Chereads / Ex - Boss / Chapter 26 - Back to Him II

Chapter 26 - Back to Him II

"Kopi Miss..." Vivian hanya mengangguk tanpa menoleh ke arah pemuda officeboy yang tiap pagi memberinya kopi susu. Ia masih terfokus ke layar komputernya berkutat dengan angka yang membuat perutnya sedikit mual.

"attention please!"

Wanita tua gemuk dengan kacamata dan heels kuno berwarna hitam itu angkat bicara, membuat Vivian mendengus kesal ketika mendengar wanita yang selalu ingin dipanggil bos tersebut. Vivian hanya duduk bersandar menyilangkan kedua tangan di depan dadanya ketika semua orang berdiri. Membuat wanita tua itu menghentikan langkahnya di depan Vivian.

"all right everyone, hari ini bos besar akan berkunjung kemari, aku ingin kalian memperbaiki pekerjaan kalian dan... Jaga perilaku kalian!" Deborah menekankan kata terakhirnya dengan menatap Vivian lamat-lamat, seolah memberikan peringatan kepada Vivian.

Vivian kembali ke pekerjaannya yang entah sampai dimana tadi, ia membuka kunciran rambutnya yang kini telah tergerai indah. "hai sexy blondie..." Stuart, lelaki yang selalu terang-terangan menggoda Vivian mengedipkan sebelah matanya ketika melewati meja kerja Vivian, ia memang seksi...

Super seksi ketika rok ketat berwarna peach dipadukan dengan dalaman berwarna putih dan dibalut dengan blazer super ketat berwarna peach. Membuat liuk tubuh nya terlihat sempurna dan kaki jenjang nan mulus selalu terlihat anggun ketika ia berjalan.

"ehm..." tegur Deborah ketika semua orang memandangi bokong indah Vivian, di sampingnya sudah ada Mr. Skinner dengan kacamata bertengger di hidung, balutan jas rapi dan sepatu yang sangat mengkilap. Terlihat jelas jika ia adalah pria yang sudah cukup berumur, namun tubuh tegap dan jambang halus itu membuatnya terlihat awet muda.

"i'm sorry Mr. Skinner, kau dapat melanjutkan inspeksimu..." Deborah mempersilakan Mr. Skinner berkeliling melihat kinerja pegawainya yang hari ini terlihat sibuk hanya karena kedatangan bos besar. Mr. Skinner melihat sekitar, sampai akhirnya mata elang dengan alis tebal itu tertuju pada bokong besar milik Vivian. Mr. Skinner mengernyitkan keningnya...

Sementara Vivian masih mencari berkas bulan lalu yang kelihatannya ia hilangkan, "hah... Damn it! Dimana kertas itu." Vivian berdiri memegangi pinggang setelah beberapa menit tak menemukan berkas yang ia cari.

"kehilangan sesuatu?" suara berat Mr. Skinner membuat tubuh Vivian menoleh ke belakang dan berhadapan langsung dengan sang pemilik suara, Vivian melotot, tubuhnya merosot terduduk ketika melihat wajah rupawan itu.

"God help me!" gumam Vivian namun terlambat, Mr. Skinner mengetatkan rahangnya, jemarinya mengepal kuat setelah melihat wajah Vivian.

Mr. Skinner menggebrak meja kerja Vivian dengan sangat kuat, membuat semua mata tertuju ke arah meja kerja Vivian.

"well, Miss Anderson... Dimana uangku?" Mr. Skinner melotot ke arah Vivian yang tengah duduk mematung, merasa diperhatikan oleh semua orang tak terkecuali Deborah, Vivian tak bergeming.

...

"Dia bekerja di sebuah perusahaan di kota Washington." Kata sekertarisnya menunjukan beberapa foto Vivian yang mengenakan pakaian rapih namun tetap cantik dan seksi, Mr. Skinner menyunggingkan senyum melihat gadisnya itu kini telah menjelma menjadi seorang wanita cantik dan berwibawa. Ia bahkan tak percaya jika Vivian memperoleh posisi tersebut dengan hasil kerja kerasnya, Mr. Skinner dulu sempat berpikir jika Vivian tak menyelesaikan kuliahnya karena tengah hamil.

Namun kini, gadis itu membuktikan kepada dunia bahwa ia mampu bangkit kembali untuk meraih apa yang ia inginkan sedari dulu. Sungguh gadis yang menarik, pikir Mr. Skinner. Terlebih Vivian kini terlihat sangat seksi dan menantang, setelah melahirkan putra pertamanya Vivian terlihat sangat matang dan dewasa.

