Chereads / Para Penyendiri [INDONESIA] / Chapter 2 - Tersisikan karena kelebihannya

Chapter 2 - Tersisikan karena kelebihannya

Saddam Kemal atau biasa dipanggil kemal dia adalah anak ranking satu di kelasnya dan juga anak paling pintar di sekolah ini.

dia berulang kali menang olimpiade tetapi jujur teman sekelasnya banyak yang tidak menyukai dia.

kemal merasa terdiskoneksi dari kelas dia memang pintar karena dia pintar dia menjadi favorit guru-guru dan selalu diperhatikan.

dia sendiri jarang ada dikelas bukan karena dia suka bolos tetapi karena sering sekali sekolah mengajukan kemal ikut olimpiade yang membuat dia sering dibawa ketempat olimpiade dan lomba.

awalnya teman-teman di kelasnya menggangap kemal adalah anak yang spesial.

tetapi hal itu bukanlah hal yang baik memang pertama kemal menjadi anak yang menjadi andalan kelas tapi semakin lama dan semakin banyak kemal ikut olimpiade teman-temannya mulai berhenti menspesialkan kemal dan sekedar menggangap kemal sebagai anak yang berbeda.

mereka melihat kepintaran kemal menjadi garis pembatasan antara mereka dan kemal.

kata halo dan terimakasih adalah kata yang mereka ulang-ulangi kepada kemal karena mereka sendiri tidak tau apa yang harus mereka bahas di depan kemal.

kemal merasa dia tersisikan dari kelasnya dia tidak membenci temannya mungkin itu karena kesalahan dia sendiri yang terlalu pintar tapi dia tidak bisa mundur.

keluarganya sangatlah sederhana dia harus menjadi anak pintar dan mendapat beasiswa jika dia ingin melanjutkan ke jenjang kuliah, keluarganya sudah sangat bekerja keras tetapi mereka tetap tidak punya uang lebih untuk menguliahkan kemal karena mereka kewalahan untuk mendanai kuliah kakaknya.

kemal sebenarnya benci dengan kenyataan ini kenapa kakaknya dapat kuliah tetapi dia tidak bisa tapi apa boleh buat takdir sudah mengatakan demikian dia harus berjuang sendirian dan kesepian.

Kemal harus menelan pill pahit itu jika dia harus merasa kesepian untuk masa depannya untuk dia bisa kuliah dan untuk dia bisa membantu keluarganya maka kesepian adalah harga yang setimpal baginya.

itu adalah apa yang ada dipikiran kemal sebelum dia bertemu dengan Laura dan Jefri dan anak-anak lain yang akan dia temui di perpustakaan.

kemal yang mengucilkan diri sendiri mencari tempat dimana dia bisa dengan nyaman sendirian.

akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan.

setelah masuk perpustakaan disana dia melihat anak perempuan dengan rambut pirang sibuk dengan laptopnya dan anak laki yang dengan ekspresi aneh namun sangat serius yang sedang membaca sebuah buku komik duduk di depan perempuan itu.

mereka adalah laura dan jefri dua anak yang sangat terkenal disekolah ini.

dalah hati kemal dia sangat kaget bertemu mereka berdua disini.

dia mengambil sebuah buku lalu duduk di meja tengah perpustaakan tetapi berjauhan dari jefri dan Laura.

Awalnya kemal kesini selain untuk sendirian dia juga ingin memakai wifi perpus tetapi setelah melihat jefri dan laura ada disini dia merasa canggung

dia menaruh buku itu lalu mengeluarkan hapenya.

sambil browsing internet terkadang kemal memandang kearah dua anak itu.

"Anjirrr keren banget." ucap jefri dengan nada terkagum-kagum.

laura memandang kearah jefri "ada apa ucapnya"

"lu baca yang volume ini deh seru banget misterinya sumpah genius banget yang bikin ini komik" ucap jefri.

"hmmm....gue nanti coba baca deh yang volume itu" jawab laura.

kemal yang penasaran menoleh kearah jefri melihat komik apa yang dia baca.

dia mulai penasaran dengan apa yang mereka berdua omongkan.

besoknya saat istirahat kemal pergi ke perpustakaan lebih awal dan membaca komik detektif yang jefri dan laura bicarakan.

dia membacanya dengan sangat serius karena kemal yang dasarnya juga pintar dia menghabiskan baca komik itu dengan sangat cepat.

saat laura dan jeffri datang kemal sudah membaca selesai volume pertama komik itu dan melanjutkan membaca volume berikutnya.

laura menaruh kopi susu hangatnya di meja lalu dia duduk di kursi depan sebelah kanan kemal.

lalu jeffri duduk tepat di sebelah kanan kemal di depan di kursi depan laura.

