Ansel masih setia, tetap menatap Alesta dari kejauhan yang kini tengah sibuk berkutat di dapur untuk belajar memasak. Tidak ada omelan ataupun pertengkaran diantara mereka ketika pulang tadi, hanya saja dalam hatinya bertanya-tanya siapa laki-laki tadi? Pertanyaan tersebut begitu saja melayang di otaknya, dan entah kenapa ia lebih membenci laki-laki itu dibandingkan Erick yang sudah jelas-jelas sering sekali menggoda istrinya.
"Tadi itu siapa?" ujar Ansel langsung bertanya pada Alesta ketika istrinya tersebut meletakan potongan buah rujak di depannya.
"Aku tidak terlalu mengenalnya, katanya satu angkatan!" ujar Alesta tanpa banyak bicara lagi pergi meninggalkan Ansel yang hanya menganggukkan kepalanya paham. Sebelum akhirnya telinganya mendengar suara bel pintu.
**
"Mama?" ujar Ansel setengah bertanya melihat keberadaan ibu dan ayahnya, begitu dirinya membuka pintu kemudian kepalanya menoleh kearah Alesta yang terlihat baru selesai memindahkan masakan dari teflon.