"Lakukan apa yang ku katakan! Waktumu masih banyak dan kau harus melunasinya." Ucapnya dingin, salah satu sifat Mr. Skinner yang paling Vivian benci kini muncul kembali. Dengan sikap otoriter dan memaksa akhirnya Vivian kembali tunduk kepada pria itu, sayangnya Vivian hanya boneka yang dapat pria itu kendalikan.
"Lalu, apa kau sama sekali tidak mengerti perasaanku. Bagaimana orang-orang akan menatapku dengan perut yang kian membesar tanpa seorang suami-"
"Kita akan menikah!" Ujar Mr. Skinner yang lagi-lagi berhasil mengejutkan Vivian, ingin sekali ia tidur selamanya dan tak terbangun menghadapi kenyataan bahwa hidupnya kini sepenuhnya adalah milik pria itu.
"Dan kau berhenti dari pekerjaanmu!" Tambah pria itu, Vivian menatap Mr. Skinner dengan perasaan getir. Pria itu tidak tahu bagaimana Vivian mengharapkan pekerjaan itu dan pengabdiannya selama ini kepada perusahaan itu.
"Kau tidak bisa melakukan ini padaku!" Kata Vivian dengan bibir bergetar menahan tangisnya, yang sayangnya hampir saja membuat Mr. Skinner luluh.
"Viviane Anderson, kau ku pecat!" Kata Mr. Skinner menutup pertikaian mereka berdua lalu meninggalkan Vivian, gadis itu mendengar pintu tertutup dengan keras pertanda bahwa Mr. Skinner tengah menahan amarahnya. Tubuh Vivian seketika merosot ke atas lantai, menangis sejadi-jadinya. Hormon kehamilan benar-benar membuatnya menjadi gadis yang cengeng. Dan semua hal yang ia tangisi selalu berasal dari pria itu, Mr. Skinner..
Pria itu pulang ke rumahnya dengan perasaan lesu dan bahagia di saat yang bersamaan, lelah karena harus beradu mulut dengan Vivian terlebih dahulu meskipun gadis itu sadar keputusan akhir akan selalu ada di tangan Mr. Skinner. Dan bahagia ketika mengetahui bahwa sebentar lagi ia akan menjadi sosok Ayah.
"Axton?!" Seru seseorang dari belakang saat ia hendak memasuki kamar.
"Ax, kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini." Rengek Ava menarik lengan Mr. Skinner seraya memukul dadanya, tapi Mr. Skinner sudah lelah dengan wanita bermuka dua itu.
"Pergilah, Av! Jangan lupa barang-barangmu." Katanya acuh.
"Apa semua ini karena anak? Aku bisa memberimu anak jika itu memang kemauanmu." Kata Ava meyakinkan, berpisah dengan Mr. Skinner adalah kesalahan terbesar bagi Ava yang dapat memengaruhi karirnya di dunia modeling. Ia tak bisa lagi memamerkan suami sempurna kepada teman-teman sosialitanya.
"Tidak perlu! Karena aku akan segera memilikinya." Kata Mr. Skinner, terhenti di ujung kalimat ketika ia menyadari kebodohannya.
"Gadis itu hamil?" Tanya Ava, Mr. Skinner menghusap kasar wajahnya seraya mendengus kesal.
"Keluar, Av!"
"Jadi gadis itu hamil?" Kata Ava, melihat wajah jahat Ava. Mr. Skinner memberi peringatan.
"Jika kau berani menyentuh bahkan menyakiti gadis itu, maka karirmu tamat!" Ancam Mr. Skinner, ia sudah sangat paham. Bahwa Ava akan memilih karirnya di atas apapun yang ada di dunia ini, setelah mendengar kalimat itu Ava pergi meninggalkan Mr. Skinner. Membawa semua barang-barangnya dari rumah mewah pria yang telah mencampakan harga dirinya hanya karena seorang gadis yang tak lain adalah karyawannya.
...
"Pergilah! Aku sedang tidak ingin." Kata Vivian yang tengah berbaring di atas ranjang dengan wajah lesu dan pucat.
"Kau harus makan, Vey!"
"Aku tidak lapar, kau bisa mengambil bayi ini jika sudah keluar nanti." racau Vivian.
"Kau bercanda? Aku tidak akan mungkin membesarkan seorang anak tanpa Ibu." Kata Mr. Skinner semakin membuat Vivian yakin bahwa ia tidak akan pernah bisa terlepas dari pria itu, apalagi dengan lahirnya anak mereka.
"Kau menjebakku!" Kata Vivian, membuat kerutan di dahi Mr. Skinner.
