Di taman yang cantik dan terlihat sangat terawat, Agnes dan Reyhan berdua. Beberapa detik setelah Reyhan memanggil dirinya, netra Agnes langsung tertuju pada Reyhan. Di tatapnya laki-laki itu lama, menunggu setiap kata yang akan dikatakan olehnya.
"Maaf kalau aku lancang, tapi pertanyaan ini mengganggu pikiranku sepanjang malam, Sya!" kata Reyhan terdengar santai dan tanpa beban.
Agnes menghela nafas mendengar penuturan Reyhan. Kemudian ia mengangguk, pertanda ia mengizinkan Reyhan menanyakan apa yang ingin ia tanyakan. Sebagai Agnes yang mengingat semuanya, Agnes paham betul ... dulu saat masih bersamanya, Reyhan tidak bisa tidur jika ada yang mengganggu pikirannya.
"Sya, Aku melihatmu dalam pelukan seorang lelaki kemarin. Dia siapa, Sya? Apa dia-"
"Bukan siapa-siapa," kata Agnes memotong ucapan Reyhan dengan datar, kini matanya tak lagi tertuju pada Reyhan. Wanita itu mengalihkan pandangannya pada sekumpulan angsa putih yang masuk ke dalam air pancuran yang cukup luas itu.