Chereads / Ex - Boss / Chapter 24 - New Life II

Chapter 24 - New Life II

"Vivian sudah tidak bekerja di sini lagi, Sir. Kemarin adalah hari terakhir ia bekerja, dia sudah mengundurkan diri." Jelas resepsionis tersebut, bagai dihantam sebuah batu besar Vivian telah berhasil membuat hati Mr. Skinner remuk seketika. Ia buru-buru mengendarai mobilnya menuju apartemen Vivian.

Namun, lagi-lagi hanya kekosongan yang ia dapati. Vivian kembali pergi meninggalkannya, membuat Mr. Skinner kian frustasi akan hidupnya. Ia ingin Vivian, ia ingin Nando menjadi sebuah keluarga yang selalu ia inginkan sejak dulu. Tapi tentu saja Mr. Skinner tidak dapat melakukan hal itu jika masih terikat dengan keluarganya.

"Untuk sekali saja, Vey. Bisakah kau sebentar saja tetap bersamaku?" Racau pria itu seraya meninju tembok dinding apartemen dengan keras, membuat sebuah lubang di dinding yang terbuat dari kayu tersebut dan menyebabkan tangannya berdarah dan memerah. Hampir semua orang yang ada di sana melihatnya seperti orang gila yang akan segera mengamuk dan tidak ada yang berani mencegah Mr. Skinner.

Sementara di belahan bumi yang lain, Vivian menuruni bus menuju sebuah ladang jagung yang luas. Menggendong seorang bayi di dalam dekapannya, ia menuju rumah besar yang terbuat dari kayu lalu mengetuknya. Fred yang mendengar suara ketukan pintu dari luar akhirnya membukanya, menampilkan seorang gadis yang telah lama pergi namun kini kembali membawa serta sesosok bayi.

"Vivian?"

Vivian duduk di teras rumah seraya menyicip segelas teh hangat buatan pamannya, membiarkan Nando tertidur pulas di kamar yang dulu Vivian tempati. Tak lama kemudian pamannya menyusul lalu mengambil duduk di sebelah Vivian sambil menikmati pemandangan kebun di sore hari.

"Tahun lalu, dia berkunjung kemari guna menanyakan keberadaanmu." Ujar pamannya yang telah bercerita bahwa mantan bosnya yang tak lain adalah Mr. Skinner pernah mendatangi rumah ini, Vivian tak terkejut akan hal itu. Mengingat semua data diri Vivian terpajang dengan jelas di perusahaan milik Mr. Skinner.

"Apa kau mencintainya?" Tanya Pamannya kepada Vivian, sedangkan pandangan Vivian masih kosong menatap ke arah depan tanpa berkedip. Cintakah ia? Vivian hanya seorang gadis yang tidak mengerti apa arti dari kata itu. Yang ia tahu, Vivian selalu memikirkan Mr. Skinner di setiap malamnya semenjak ia meninggalkan pria itu. Bertanya-tanya apakah Mr. Skinner memikirkannya juga atau tidak.

Tapi ternyata Mr. Skinner selalu berusaha mencarinya kemanapun, bahkan mungkin hingga ke ujung dunia. Membuat Vivian sempat berpikir mungkin pria itu memiliki perasaan yang sama sepertinya, namun mengingat perkataan Mr. Skinner yang ingin memiliki seorang anak, ia jadi tak yakin bahwa Mr. Skinner mencari dirinya, tapi hanya mencari Nando.

"Sudah ku katakan, Vey. Hidup di kota terlalu keras untuk gadis seusiamu, pilihannya hanya ada dua. Dibuang atau terikat.."

"Dimana pilihan kedua adalah hal yang paling sulit, karena semua orang akan memandang status sosial seseorang yang akan bersanding dengan seorang pangeran.."

"Kau mungkin akan berpikir bahwa kau adalah seorang Cinderella yang menikahi pangeran sempurna, namun di balik semua itu ada harga diri yang akan kau pertaruhkan di mata dunia. Dan seluruh dunia belum tentu menerimamu!" Jelas Fred panjang lebar, pamannya itu selalu membumbui kepala Vivian dengan segudang nasehat, hanya saja ambisi dan keinginan Vivian terlalu besar hingga mengabaikan ujaran baik dari pria yang telah membesarkannya itu.

