"Jadi dia itu datang kesini hanya mengobrol, serta menceritakan bahwa Kostard akan kembali, setelah melihat koran yang tertumpuk di tong sampah barulah dia sadar. dia menyuruh semua orang untuk menyusulmu ke pasar." Ucap Maria sembari mengaduk secangkir kopi. Raff mengangguk. Cafe berjalan seperti biasanya dengan tambahan dua orang bernama Cheming dan Kiva.
Mentari telah lelah, dia tertidur di laut barat yang luas. semua orang pulang dari kerjaannya. Raff dan Maria membereskan Cafe. semua teman temannya sudah pada pulang ke rumah masing-masing untuk mengisi tenaga supaya pekerjaan esok pagi lebih bersemangat.
"Apa kamu tidak lelah berkelahi terus ?" Tanya Maria dengan wajah cemas sembari mengelap meja.
"Untuk Diplomasi, pasti tidak akan di dengar. dengan kekuatan mereka, distrik tengah sudah aman dari permainan mafia." Jelas Raff menyalakan sepuntung rokok lintingan tembakau pilihan serta cengkeh untuk pemanis.
"Lalu untuk merubah gaya hidupmu yang seperti itu bagaimana ?" Tanya Maria kembali dengan lebih menatap mata Raff dengan serius.
" Dengan Uang. " Jawab Raff sembari menunjukan apk Gram untuk membuka cabang yang baru.
"apakah cukup?" Tanya Maria meledek.
"lihat saja nanti." ucap Raff lalu ia duduk di sofa yang empuk berwarna hitam. dengan kayu plitur yang masih agak baru. di terangi lampu hiasan dinding bercahaya biru yang melingkari logo Tengkorak koboi.
Maria dengan tinggi yang melebihi 1 cm tinggi Raff bertubuh langsing itu pergi ke dapur. Raff menyalakan televisi dengan volume keras. Berita dimana servis Televisi di bakar hidup-hidup oleh Warga desa. karna mengira dia adalah pencuri.
Raff langsung mematikan Televisi. menenangkan diri, dengan menghisap rokok lalu mengepulkan asapnya ke langit. memegang layar kaca, berwarna hitam putih, dengan chasing keras. mulai menjelajahi Aplikasi Gramnya. terdapat berita kembali, gegara memungut kayu yang berserakan di jalan nenek nenek di penjara dan dihukum karna tuduhan mencuri oleh warga.
hpnya di lempar ke meja.
"kenapa?, kita gampang menghakimi orang tanpa menyelidiki?" gumam Raff sembari mengepulkan asap ke langit-langit.
Raff bergegas pergi membeli makanan malam untuk mereka makan. jalanan lampu-lampu di padamkan, dengan berbekal senter ia melangkah setapak demi setapak menuju supermarket terdekat.
terdengar orang minta tolong, ia mendekati sumber suara melihat para siswa botak berusaha untuk mengeksekusi seorang wanita.
Raff berjalan biasa mengarah mereka. salah satu dari mereka menoleh. tak sempat lihat wajah Raff, tangannya sudah membuatnya pingsan. "Wah, Mau sok Jagoan kau ?" ucap salah satu siswa botak tersebut. Raff hanya diam lalu menendang siswa botak yang ada di sebelah kanan. di lanjut menendang yang ada di bagian depan. lalu memukulnya hingga ambruk. bagian kiri memukul Raff dan mendorongnya. Raff dengan sigap menendang "Torpedo" siswa botak yang tersebut. 5 orang kalah. Siswi yang baru pulang tersebut pun menangis trauma. serta wajah yang penuh dengan ketakutan.
"inikah kebijakan itu ?, apakah manusiawi?" gumam Raff yang kemudian menyelimuti gadis itu dengan jaketnya lalu mengajaknya ke Cafe miliknya.
Maria terkejut ketika Raff membawa wanita lain pulang. Maria marah dan ingin melempar panci, namun Raff langsung menjelaskan " ini korban....." Maria yang tahu itu langsung bergegas membuatkan Teh hangat untuk menenangkannya.
"kau tahu mereka dari SMA mana ? " tanya Raff.
"Smk pelaut." jawabnya yang masih gemetar dan takut.
"tidurlah disini bersama istriku sejenak. malam malam bahaya keluyuran apalagi kau wanita serta lampu lampu jalanan sedang dimatikan." ajakan Raff.
Raff telah merusak perjanjian dengan si Gi pemimpin dari SMK kejam,bengis, Bertangan besi. Pelaut. setelahnya ia lanjut berbelanja kembali ke supermarket. belanjaan makanan benar-benar menjadi mahal karna kebijakan pajak yang tiap bulannya kian bertambah.
sembari menghela nafas ia berjalan merenungkan nasib keluarganya. di pertengahan jalan ia di hadang oleh kelompok siswa botak tadi, 5 orang menghampirinya. Raff menaruh belanjaannya dekat dengan tiang listrik. menjatuhkan rokoknya lalu berlari. mereka pun ikut berlari. tendangan melayang ke orang pertama yang ada di hadapannya hingga ia terjungkal dan menghancurkan box kayu yang ada di pinggir jalan. yang kedua ia menghindari pukulannya lalu menendang orang ketiga yang berada di belakangnya. setelahnya menendang ke arah orang kedua tersebut. pukulanpun melayang pada akhirnya ke wajah orang kedua itu.
orang ke empat menendang Raff dia menangkap tendangannya dan membantingnya ke aspal. Orang ke Lima mendapatkan tendangan di bagian paha dan menjadi lemas. pukulan mengarah ke dagunya hingga ia memuncratkan darah ke langit. Orang Pertama dan Kedua bangkit kembali berlari ke arah Raff. Raff menghindari pukulan mereka. lalu menendang kepala mereka satu persatu.
"beraninya mesum gratisan." ucap Raff yang kemudian pergi dengan membawa belanjaannya. sesampainya di cafe. Maria melihat tangannya penuh darah. dia heran dan bingung bagaimana menghentikan cara tua itu untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Raff bejalan ke lantai atas, masuk ke kamar yang dekorasinya penuh dengan warna merah dan biru. serta lukisan hasil tangannya. kasur empuk menemaninya malam itu dengan lampu yang remang remang menyanyikan lagu tidur.
Ia pun terlelap tidur.