Chereads / BLIND (Olivia Jasmine) / Chapter 2 - Manekin

Chapter 2 - Manekin

"Ini kan yang kamu harapkan semalam?" bisik Yuda.

Olivia tidak bisa berkata apapun selain menghela napas pendek diikuti irama degupan jantung. Kemudian, Yuda membuka handuk yang menutupi kemaluannya dengan perlahan.

Kini Olivia melihat seluruh tubuh Yuda tanpa busana. Olivia tidak tahu apa yang harus Ia lakukan. Untuk menyentuh tubuh Yuda pun, Ia tidak kuasa karena ini adalah kali pertama dalam hidupnya.

Sentuhan demi sentuhan telah Yuda lakukan. Nafsu birahi Olivia seketika memuncak dan menikmati jari tangan Yuda yang menjamah seluruh lekuk tubuhnya.

"Oh ... Mas Yuda ...," desah Olivia.

Desahan Olivia membuat bulu kuduk berdiri menantang. Namun, desahan itu hanyalah tinggal desahan. Seketika Yuda menghentikan aksinya menjamah tubuh Olivia.

Kedua mata Olivia yang ia pejamkan sedari tadi pun kini terbuka. "Kenapa berhenti, Mas?" tanya Olivia. Meski malu, Olivia tetap bertanya kenapa Yuda tidak melanjutkan menjamah ke tubuh Olivia di area lain.

"Diam kamu!" sentak Yuda.

Kemudian Yuda mengambil kembali handuk yang tergeletak di lantai. Ia memakai lagi handuk dan pergi ke luar toilet.

Olivia pun melakukan hal yang sama lalu pergi menyusul Yuda. "Mas Yuda ... Tunggu aku Mas!" teriak Olivia. Yuda duduk di atas sofa dekat jendela kamar hotel. Yuda sedang asyik menyembulkan asap rokok yang baru saja ia sulut.

Olivia melihat Yuda yang termenung menikmati sebatang rokok yang ia hisap seraya melihat ke arah luar jendela.

Langkah kaki Olivia sama sekali tidak di hiraukan oleh Yuda. Kini, Olivia berdiri tepat di belakang Yuda. Dengan segala kerendahan hatinya, Olivia mencoba mencairkan suasana dengan memeluk Yuda dari belakang.

Akan tetapi, saat Olivia sedang menikmati memeluk tubuh lelaki yang saat ini telah menjadi suaminya itu, seketika berubah menjadi peristiwa yang menakutkan baginya.

"Pergi kamu!" Yuda menghempaskan tubuh Olivia hingga terjatuh dan tersungkur. Degupan jantung Olivia pun seketika terpompa dengan sangat kencang.

AWWW~~~

Olivia meringis kesakitan.

"Heh! Dengar ya, aku tidak akan melakukan itu padamu sekarang. Jangan paksa aku untuk membuat bahagia dirimu! Karena kamu tidak pantas bahagia, Olivia Jasmine!" bentak Yuda.

Olivia enggan berdiri dari lantai. Ia menangis tersedu dengan tubuh yang telanjang karena handuk yang ia kenakan terlepas saat Yuda mendorongnya. Yuda pun pergi ke toilet untuk membersihkan dirinya.

Lima menit kemudian, Yuda telah keluar dari toilet. Ia telah bersiap untuk pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul lima pagi. Emosi Yuda meradang ketika melihat Olivia yang masih tidur di atas lantai.

"Bangun!" Yuda menepuk pundak Olivia. Namun, Olivia tak kunjung bangun. Yuda pun membalikkan tubuh Olivia dan melihat wajahnya yang sangat pucat. "Olivia ... Bangun!" Yuda berusaha membangunkan Olivia dengan menepuk-nepuk pipinya. Olivia tetap tidak membuka matanya.

Lalu Yuda mengangkat tubuh Olivia dan membaringkannya di atas ranjang. Tak lupa ia pun memakaikan selimut ditubuh Olivia. Yuda yang seketika dibuat panik oleh keadaan Olivia, langsung menelepon bagian Restoran Hotel dan meminta segelas teh manis panas untuk segera di antarkan ke kamarnya.

Selang beberapa menit kemudian, suara ketukkan pintu terdengar. Yuda pun bergegas membuka pintu.

KREK~~~

Seorang Pelayan Restoran telah berdiri di depan pintu kamar Yuda dan Olivia. Ia membawakan pesanan Yuda. Tanpa berlama-lama, Yuda langsung mengambilnya dari tangan Pelayan itu dan memberikan uang bayaran atas minuman yang ia pesan.

