Chereads / Ex - Boss / Chapter 28 - Dirty Boss

Chapter 28 - Dirty Boss

"kau meninginkannya Little One?" Vivian masih terdiam.

"Say it!" titah Mr. Skinner sambil meremas bokong Vivian dengan kuat hingga Vivian memekik kesakitan.

"Yes Master..." rintih Vivian.

"Goodgirl!"

Mr. Skinner membalikan tubuh Vivian dengan sangat lembut, membuat Vivian menyatukan kedua alisnya bingung. Tak biasanya pria itu berlaku lembut dan biasanya pria itu akan memerintah dirinya untuk berbalik, bukan membalikan tubuh Vivian dengan kedua tangannya dengan cara yang dapat membuat wanita manapun tersanjung.

"kalau aku bisa melakukannya dengan lembut, kau janji tidak akan pergi dariku?" Tanyanya, berhasil membuat Vivian semakin heran.

Pertanyaan bodoh macam apa ini? Aku pasti sedang bermimpi, batin Vivian.

Vivian masih mematung menatap Mr. Skinner yang kedua matanya sudah menggelap karena gairah.

"jawab aku Vivian..." Mr. Skinner menenggelamkan wajahnya di lekukan leher jenjang milik Vivian, mencari kehangatan yang selama ini telah hilang.

"baiklah..." jawab Vivian frustasi, ia sungguh dibuat bingung dengan sikap Mr. Skinner yang berbanding terbalik dari dulu. Melakukannya dengan lembut? Vivian pasti sedang bermimpi...

"dimana anakku Vivian?" Vivian masih dalam bekapan lembut Mr. Skinner, menikmati sisi kelembutan pria itu. Vivian merasa terganggu jika putra semata wayangnya disebutkan.

"dengan Paman..." balas Vivian acuh.

"kapan aku bisa bertemu dengannya?" Secara reflek Vivian melepas kasar pelukan Mr. Skinner.

"kita sudah sepakat soal ini, aku tak ingin membahasnya..." wajah Vivian terlihat kesal.

"dia juga anakku." geram Mr. Skinner, ia mencengkram kuat pinggul Vivian hingga terjatuh kepangkuannya.

"aku tak perduli!" ketus vivian, sepertinya ia telah membangunkan serigala yang sedang tidur.

Mr. Skinner berada di atas tubuhnya, perasaan Vivian terasa sakit melihat wajah yang sangat mirip dengan anak lelakinya itu. Menjadi bukti bahwa Mr. Skinner adalah Ayah biologis dari Nando, hal yang tidak dapat Vivian pungkiri. Dan lama-kelamaan hal itu akan terkuak juga, Vivian tak bisa selamanya menyimpan sesuatu seorang diri.

"Apa tidak ada seorangpun pria yang menyentuhmu, Vey?" Vivian ingin marah ketika pertanyaan pria itu seolah melecehkan harga dirinya.

"Menurutmu? Kau baru saja mencicipinya bukan? Seharusnya kau bisa membuat kesimpulan!" Cecar Vivian membuat Mr. Skinner terkekeh geli.

"Aku tidak pernah memikirkan seks dan hanya sibuk mengurus pekerjaanku serta Nando." Tambahnya lagi, Mr. Skinner mengangguk mengerti tanpa menghilangkan senyuman di wajahnya.

"Mengapa?" Tanya Mr. Skinner.

Karena aku takut jika bertemu pria sepertimu lagi! Kata Vivian dalam hati, namun tak ia katakan kepada Mr. Skinner dan lebih memilih bungkam.

"Mereka akan tahu, semua orang akan menggunjingnya." Kata Vivian seraya menelusuri lengan kekar Mr. Skinner dengan jemari lentiknya.

"Siapa yang kau khawatirkan sebenarnya, Vey?" Tanya Mr. Skinner.

"Semua orang." Jawabnya pelan.

"Kau tidak akan mengerti, karena posisimu tidak sepertiku." Tambah gadis itu lagi, semakin membuat Mr. Skinner bingung.

"Jadi, apa yang kau inginkan?"

"Pergi darimu, sejauh mungkin!" Pandangan mereka bertemu, Mr. Skinner berusaha mencari kebohongan di dalam netra kebiruan itu. Tapi sepertinya gadis itu bersungguh-sungguh dengan kalimatnya.

"Aku tidak akan melepaskanmu lagi. Kau tinggal bersamaku sekarang!" Ujar Mr. Skinner lalu bangkit dari ranjang dan menutup pintu meninggalkan Vivian di dalam kamar apartemennya.

"Apa?! Tunggu!" Vivian berlari dalam ketelanjangannya, menuju pintu yang sayangnya sudah ditutup dan dikunci oleh Mr. Skinner.

