Yesaya masih fokus pada ponselnya, namun wanita yang berada sangat agresif menyentuh setiap inci wajah tampan Yesaya
" Lo apaan sih Mon.... " Yesaya mencoba menjauhi Monika
" why.... come on Yesaya, I love you so much " ucap Monika dengan menyentuh kedua pipi Yesaya
" mabok tu cewek.... " ucap Vino yang duduk bersebelahan dengan Ragil.
Samudera dan Daniel sedang fokus bermain game, sedang kan Nabila dan Cheryl fokus pada ponsel masing-masing.
" Jan.... udah malem, gue pulang yah... " ucap Shea sambil memasukkan ponsel kedalam tas nya setelah menghubungi pak Ujang
" yah.... pada hal gue seneng banget Lo disini "
" ntar besok-besok gue maen kesini lagi "
" hmmmm ok lah "Janet pun mengantar Shea ke bawah.
Betapa terkejutnya mereka saat Monika hampir saja mencium bibir Yesaya...
" astaga.... Yesaya..... Monika..... " bentak Janet dengan kesal
" Lo berdua apa-apaan sih... "
Daniel dan teman-teman nya terkejut, namun bukan oleh bentakan Janet melainkan adanya Shea disana
" oh God... gue nggak sanggup liat " bisik Nabila
" aduh mati kutu Lo Yesaya.... " Sambung Cheryl
Daniel langsung menarik tangan Janet menepi
" kenapa Lo nggak bilang kalo ada Shea disini...? " tanya Daniel
" kan tadi gue udah bilang ada temen gue "
" tapi Lo nggak bilang kalo temen Lo itu Shea " Daniel geram pada Janet
Shea menatap Yesaya dan wanita di samping nya, hatinya terasa di sayat-sayat entah ada apa dengan perasaan nya ia merasakan sangat sakit tepat di hatinya, apalagi saat ini wanita itu memegangi lengan Yesaya dengan mesranya.
" Shea... " gumam Yesaya
Shea langsung membuang pandangannya tak tahan menatap Yesaya lagi
" Jan.... gue balik dulu ya... " ucap Shea dengan gugup
" duluan semuanya.... " sejenak Shea melirik kearah Yesaya, lalu langsung berjalan dengan cepat keluar beruntung pak Ujang sudah berada di depan, dengan cepat Shea langsung masuk dan menyuruh pak Ujang cepat pergi.
Yesaya berlari keluar hendak mengejar Shea, namun ia sudah pergi jauh
" sial... "Yesaya meras kesal.
" ada apaan sih..... " tanya Monika
" ini semua gara-gara Lo brengsek....." bentak Yesaya dengan kesal
" why me....?? " Monika menjadi bingung
" Sam... mendingan Lo anter dia pulang sebelum gue hilang kesabaran " ucap Yesaya dengan suara dingin.
Sesampainya di rumah, Shea langsung berlari ke kamar nya dan mengunci pintu ia langsung merebahkan tubuhnya masih teringat jelas saat Monika hendak mencium bibir Yesaya.
" Lo harus lupain semuanya Shea..." gumamnya
Pagi ini, Shea merasa sangat tidak bersemangat untuk kesekolah apa lagi saat setelah ia memarkirkan mobilnya, kakinya terasa berat melangkah keluar.
" kenapa nggak turun " tanya Ajeng
" Lo duluan aja, ntar gue nyusul " Ajeng pun masuk lebih dulu, sedangkan Shea masih berada di dalam mobilnya
saat di koridor kelas, Janet langsung menghampiri Ajeng
" Shea mana...? "
" dia masih di parkiran "
" ok thanks...."
Janet langsung berlari menuju parkiran, ia melihat Shea yang baru keluar dari mobilnya
" Shea ... "
"hai..... "
" Lo nggak apa-apa kan? "
" emang gue kenapa? " sejenak Janet memperhatikan Shea
" soal semalem "
" udah lah nggak penting... " Shea memaksakan untuk tersenyum
sesampainya dikelas, Janet kembali mendekati Shea
" Lo jangan salah paham ya soal yang semelem "
" udah lah Jan... gue nggak mau bahas itu lagi... " Shea langsung fokus pada bukunya, namun itu hanya cara untuk menutupi luka di hati nya bahkan ia pun belum mengerti ada apa dengan hatinya
Saat jam istirahat Shea berjalan sendiri di koridor sekolah, ia melihat Daniel berjalan kearahnya membuat Shea tak berkutik
" jangan salah paham untuk kejadian semalam " namun Shea tetap diam " Yesaya nggak seburuk yang Lo fikir "
" maaf Dan... kalo Lo kesini cuma buat belain Yesaya itu nggak ngaruh buat gue " ucap Shea sambil tersenyum " lagian antara gue sama dia juga nggak ada hubungan apa-apa jadi percuma " Shea berjalan meninggalkan Daniel
Taman adalah tempat yang paling nyaman bagi Shea untuk saat ini
" gue yakin, kalo Lo lagi galau pasti Lo kesini " ucap Aiden yang datang dan langsung duduk tepat di samping nya
" siapa yang lagi galau... " bantah Shea, Aiden terus menatap wajah cantik Shea.