"Ini ... Ambil saja kembaliannya," ujar Yuda pada Pelayan wanita itu.

Ia pun berlari menghampiri kembali Olivia dan tetap mencoba membangunkannya. Setelah beberapa menit Yuda menunggu Olivia bangun dari pingsannya, akhirnya Olivia sadar dan terkejut karena Yuda berada tepat di depannya.

Olivia menarik selimut yang membalut tubuhnya yang telanjang bulat hingga menutupi leher. "Ini ... Minumlah!" Yuda menyodorkan segelas teh manis hangat.

Olivia enggan menerima minuman dari Yuda. "Ambil Olivia! Jangan sampai kamu sakit dan merepotkanku nantinya. Cepat ambil!"

Karena sentakan dari Yuda membuat Olivia semakin takut, dengan sangat terpaksa Olivia menerima minuman itu dari tangan Yuda. Olivia pun meneguknya.

"Cepat mandi, sebentar lagi kita pergi dari hotel ini." Yuda pergi ke luar kamar meninggalkan Olivia yang masih terlihat ketakutan dengan sikap Yuda yang tempramental.

Tidak ada pilihan lain, Olivia menuruti titahan Yuda untuk bersiap pergi dari hotel. Entah ke mana Yuda akan membawa pergi Olivia.

Beberapa jam kemudian, Yuda kembali ke kamar. Ia mengecek Olivia apakah Olivia sudah siap pergi atau belum. Saat Yuda membuka pintu kamar, ia melihat Olivia yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin.

Olivia memakai short dress berwarna merah yang sangat terlihat cantik nan seksi. Sangat cocok di padu padankan dengan warna kulit Olivia yang putih bening. Rambut Olivia bergelombang panjang berwarna hitam, dibiarkan tergerai olehnya. Hal itu membuat penampilan Olivia semakin tambah anggun.

"Olivia!" panggil Yuda.

Olivia menoleh ke arah Yuda. Pemandangan pagi ini mungkin akan sangat indah bila pernikahan ini adalah pernikahan idaman pada umumnya. Namun sayang sungguh sayang, penampilan Olivia tidak bisa membuat luluh hati seorang Yuda Wistara.

Yuda Wistara mengajak Olivia pergi dari Sahira Hotel. Olivia pun mengikuti kemauan Yuda.

Jl. Gajah Mada IV

Dua jam menempuh perjalanan pagi ini, Yuda dan Olivia akhirnya sampai di sebuah rumah mewah namun terlihat sepi.

BRUG~~~

Yuda dan Olivia keluar dari mobil. Yuda mengajak Olivia untuk masuk ke dalam dan menitahnya membawa koper tanpa rasa kasihan sedikit pun pada Olivia.

Di rumah mewah ini lah awal dari seorang Olivia Jasmine hidup dalam sebuah kesengsaraan. Entah apa salahnya hingga membuat Sang Suami yang selama ini ia cintai, berubah menjadi sosok suami yang menakutkan bagi Olivia Jasmine.

Saat Yuda menunjukkan kamar untuk Olivia, sungguh terkejut hati gadis berusia 22 tahun itu ketika melihat kamar yang di tunjukkan padanya. Kamar kecil berukuran 2x2cm itu adalah kamar yang akan ia huni.

Meski Olivia sedih karena ia tidak satu kamar dengan Yuda, Olivia tetap menerima semua itu dengan lapang dada. Olivia pun masuk ke dalam kamar, lalu Yuda pergi meninggalkannya sendiri di rumahnya seorang diri.

Selain itu, Olivia Jasmine juga di perlakukan sebagai Asisten Rumah Tangga di dalam rumah Yuda yang seharusnya dia menjadi seorang Nyonya Bos karena Yuda adalah seorang Direktur Utama di Perusahaan Properti milik keluarganya.

Segala impian manisnya pernikahan bagi Olivia, seluruhnya sirna. Kini, Olivia Jasmine bagaikan sebuah Manekin cantik yang hidup dalam sangkar. Hanya akan bahagia, jika Sang Majikan membiarkannya keluar dari sangkar terkutuk itu.

Olivia Jasmine duduk termenung di atas kasur beralaskan karpet tipis. Ingatannya seolah membawanya pergi ke masa lalu yang membuat hatinya sangat menyesal karena telah memilih Yuda Wistara sebagai suaminya kini.

"Erlangga Wira Kencana ... Aku merindukanmu!" teriak Olivia Jasmine.