"Kau tidak bisa melakukan ini padaku!" Jerit Vivian seraya menggedor pintu yang didengar baik oleh Mr. Skinner, namun pria itu hanya menulikan pendengarannya seraya menuju kamar mandi seusai pergulatan mereka barusan.

"Ax!"

"Axton!" Jeritan Vivian bahkan terdengar hingga ke kamar mandi.

Cekl...

Pintu terbuka, cukup lama Vivian menunggu dengan raut wajah kesal dan hampir menangis. Menampilkan pria yang hanya terbalut handuk di pinggulnya.

Vivian segera berlari keluar kamar, namun dengan cepat Mr. Skinner menarik tubuhnya dan memeluk perut rata gadis itu.

"Hey, dengarkan aku!" Mr. Skinner berusaha menenangkan rontaan Vivian yang membuatnya hampir kewalahan.

"Vivian!" Bentaknya, yang pada akhirnya membuat Vivian terdiam tak lagi bergerak.

"Aku hanya menggertakmu, tapi akan benar-benar ku lakukan jika kau pergi lagi dan tak melunasi hutangmu. Apa kau paham?" Tanya Mr. Skinner menunduk menatap wajah masam Vivian.

"Vivian, apa kau paham?!" Kata Mr. Skinner dengan nada suara yang sedikit meninggi, membuat nyali Vivian mengecil seketika.

Gadis itu mengangguk, Mr. Skinner mengusap kasar rambut Vivian dan membiarkannya pergi. Ia yakin, kali ini Vivian tidak akan berani meninggalkannya. Karena ia sudah tahu sesuatu yang dapat membuat Vivian tak berani pergi seperti sebelumnya.

"Vey!" Seru Mr. Skinner saat Vivian mengambil tas dan berniat membuka pintu.

"Aku tahu dimana Nando, dan ku harap Fred menjaganya dengan baik. Jika tidak, aku akan menculiknya dan menculik Ibunya." Ancaman Mr. Skinner berhasil membuat tubuh Vivian seakan membeku, langkahnya seolah gontai ketika menyadari bahwa pria itu memiliki hidupnya lagi.

Vivian tak menanggapi dan memilih pergi, padahal di dalam hatinya Vivian terus mengumpat kepada hidupnya yang selalu berakhir ke pelukan pria itu.

Mr. Skinner menegak minumannya hingga tandas, tersenyum simpul atas kemenangannya atas gadis itu. Pada akhirnya Vivian tak bisa berbuat apapun lagi, ia akui, ia adalah pria brengsek yang menggunakan kekuasaan dan hartanya untuk menggertak seseorang.

Tapi demi Vivian, Mr. Skinner akan melakukan apa saja.

"Mom?!" Vivian terkejut, ketika ia pulang ke rumah dan mendapati Nando telah berdiri di halaman. Ia pikir bocah itu akan tiba beberapa hari lagi.

"Nando? Mom pikir kau datang minggu depan. Dan, siapa yang mengantarmu?" Vivian memberondong segala pertanyaan kepada Nando.

"Dengan teman Bibi, tapi dia sudah pergi karena terlalu lama menunggu Mom." Jawab bocah berusia empat tahun tersebut, Vivian khawatir tentu saja. Mr. Skinner baru saja hadir di dalam kehidupannya lagi, dan Vivian khawatir jika pria itu akan melihat Nando berada bersamanya.

Ia membuka pintu, memasukan Nando ke dalam rumah seraya mengintip dari balik jendela kaca.

"Mom, ada apa?" Vivian menggeleng, mata-mata Mr. Skinner tentu saja berada dimana-mana.

"Seharusnya kau tidak datang secepat ini.." kata Vivian berjongkok di hadapan bocah itu.

"Kau tidak ingin bertemu denganku?" Tanya Nando yang hanya dibalas senyuman oleh Vivian.

"Tentu saja tidak."

"Mom, boleh aku bertemu dengan Daddy?" Tanya Nando, untuk ke sekian kalinya Nando selalu bertanya pasal Ayahnya dan itu berhasil membuat Vivian sedih.

"Tentu honey, tentu. Jika waktunya sudah tiba, tapi sekarang Dad sedang sibuk bekerja. Dia akan menemuimu jika tidak sedang bekerja." Kata Vivian menyemangati.

Sedari kecil Vivian tak pernah menyembunyikan sosok Mr. Skinner sebagai Ayahnya agar bocah itu tidak malu jika dirinya tak memiliki Ayah dan tinggal serumah seperti teman-temannya. Vivian selalu bercerita tentang Ayahnya bahkan memberikan foto Mr. Skinner kepada Nando, agar kelak bocah itu tak terkejut jika pada akhirnya Mr. Skinner dan Nando bertemu.