragam sekolahnya rambut panjang yang biasa ia uraian kan kini ia kuncir satu.
" Shea..... "
Anita datang menghampiri Shea dikamar nya
" ada apa Oma "
Anita memberikan kan kotak berwarna biru pada Shea
" ini apa Oma.... aku kan nggak ulangtahun "
" kamu buka "
Shea membuka kotak yang berisikan sebuah kunci mobil dan satu buah ponsel
" Oma ini- "
" Papi kamu yang memberikan ini..... "
Shea tersenyum lalu memeluk Anita
" semalam Oma mau ngasih tau kamu, tapi kamu kayaknya lagi asik ngobrol sama Ajeng jadi Oma pending aja dulu " ucap Anita sambil melepas pelukan Shea dengan lembut
Anita sudah kembali keruang makan menemui Gunawan, sedangkan Shea masih berada dikamar nya
" bagaimana " tanya Gunawan
" dia kelihatan senang sekali "
" apa Brian sudah memberitahu kapan dia akan kembali? "
" belum..... dia belum membahas nya aku sangat berharap ketika dia kembali, keadaan akan semakin membaik dan Brian mau membuka hatinya lagi " ucap Anita.
" pagi Oma..... Opa..... " sapa Shea
" pagi sayang ..... "
" bik, Ajeng mana? " tanya Shea pada bik Ani yang sedang mencuci piring
" lagi siap-siap non "
" bilang sama Ajeng, berangkat nya sama aku aja " ucap Shea sambil mengambil segelas air putih
" baik non "
Tiba di sekolah, Shea dan Ajeng menuju kelas mereka yang bersebelahan namun terhalangi oleh kerumunan para siswa dan siswi
" ada apaan sih " gumam Shea
"paling mereka berantem lagi " ucap Ajeng
" mereka...? maksud nya mereka? " Shea melihat sekilas wajah yang tidak asing baginya
' Yesaya '
" itu kak Morgan dan kak Yesaya, mereka emang sering berantem " bisik Ajeng " kamu jangan sampe berurusan sama mereka berdua " sambung Ajeng
" Hentikan... " bentak seorang guru BK
Semua siswa berlari kekelas mereka masing-masing, kecuali Yesaya dan Morgan yang langsung di tarik masuk kedalam ruangan guru BK.
" Lo liatkan yang berantem tadi " tanya Janet
" mereka berantem kenapa " Shea menjadi penasaran
" mereka berdua emang kayak gitu, hal-hal kecil bisa jadi panjang " jawab Janet
" kayak nya Lo tau banyak tentang mereka " ucap Shea dengan santai membawa seragam olahraga nya sambil berjalan keluar kelas menuju toilet.
Karena toilet siswa berdekatan dengan ruang BK, tanpa di sengaja Shea mendengar bentakan guru BK yang marah pada Yesaya dan Morgan.
Shea terus memperhatikan Yesaya yang berdiri bersebelahan dengan Morgan, tiba-tiba Shea tertangkap basah oleh Yesaya dan mata mereka saling beradu. Jantung Shea berdetak dengan kencang saat melihat tatapan tajam dari Yesaya dengan cepat ia mengalihkan pandangannya dan berjalan dengan cepat menuju toilet.
" gila..... serem banget tatapan nya " gumamnya.
Shea kembali kekelas setelah mengganti pakaian nya
" kok lama ? " tanya Janet
" banyak orang di toilet " dengan terpaksa Shea harus berbohong, karena tak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya kalau dia dan Yesaya saling tatap.
" yuk kelapangan " Janet langsung menarik tangan Shea.
Dua siswa tampan yang berlari mengelilingi lapangan kini menjadi tontonan gratis bagi para siswi termasuk Shea yang menatap lekat wajah tampan Yesaya
" ya ampun Yesaya pengen deh jadi pacar Lo "
" demi Neptunus Yesaya ganteng abis "
" waw keren... "
Telinga Shea terasa gatal saat mendengar setiap pujian yang dilontarkan para siswi untuk Yesaya
" Lo denger sendiri kan gimana anak-anak pada muji si kampret Yesaya " ucap Janet sedangkan Shea hanya acuh tak acuh.