Mr. Skinner tak henti-hentinya mengagumi Vivian, sampai ia tak menyadari bahwa sekertarisnya masih ada di sebelahnya.

"Uhm, kabar baik untukmu Sir. Vivian bekerja di sebuah perusahaan milik tunanganmu. Salah satu aset milik keluarga Jefferson." Jelasnya, membuat Mr. Skinner semakin mengembangkan senyum.

"Hubungi Arthur, aku ingin menawarkannya sesuatu." Sekertaris Mr. Skinner mengangguk patuh lalu meninggalkan ruangannya, sementara Mr. Skinner mengatur sesuatu yang pastinya akan mengejutkan gadis itu. Tapi kali ini Mr. Skinner tidak akan membiarkan Vivian pergi, ancaman ataupun kekerasan ia tak perduli. Ia tak ingin gadis itu pergi lagi dan berusaha seorang diri untuk membesarkan anak mereka.

Mr. Skinner mengambil sebuah bingkai foto yang ia taruh di sudut meja kerja, menatap lamat-lamat foto gadis yang dulu selalu menghiasi hari-harinya selama bekerja. Walau hingga detik ini ia belum dapat menemukan keberadaan Nando, dari informasi yang Mr. Skinner dapatkan Vivian tinggal seorang diri di sebuah rumah, tidak ada anak kecil atau siapapun.

Membuat pertanyaan besar di kepala Mr. Skinner apakah Vivian menitipkan Nando di panti asuhan? Mr. Skinner segera mengenyahkan pikiran itu, Vivian tak akan mungkin setega itu kepada darah dagingnya sendiri. Terlebih gadis itu telah banyak berkorban demi kelangsungan hidup Nando, yang belum Mr. Skinner ketahui keberadaannya.

"Arthur?!" Mr. Skinner menjawab panggilan dari teman lamanya itu, menawarkan sebuah kerjasama agar perusahaan yang ditempati Vivian bekerja menjadi miliknya. Dan benar saja, tak membutuhkan waktu lama Arthur menyanggupi hal tersebut karena ada masalah dengan putrinya. Mr. Skinner tak ingin bertanya lebih jauh karena tak ingin mencampuri urusan pribadi temannya.

Yang ia perdulikan saat ini hanyalah Vivian, ia segera menyambar jas yang tergantung di kursi kerja lalu menaruhnya di sebelah bahu. "Kosongkan semua jadwalku, Rii. Aku ada pertemuan penting." Ujar Mr. Skinner yang segera diangguki oleh sekertarisnya, pria itu meninggalkan kantor menuju bandara yang akan segera membawanya kepada gadisnya lagi.

Nicholas yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum kecut, semua orang yang ada di sini tahu bahwa Mr. Skinner tengah sibuk mencari keberadaan Vivian selama empat tahun terakhir. Bukan waktu yang sebentar hingga membuat pria itu selalu dalam keadaam frustasi bahkan sering mabuk. Entah mengapa daya tarik Vivian bagi Mr. Skinner sangat besar.

Mr. Skinner tiba di bandara dengan senyum percaya diri, gaya maskulin yang selalu menempel di tubuhnya berhasil membuat semua wanita yang ada di sana bersiul ria menggoda Mr. Skinner. Namun hanya dibalas senyuman oleh pria itu, padahal Mr. Skinner jarang sekali tersenyum apalagi saat bekerja.

Namun hari ini adalah hari yang menegangkan baginya, cukup lama ia kehilangan Vivian dan mencarinya hampir membuat Mr. Skinner gila. Ditambah dengan perjodohan yang dilakukan oleh orang tuanya dengan seorang model ternama yang memiliki banyak bisnis dan usaha, Mr. Skinner tak pernah mau mengakui pertunangan itu atas dasar apapun.

Karena di jari manisnya hanya ada satu nama yang tak akan pernah ia lepaskan, tak akan pernah ia lepaskan lagi kali ini. Dan kali ini juga Mr. Skinner akan mengikatnya atau bahkan menculiknya hingga ke ujung dunia jika gadis itu menolak, karena ia baru menyadari perasaannya kepada gadis itu, tidak seperti wanita-wanita yang sebelumnya.

"Aku datang, Vey!"