"Kau ingin anak, tapi Ava tak bisa memberimu. Jadi kau menjebakku untuk memberimu anak 'kan?" Tambah gadis itu, Mr. Skinner sempat berpikir jika Vivian tahu akan semua rencananya. Tapi ternyata, semua itu hanya racauan gadis itu saja.
"Itu salahmu, kau tidak memakai alat kontrasepsimu." Balas Mr. Skinner seolah menyalahkan Vivian atas semua kejadian, seraya menyuapi Vivian yang sangat sulit untuk makan di kehamilan mudanya ini.
"Kau yang tidak ingin menggugurkannya." Balas gadis itu tak mau kalah.
"Apa kau setega itu?" Tanya Mr. Skinner, berhasil membuat Vivian terdiam dan berpikir sejenak. Lalu tiba-tiba gadis itu menangis, Mr. Skinner hanya menaikan sebelah alisnya menghadapi sifat Ibu muda yang tengah mengandung anaknya itu.
"Kau tidak memberiku pilihan." Kata Vivian yang menyeka air matanya.
"Sudahlah, Vey. Yang terjadi sudah terjadi, kau hanya tinggal melaluinya saja dengan hati yang terbuka." Bujuk Mr. Skinner, Vivian masih terdiam.
"Bagaimana dengan keluargamu? Kau bilang Ava menikah denganmu adalah hasil perjodohan orang tuamu, itu artinya mereka tidak akan menerima gadis sepertiku." Kata Vivian berkecil hati, sungguh Mr. Skinner tidak perduli dengan keluarganya. Ia hanya menginginkan anak dan Vivian selalu ada bersamanya.
"Kau terlalu mencemaskan banyak hal sehingga lupa akan kesehatan dirimu dan bayimu." Kata Mr. Skinner, Vivian merasa hal itu ada benarnya. Mungkin setelah ini ia akan memikirkan kehidupan selanjutnya, ia tidak akan mungkin bisa bertahan dengan sikap Mr. Skinner yang otoriter dan kasar apalagi saat bercinta. Ditambah dengan silsilah keluarga besar Skinner yang mungkin tidak akan menerima kehadiran dirinya dan anaknya kelak.
Vivian bersandar di dinding kamarnya melihat ke arah luar jendela, benar apa yang dikatakan oleh pamannya dulu. Bahwa hidup di kota terlalu keras untuknya, pilihannya hanya ada dua. Bertahan di perkebunan atau nekat mencoba peruntungannya di kota, memang saat ini ia sangat beruntung bisa bertemu dengan Mr. Skinner dan membuat hidupnya tercukupi. Tapi ternyata semua hal itu ada balasannya, dan Vivian akan segera menikah dengan pria yang tidak mencintai dirinya.
Telinga Vivian tidak pernah mendengar pernyataan cinta atau lamaran resmi dari pria itu, sebuah pernikahan hanya untuk menutupi aib yang ia kandung. Ini bukanlah pernikahan sungguhan yang didasari oleh cinta dan komitmen berdua, tapi ini adalah pernikahan yang didasari oleh sebuah paksaan dan ketakutan. Vivian menghela nafas kasar, bahagianya hanya sebentar saja.
Bahkan jika diingat selama ia bersama Mr. Skinner, pria itu tak pernah membuatnya bahagia.
"Berhenti melamun! Itu tidak baik untukmu." Kata Mr. Skinner yang memasuki kamar Vivian.
"Cobalah untuk senam atau makan, baik untuk janinmu." Tambahnya lagi, Vivian hanya bisa menghela nafas. Sekarang pria itu telah memiliki hidupnya, mengekangnya layaknya Vivian adalah boneka yang dimiliki oleh serigala itu.
"Aku tidak ingin pindah, aku nyaman berada di sini." Kata Vivian menjawab pertanyaan Mr. Skinner tempo hari ketika pria itu menawarinya untuk tinggal di rumahnya, Vivian hanya khawatir akan perasaannya jika bertemu dengan keluarga besar Skinner. Tentu ia akan dipermalukan.
Mengingat skandal yang pernah tersebar, perceraiannya dengan Ava hingga kehamilan yang membuat Mr. Skinner pada akhirnya menikahi Vivian. Semua orang akan berpikir bahwa semua itu adalah jebakan yang dilakukan Vivian guna menjerat hati Mr. Skinner, tanpa Vivian tahu bahwa semua itu ternyata adalah rencana dari Mr. Skinner untuk lepas dari Ava dan untuk memiliki Vivian seutuhnya.