"Lihat tu keracunan kebiasaan lu" ucap laura kepada jefri sambil wajahnya menunjuk-nunjuk kearah kemal.

Jefri menoleh kearah kemal yang membaca komiknya.

"jiah...hahahaha lu baca juga?" ucap jefri sambil ketawa.

kemal menoleh kearah jefri.

"Lu baca volume yang mana?" tanya jefri.

Kemal menunjukan cover komik yang dia pegangnya.

"Oh yang volume itu gue sendiri agak bingung sih tapi penjahatnya pinter banget buat-"

"Jef stop" ucap laura menghentikan jefri yang akan membocorkan isi komik.

"Oh sori, lu baca aja dulu nanti baru kita cerita setelah lu selesai baca" ucap jefri.

laura pergi mengambil buku Silmarillion lalu duduk dia duduk setelah itu dia meminum kopinya dan mulai membaca buku itu perlahan.

sedangkan jefri membuka roti sosis yang dia bawanya lalu memakan roti itu sambil dia sibuk dengan hapenya.

kemal sedikit aneh melihat situasi dirinya sekarang pada akhirnya dia mencoba untuk tidak menghiraukan situasinya sekarna lalu melanjutkan membaca komiknya.

setelah dia selesai membaca dan menutup bukunya jefri langsung memandang kearahnya.

"Gimana menurutmu bagus gak?" ucap jefri ke kemal.

"Gue rasa bagus tapi misterinya agak kerasa murahan dan kadang mudah ditebak" ucap kemal.

"Hah? mudah ditebak jangan sok pinter lu kalau ngomong" ucap jefri.

laura langsung memandang kearah mereka berdua.

"bentar....kamu kemal kan?" tanya laura.

"Iya" ucapnya sambil mengangguk.

"laura lu kenal anak sok pinter ini?" tanya Jefri.

"ho-oh, oh iya dia enggak sok pinter kok, lu gak tau siapa dia?" tanya laura ke jefri

"mana gue tau, wajah dia jarang ada di kantin atau tempat tongkrongan anak-anak" jawab jefri.

"dia itu anak yang sering maju di olimpiade ngewakilin sekolah dan sering menang, piala yang dia sumbang ke sekolah juga banyak bisa dibilang dia anak paling pinter di sekolah ini" ucap Laura.

"Beneran?" tanya jefri ke laura dengan wajah mlongo terkejut.

"Suer" ucap laura.

jefri menoleh kearah kemal "lu beneran anak paling pinter disekolah ini?" tanya nya.

"enggak bisa dibilang paling pinter sih cuman sering menang olimpiade doang" ucap kemal.

"Haha" jefri tertawa aneh.

"Ngapain lu ketawa sendiri" ucap laura.

"prak" jefri menepuk lengan kemal dengan cukup keras sampai dan laura cukup kaget dengan hal itu.

"Itu sama aja bego bisa aja lu becanda nya" ucap jefri sambil tertawa.

Kemal hanya diam dia tau jefri adalah anak paling nakal disekolah ini dan dia tidak berani mencari masalah dengan dia.

"lu kesekolah naik motor kan?" tanya jefri.

"I..iya" jawab kemal dengan gugup.

"pulang sekolah ngopi bareng yuk" ajak jefri

"ide bagus gue ikut ya" ucap laura.

"Oke kalau begitu pulang sekolah ya" ucap jefri setelah itu dia pergi.

"Kringgg....." tidak lama setelah jefri pergi suara bell masuk berbunyi.

kemal disana tidak sempat menjawab apapun tetapi semua sudah memutuskan untuk pergi dan kemal tidak berani menolaknya.

pulang sekolah laura dan jefri sudah menunggu tepat di luar gerbang sekolah.

tidak ada pilihan lain selain ikut kemal pergi mengambil motornya di parkiran setelah itu ikut dengan jefri dan laura.

laura dan jefri mengajak kemal ke tempat nongkrong mereka kemarin.

"lattenya satu" ucap laura.

"aku juga latte" ucap kemal.

"Gue kopi hitam aja" ucap jefri.

seketika laura langsung memandang kearah jefri dengan wajah kesal.

"Apa?" tanya jefri dengan nada datar.

"Mas kasih dia latte juga" ucap laura ke barista kafe.

akhirnya mereka bertiga memesan latte.

mereka bertiga duduk bersama suasana sore pulang sekolah memang sejenak terlihat melelahkan tapi duduk dan menikmati kopi membuat gambaran lelah dan resah anak remaja menjadi lebih santai seakan kopi melelehkan aktivitas mereka yang kaku dan keras.

"Kemal lu udah mulai cari beasiswa?" tanya jefri.

"Eh?....gue sendiri udah dapet beasiswa sih tapi kalau mau nanya-nanya boleh aja" jawab kemal

kemal yang canggung disana jujur sangat kaget saat ditanya oleh seorang jefri yang terkenal nakal tentang beasiswa dia sangat tidak menyangka dia bakal bertanya itu.