"Aku tahu, Paman. Aku tidak akan mengulangi kesalahan untuk kedua kalinya." Kata Vivian, sebab itulah ia menghindari Mr. Skinner. Vivian tak tahu harus kemana lagi, pilihan terakhir adalah kembali pulang ke rumah pamannya untuk sementara waktu menghindari Mr. Skinner. Karena Vivian yakin pria itu tak akan mencari Vivian ke tempat ini lagi setelah kunjungannya yang terakhir tak membuahkan hasil.

"Tapi aku harus tetap bekerja." Tambah Vivian, kini ia harus menanggung hidup Nando sekarang. Vivian tak bisa hanya mengharap perkebunan pamannya dan membuat teh setiap sore, Vivian adalah tipe wanita pekerja keras.

"Bisakah aku menitipkan Nando padamu, Paman?" Pinta Vivian, Fred mengangguk menyanggupi.

"Ya, jika bibimu Rose tidak keberatan. Tapi kurasa tidak, ia sangat menyukai anak kecil." Ujar Fred, ia dan istrinya tidak memiliki anak. Hanya Vivian yang menemani mereka hingga gadis itu beranjak dewasa, dan sebuah keberuntungan bagi mereka berdua ketika Vivian kembali membawa anak.

"Apa tujuanmu masih di kota yang sama?" Tanya Fred, Vivian menggeleng lemah.

"Kurasa tidak, tempat yang kutuju akan lebih jauh sehingga pria itu tidak bisa menemukanku lagi." Fred sempat ragu akan hal itu, Mr. Skinner adalah pria berada yang memiliki apapun yang ia inginkan, termasuk mencari keberadaan Vivian.

Ia tersenyum simpul, sangat lucu percintaan antara kedua insan yang berbeda. Hanya karena status sosial yang berbeda serta keegoisan yang membuat keduanya enggan untuk menyatakan perasaan masing-masing, tidak seperti di jamannya dulu. Sekarang sepasang sejoli harus tersakiti terlebih dahulu jika mereka ingin mengetahui kadar kasih sayang pasangan mereka, bukan menyatakannya langsung.

"Jika kau bertemu dengannya lagi, maka apa yang akan kau lakukan?" Tanya Fred pada Vivian.

"Aku tidak akan membiarkannya pergi lagi, meskipun aku harus mengikatnya di ranjangku." Kata Mr. Skinner menjawab pertanyaan Lucy.

"Lalu, apa kau sanggup mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya?" Tanya Lucy yang duduk di sebuah kafe bersama kakaknya itu.

"Ya, agar ia mengerti apa yang telah ku lalui selama ini saat bersamanya. Agar ia mengetahui apa yang aku inginkan bukan hanya sekedar kemewahan dan seks yang panas, tapi juga pengakuan darinya dan kehidupan yang normal." Jawab Vivian dengan mantab, ia sudah tidak bisa lagi membendung perasaannya jika kelak akan bertemu dengan Mr. Skinner meski Vivian sudah berusaha keras menghindari pria itu.

"Apa kau siap hidup bersama dengannya jika keadaan telah membaik?" Tanya Fred.

"Ya, aku siap!" Kata Mr. Skinner, awal yang canggung bersama Vivian tidak menjadi tolak ukur bahwa pada akhirnya ia memilih gadis itu sebagai tempat terakhir tubuhnya berlabuh.

Awal yang panas yang sempat ia pikir hanya sebuah affair biasa tanpa melibatkan hati dan perasaan malah membuatnya terjun ke dalam sebuah drama yang belum berujung, Mr. Skinner hanya memanfaatkan Vivian agar ia terlepas dari mantan istrinya, ya. Tapi ia tidak pernah berpikir bahwa perasaannya akan tertuju pada gadis itu.

Apalagi setelah mengetahui Vivian mengandung anaknya..

"Paman?"

"Apa aku pantas bersanding dengan pria itu?" Tanya Vivian seraya melihat ke arah jari manisnya yang masih terpasang sebuah cincin.

"Tentu sweetheart! Mr. Skinner pantas menerima gadis yang tak ia sadari menyimpan sesuatu di dalam hatinya. Sayangnya pria itu terlalu bodoh untuk menyadari hal tersebut.." ujae Fred.

"Karena ikatan keluarga, aku bisa saja meninggalkan Ayah dan Ibu tapi itu semua tentu saja akan berimbas kepada gadis yang aku cintai." Jelas Mr. Skinner.

Sangat lucu ketika dua hati yang sedang terpisah jauh karena sebuah keadaan, namun masih memikirkan satu sama lain.