" oh ya gimana Lo sama Yesaya ? "
" gimana apanya... ? "
" hubungan Lo lah "
" gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia " Aiden kembali tersenyum, ia merasa tak ada halangan jika ia menginginkan untuk lebih dekat dengan Shea
' gue nggak tau sebenernya ada apa sama perasaan gue, bahkan rasanya sakit banget waktu liat Yesaya sama cewek lain ' gumam Shea dalam hatinya
" kekantin yuk " ajak Aiden
" ok "
mereka pun berjalan bersama menuju kantin, semua siswa memandang kearah mereka berdua begitu pun Daniel dan teman-temannya
" gue nggak tau gimana perasaan Yesaya kalo dia ngeliat ini " ucap Samudera
" salah nya semalem, kenapa Shea harus ngeliat Yesaya sama Monika " sambung Ragil
" dan parah waktu Monika mau cium bibirnya Yesaya " ucap Vino
" Monika nya aja yang udah nggak ada urat malu " balas Nabila
" pusing gue " ucap Cheryl, sedangkan Daniel hanya diam saja.
Saat pulang sekolah, Janet menghampiri Shea di parkiran sekolah
" Shea.... gue nebeng ya " pinta Janet
" Lah.... bukannya Lo bareng Daniel "
" nggak.... dia mau ke basecamp, males gue ketemu sama mereka semua "
" ya udah ayok.... "
Shea pun mengantar Janet sampai kerumahnya di temani oleh Ajeng
" Lo nggak mau mampir dulu "
" nggak usah... gue langsung pulang aja "
" ok... makasih ya... bye "
Sesampainya dirumah, Shea langsung masuk kedalam kamarnya ia melihat foto Vee di atas nakas
" andai aja mommy masih ada, pasti mommy akan jadi tempat pertama ku untuk bercerita " gumam Shea.
Malam ini, Shea di temani oleh Ajeng duduk di balkon kamarnya, bercerita panjang lebar bersama.
" makasih ya jeng.... Lo udah mau dengerin curhatan gue "
" iya sama-sama, udah malem aku balik kekamar dulu ya "
" ok...bye Ajeng " Ajeng sudah kembali kekamarnya.
' Kenapa akhir-akhir ini gue jadi sering mikirin Yesaya ' gumam Shea.
Keesokan harinya, Shea sarapan bersama Anita dan Gunawan
" Shea... sore nanti Oma sama Opa mau menghadiri acara, kamu mau ikut ? " tanya Anita
" nggak Oma... aku males ikut acara yang begituan " jawab Shea sambil menikmati roti bakarnya
" hmmmmm padahal ada seseorang yang mau bertemu sama kamu " ucap Gunawan
" siapa? emangnya aku artis " Shea tak perduli sedangkan Gunawan dan Anita saling melirik
* kamu beneran nggak mau ikut " Anita bertanya lagi
" enggak Oma... jawaban aku udah final, aku nggak suka acara yang kayak begitu " setelah selesai sarapan Shea langsung berpamitan berangkat ke sekolah.
Sesampainya disekolah, Shea melihat Yesaya berada di parkiran sekolah
" Kak Yesaya udah masuk " ucap Ajeng, shea hanya diam saja
Saat keluar dari mobilnya, belum sempat Yesaya menghampiri nya, Aiden sudah lebih dulu berjalan kearah Shea
" hai..... " sapa Aiden dengan senyum manisnya
' kenapa bukan Yesaya " gumam Shea dalam hati sambil melirik sekilas kearah Yesaya
Shea memaksakan untuk tersenyum
" masuk bareng yuk " ajak Aiden, Shea hanya mengangguk merekapun melewati jalan tepat di depan Yesaya dan teman-teman nya.
Aiden mencoba untuk kembali menyentuh tangan Shea, namun Shea berhasil menolaknya secara halus.
Yesaya hanya memandang nya dari kejauhan
" kalo dari kacamata penglihatan gue, kayak nya Shea masih jaga jarak dari Aiden " ucap Vino
" bener banget... Lo liat sendiri kan, waktu Aiden mau coba pegang tangan Shea, dia secara halus nolak " sambung Samudera
Yesaya tak menghiraukan setiap ucapan dari kedua temannya, ia lebih memilih mengiringi Aiden dan Shea dari belakang.
Saat di koridor sekolah, Aiden kembali mencoba ingin menggenggam tangan Shea
" maaf... gue nggak mau nanti anak-anak salah paham " ucap Shea dengan canggung
" kenapa ? apa ada yang salah ? "
" sekali lagi gue minta maaf, di antara kita nggak ada hubungan apa-apa "
" jadi Lo mau status ? " Shea terdiam tapi bukan itu maksud diri nya
" Lo salah paham, status kita udah jelaskan kalo kita cuma temenan nggak lebih "
" apa Lo juga bakalan jawab kayak gitu, kalo Yesaya yang nanya " Shea terdiam memandang Aiden dengan lekat
" mungkin jawabannya akan berbeda, gue nggak tau tapi setiap gue Deket dia ada sesuatu yang beda dalam hati gue " ucap Shea lalu meninggalkan Aiden.
Terlihat senyuman di wajah Yesaya saat mendengar jawaban Shea dari pertanyaan Aiden. Tapi berbeda dengan Aiden ia nampak sangat kesal.