"Lu kalau ada info tentang beasiswa atau universitas yang buka jalur prestasi kasih info gue dong" ucap jefri.

"Emangnya lu punya prestasi" tanya laura dengan nada meledek.

kemal memandang ke laura di dalam hatinya dia berkata "berani sekali laura bertanya seperti itu ke jefri".

"ngeledek lu meski gue kayak gini gue punya prestasi" ucap jefri dengan sombongnya.

"Hah?"

"Hah"

ucap kemal dan laura yang langsung memandang kearah jefri dengan terkejut mereka antara penasaran dan tidak percaya dengan klaim jefri.

"Emang lu punya prestasi apa?" tanya laura.

"Kalian sih anak rumahan, anti-sosial, penyendiri kalian pasti gak tau kalau gue yang sering menangin lomba bulu tangkis sekolah ini di tingkat kota dan provinsi" ucap jefri

"S..Sung...Sungguhan?" ucap laura terbata-bata masih tidak percaya.

"Gak percaya coba besok lu tanya anak-anak atau guru-guru" balas jefri.

jefri mengangkat gelas kopinya dan meminumnya perlahan.

"Jangan lupa ya mal tolong bantu gue, soalnya gue butuh banget info tentang kuliahan sama beasiswa jujur keluarga gue juga agak kesusahan buat nyekolahin gue" ucap jefri.

mendengar itu kemal terkejut dia sedikit merasa ada persaudaraan yang terjalin antara dia dan jefri, dia merasa dia menemukan teman seperjuangan.

setelah itu mereka pulang dirumah laura mencoba untuk membuat pasta dan saat dia mulai merebus air dan memasukan mie pasta kedalam air mbak Anna langsung berlari kearah laura.

"Udah...udah...biar mbak aja yang bikin" ucap mbak Anna sambil mengambil alih kompor dan panci serta peralatan dapur lainnya.

laura mundur kebelakang "mbak Anna gak usah khawatir saya jago kok kalau masakan barat lagipula emang mbak Anna pernah bikin pasta?" tanya laura.

"Mbak Anna belum pernah bikin pasta neng tapi mbak Anna yakin mbak Anna bisa bikin pasta buat eneng" ucap mbak Anna.

laura memegang kepalanya dengan ekspresi bingung dan khawatir lalu dia pergi duduk di meja makan.

tidak lama mbak Anna selesai membuat pasta serta sausnya dan menghidangkannya ke laura.

laura sangat terkejut dengan apa yang ada di depannya.

piring penuh dengan mie pasta serta sayuran dan saus dilengakapi dengan ekstra garam dan merica diatasnya bak sebuah hidangan restauran.

"Gila..gila..gila" ucap laura yang terkejut dengan apa yang dilihatnya.

pasta mbak Anna sangatlah enak hingga membuat laura dapat tidur nyenyak malam itu.

Besoknya di sekolah Laura bertemu dengan kemal di kantin dia melambaikan tangan menyapa lalu berjalan kearah kemal.

kemal membalas dengan melambaikan tangannya.

tiba-tiba ada yang menarik kemal dari belakang.

jefri menaruh tangannya kanannya di pundak kemal.

"lu udah coba belum roti sosis di kantin cobain deh rasanya enak banget" ucap jefri sambil memberikan roti sosis kepada kemal dan tertawa.

"Gue beli kopi susu dulu habis gitu baru gue keperpus" ucap laura lalu pergi.

"lu cobain deh rotinya kalau kita beli dua siapa tau harganya bisa murah" ucap jefri

kemal tertawa "ada-ada aja lu jef" ucap kemal.

kemal yang berjalan dengan jefri dan laura menjadi pusat perhatian anak-anak.

ada guru yang lewat dan berhenti dan sejenak memandang kearah mereka lalu mengeleng-gelengkan kepalanya.

"ada pertanda apa ini sampai saya ngelihat kalian bertiga bisa ngumpul bareng" ucap guru itu.

Diperpustakaan ada sebuah tempat terletak di ujung rak-rak buku dimana lantainya dialasi sebuah karpet disana anak-anak bisa duduk lesehan untuk membaca buku tetapi karena tidak ada anak yang datang jefri memakai tempat itu untuk tidur.

kemal sibuk mencari sebuah buku yang menarik baginya sedangkan laura fokus membaca buku berjudul silmarillion untuk jefri dia tidur-tiduran di pojokan.

seminggu berlalu hari-hari mereka di isi dengan canda tawa tapi ada satu pertanyaan yang muncul di hati kemal yaitu kenapa laura dan jefri sering sekali menghabiskan waktu di perpustakaan.

akhirnya hari ini dia bermaksud untuk bertanya hal itu.

