Hari ini adalah hari keberangkatan Brian ke Jerman, dia sudah berada di bandara 1 jam sebelum keberangkatan nampak Nathan sedang menemaninya disana.
" Selama gue ada di Jerman, gue minta Lo dan anak buah Lo terus awasin Vee " ucap Brian dengan dingin, sebelum Nathan menjawab dia menepuk pundak Brian dan tersenyum
" Lo tenang aja, calon istri Lo pasti aman " Brian hanya diam lalu bergegas berjalan meninggalkan Nathan.
' hhuhhhhhhhhh ' Nathan hanya menghela nafas " bilang makasih kek, apa kek kayak nggak ada harga banget gue sebagai sahabat Lo " ucap Nathan dengan sedikit kesal
" hmmmmm kayaknya Lo mulai jatuh cinta deh sama anak sekolahan itu, oh God kenapa selera Lo jadi berubah gini si Bri... kalo emang Lo nggak setuju sama perjodohan ini Lo pasti udah kabur " ucap Nathan lagi .
Di sisi lain, Vee sedang membaca buku pelajarannya di perpustakaan sekolah sendirian sedangkan teman-temannya berada di kantin, Aerin pun datang mendekatinya
" hai Vee " sapanya dengan berpura-pura baik, namun Vee tak menanggapi nya " oh iya gue mau ngundang Lo ke party gue " ucap Aerin dengan menunjukkan kartu undangannya, Vee pun mengambil undangan itu dari tangannya
" makasih " ucap Vee secara kektus, Aerin menaikan satu alisnya menatap Vee secara sinis namun tak di hiraukan oleh Vee.
" oh iya, untuk masalah Lo sama Barra gue minta maaf ya, karena gue nggak tau sama sekali kalo Barra tenyata lebih milih gue ketimbang Lo " ucap Aerin dengan raut wajah yg mengejek, Vee hanya menatap Aerin dengan menahan amarah namun Vee menunjukkan senyum manis nya dan berkata
" waaaawwwww selamat ya " sontak Aerin terdiam menatap Vee namun dia tidak menyerah untuk mengganggu Vee " dan satu lagi, gue sama Barra udah jadian " ucap Aerin dengan senyum mengejek lalu meninggalkan Vee. Entah apa yg ada dalam benaknya namun yg pasti mendengar ucapan Aerin itu membuat Vee merasakan sesak di dadanya, bahkan Vee teringat akan masa-masanya bersama Barra dulu namun Vee harus kuat dia tidak ingin berlarut dalam kerinduannya saat masih bersama dengan Barra.
Vee pergi menuju kantin dan menemui teman-teman nya, Vee melihat setiap siswa sudah memegang surat undangan dari Aerin
" Vee...." panggil Hanna, Vee pun menoleh kearah Hanna sudah ada Angel, Bintang, dan Cleo yg juga memegang surat undangan
" Lo dari mana? " tanya Bintang " perpus " jawabnya singkat " Lo dapet undangan juga dari nenek lampir ? " tanya Angel, Vee hanya mengangguk " terus apa kita akan dateng? " sambung Hanna, Cleo menatap Vee dengan ibah lalu merangkul Vee dan tersenyum
" Barra sama Aerin udah jadian " ucap Vee
" what.......? " balas mereka serentak, dan Vee hanya mengangguk " wahhh Bener-bener ya tu anak, kayaknya mau minta di kasih pelajaran " ucap Bintang dengan jengkel, saat hendak meninggalkan kursinya Vee menahan Bintang " biarin aja Bin, gue sama Barra juga udah putus " ucap Vee " tapi nggak kayak gini juga dong caranya " balas Bintang yg semakin jengkel " gue juga nggak apa-apa itu udah jadi pilihan Barra, dan gue nggak mau mikirin itu sekarang yg lebih penting ujian kelulusan kita, jadi jangan kotorin tangan Lo cuma untuk masalah sepeleh kayak gini " ucap Vee lagi
" Vee bener banget Bin, lagian kan Vee udah ada jodoh nya tauuu" sambung Cleo dengan nada bercanda, mereka pun tersenyum Cleo tau bahwa Vee pasti sangat kecewa
" terussss nanti malem gimana, kita dateng ke acara nenek lampir atau kita buang aja undangan nya ? " tanya Hanna " nggak apa-apa kita dateng aja, sekalian kita kasih selamat buat Aerin sama Barra " sambung Vee dengan senyum yg terpaksa.
Saat jam pulang sekolah, Vee masih berada dalam kelasnya dan membereskan buku-buku nya, sedangkan teman-temannya sudah lebih dulu keluar, Barra datang menemuinya dengan membawa sebuah kotak yg berisikan barang-barang yg pernah di berikan Vee untuknya " Vee....." panggil Barra, Vee hanya menatap Barra dengan tatapan kosong, saat hendak meninggalkan kelas tiba-tiba Barra menarik tangannya lalu berkata " Vee please jangan terus menghindar dari gue " " sorry Barr, gue nggak ada waktu buat ngomong sama pengecut kayak Lo " ucap Vee dengan melepaskan tangan Barra secara paksa
" ok gue minta maaf sama Lo atas semua ini, gue minta maaf atas ketidak berdayaan gue, gue minta maaf Vee, gue minta maaf...." suara Barra sudah terdengar bergetar " apa dengan cara Lo minta maaf sama gue bakalan ngehapus rasa sakit hati gue? apa dengan cara Lo minta maaf sama gue bakalan buat gue lupa masa-masa kita dulu? enggak kan Barr " ucap Vee dengan suara yg tak kalah bergetar nya, Barra kembali mencoba berjalan mendekati Vee " jangan deketin gue lagi " ucap Vee dengan lantang " karena gue nggak bisa ngilangin itu semua, gue mau balikin barang-barang yg pernah Lo kasih ke gue, gue harap Lo bisa maafin gue " ucap Barra sambil menyerahkan kan sebuah kotak ke tangan Vee, tanpa dia sadari mata Vee sudah memerah dan membendung air matanya, lalu Barra pergi meninggalkan Vee sendiri di kelas, kaki Vee mulai terasa lemas dia pun terduduk di atas lantai menangis tanpa suara dan hanya air mata yg terus menetes dari pelupuk mata indahnya.
sudah hampir 15 menit Cleo dan yg lainnya menunggu Vee di depan pintu gerbang sekolah " Vee kok lama banget ya " ucap Hanna
" biar gue susulin dia " ucap Cleo lalu menuju kekelas menemui Vee.
sesampai di kelas, Cleo melihat Vee yg duduk di lantai sambil memegang kotak, melihat wajah Vee yg menangis, Cleo pun mendekatinya dan mengusap pundaknya
Vee langsung memeluk Cleo dan menangis tanpa mengeluarkan suara
" Lo yg kuat ya Vee, dia nggak pantes buat Lo perjuangin dan gue yakin suatu saat ada orang yg bakalan sayang sama Lo dan nggak akan pernah ngelepasin Lo dan gue juga yakin setelah ini hidup Lo pasti lebih bahagia " ucap Cleo dengan menenangkan perasaan Vee.