"Laura, Jefri, gue mau nanya kenapa sih kalian sering bahkan hampir tiap hari kalau istirahat selalu pergi ke perpustakaan.

"huft" jefri menghela nafas.

"Biar gue dulu yang cerita" ucap jefri.

"Jadi sebenarnya gue punya masalah sama temen-temen gue bukan masalah besar sih tapi bukan masalah kecil juga, gue sadar kalau temen-temen tongkrongan gue itu fake banget mereka sering banget ngomongin hal-hal jelek di balik gue bukan berarti gue marah ke mereka yang ngelakuin hal kayak gitu bahkan gue sendiri juga sering ngomongin orang di belakang mereka tapi akhir-akhir ini aja gue ngerasa gue pengen sesuatu yang nyata gue pengen sungguh-sungguh jujur sama diri gue dan jawaban gue adalah cukup dengan kepura-puraan ini gue gak suka temen yang ngomongin keburukan gue di belakang gue akhirnya gue melepaskan diri dari mereka" ucap jefri.

"Cerita gue mirip dengan cerita Jefri dan Jawaban gue adalah gue pengen bikin tempat personal bagi gue buat gue jujur sama diri gue sendiri dan orang-orang yang jujur kepada gue ya pada akhirnya perpus inilah dimana gue datang" ucap laura

mereka bercerita dengan ekspresi datar meski terkadang ada gema sedih di suara mereka.

kemal merasa bersalah telah bertanya seperti itu tapi dia juga ingin membuka problematika yang dihadapinya karena dia merasa ada relasi antara apa yang dia hadapi dan apa yang laura dan jefri hadapi.

"gue jujur sebenernya gue juga punya masalah yang sama kayak kalian, gue boleh curhat gak sama kalian tentang masalah gue?" tanya kemal

jefri dan Laura saling menatap satu sama lain lalu mereka memandang kearah kemal.

"silahkan siapa tau kita bisa bantu" ucap Laura dengan senyum

"gue ngerasa gue tersisikan di kelas?" ucap kemal.

"tersisikan?" tanya laura.

"emang anak-anak kelas baik sama gue tetapi gue ngerasa semakin tinggi prestasi gue anak-anak semakin jauh dari gue" ucap kemal.

"Hah gimana gimana gimana?" tanya jefri.

kemal menundukan kepalanya badannya terasat menyusut menjadi kecil dia terasa sangat takut untuk bercerita.

"gue udah gak dianggep sama anak-anak kelas, gue tau itu salah gue sendiri karena gue jarang ada dikelas karena gue sering pergi buat ikut olimpiade, pertama gue pikir mereka mengerti situasi gue tapi ternyata gue yang salah paham sekarang gue sadar mereka nganggep diri gue cuman sebagai pajangan kelas sebagai anak pinter yang jadi favorit guru tapi bukan sebagai teman. tapi gimana lagi kalau gue pengen kuliah gue harus dapet beasiswa sama rekomendasi keluarga gue gak mampu danai gue lepas sma" ucap kemal dengan suara bercampur antara marah dan sedih.

jefri dia menatap kearah langit-langit "udahlah gak usah dipikirin mereka itu cuman iri sama prestasi lu" ucap jefri.

"Gak bisa dibilang gitu dong" ucap kemal dengan pelan.

"gak bisa dibilang gitu bagaimana? gue kenal sama anak-anak kelas lu kalau gue di posisi mereka gue juga bakal kayak gitu bahkan gue bakal lebih parah lagi mungkin gue kalau sekelas sama lu gue bakal ganggu dan bully lu tapi gue bersyukur kita jadi teman di perpus ini, dengerin ya anak sekolah itu sebenarnya sikapnya individu lu udah denger masalah gue kan suka gak suka mereka pasti bakal ngomongin keburukan lu dari belakang dan kita gak punya jalan lain selain jalan maju kedepan terus meski kita tau kita itu anak-anak yang tersisikan." ucap jefri.

Laura tersenyum kepada jefri dia seratus persen setuju dengan pendapat jefri.

"aku rasa apa yang dikatan jefri itu benar gue rasa kita sudah dititik dimana kita harus terus memaksa diri kita buat untuk terus kuat menghadapi situasi sosial yang bisa dibilang contoh dari masyarakat dewasa di indonesia hal seperti dijauhi, disisikan, dicerca itu sesuatu yang kita harus terbiasa menghadapinya" ucap laura.

kemal menghadap kearah laura dan jefri lalu dia tersenyum.

"bener juga satu-satunya yang harus gue lakukan sekarang adalah belajar menjadi lebih dewasa" ucap kemal.

setelah pembicaraan itu mereka bertiga menjadi teman yang akrab dan pertemanan mereka mengejutkan seluruh anak dan guru di sekolah.