Chereads / Para Penyendiri [INDONESIA] / Chapter 6 - Problematic Children Lisa

Chapter 6 - Problematic Children Lisa

Hari ini Jefri mengukuti lomba bulu tangkis tingkat kota dan dia berhasil menang.

besoknya Iqbal berhasil mengantarkan tim basket sekolah menang di tingkat daerah.

besok lusanya Kemal berhasil menang olimpiade sains tingkat provinisi dia mendapatkan sertifikat serta sejumlah uang dari lomba.

hari setelah itu tanpa ada yang tau boy menang dalam lomba debat bahasa inggris tentang bentuk pemerintahan republik lawan federal demokratik.

sekarang mereka berempat ditambah laura duduk di meja yang sama.

"dengerin, gue baru aja menang lomba bulu tangkis ditingkat kota" ucap jefri

"biasa aja gue juga baru aja menangin tim basket kita di pertandingan tingkat daerah" ucap iqbal.

"hah?" ucap jefri dengan nada kesal.

iqbal hanya berpose melipat lenganya dan senyum jahat.

lintang datang membawa banyak sekali jajan.

"ini buat kalian gue baru aja dapet rejeki dari menang olimpiade sains tingkat provinsi" ucap kemal.

mereka berdua memandang kemal dengan malu dan terkejut melihat kemenangan mereka tidak ada apa-apanya dibanding pencapaian kemal.

"congrats" ucap boy ke kemal yang secara tiba-tiba ada disana.

"gimana dengan lu?" tanya jefri.

"gue kenapa?" tanya balik boy

"lu gak menang lomba juga?" tanya iqbal

"ahhh...itu kebetulan sekali gue juga baru aja menang debat bahasa inggris tingkat internasional" ucap boy dengan nada datar.

apa yang baru saja diucapkan boy membuat semua orang disana mlongo.

"apa ulangi?" tanya jefri

"gue baru aja menang lomba debat bahasa inggris tingkat internasional" ucapnya.

"beneran?" tanya iqbal.

"lu bisa cek di websitenya langsung atau kalau masih gak percaya lu bisa cek di ignya mentri pendidikan" ucap boy.

kemal langsung mengecek dengan hapenya.

"wih beneran lihat ini" ucap kemal sambil memperlihatkan hapenya ke jefri dan iqbal.

"selamat ya boy" ucap kemal.

"biasa aja kali" ucap boy.

laura datang masuk ke perpustakaan sambil membawa seorang anak perempuan lalu mereka duduk di meja tengah perpustakaan.

"siapa?" tanya jefri.

"adek kelas ya?" tanya iqbal.

"iya dia adik kelas, ini dia datang kesini mau minta saran dari gue jadi gue bawa deh dia kesini biar enak ngobrolnya" ucap laura.

"ohhh gitu" ucap iqbal.

"sejak kapan kita jadi tempat curhat" ucap boy sambil membaca bukunya

"jadi ceritain apa yang bikin kamu resah mungkin aku bisa bantu" ucap laura.

"jadi gini kak orang tua gue gak pernah memperhatikan gue sama sekali tapi gue sendiri sebenarnya juga pasif sama orang tua gue, gue pengen hubungan gue dan orang tua gue berubah gue merasa kalau kondisi ini itu salah gimana ya caranya biar gue bisa dapat perhatian dari orang tua gue dan biar bisa ngubah kondisi pasif antara gue dan orang tua gue menjadi lebih terbuka" ucap anak itu.

"santai lisa kita punya banyak waktu dan cara buat cari solusinya" ucap laura.

"jadi.....?" tanya lisa sambil memandang anak-anak disekelilingnya.

"ada yang mau kasih saran?" tanya laura ke anak-anak lainya.

"udah gue duga lu gak punya rencana" ucap iqbal sambil menepuk jidatnya.

"Gimana dengan lewat prestasi orang tua pasti bangga kalau anaknya berprestasi" ucap kemal.

"hmmmm.....bisa juga sih gue sendiri ranking satu dikelas mungkin kalau gue menang lomba orangtua gue bakal aktif ngasih perhatian ke gue" ucap lisa.

"yaudah kebetulan banget minggu depan ada lomba sains yang diadakan di sainsfest gue juga lagi butuh tim mau gak lu ikut tim gue, gue gak bisa jamin seratus persen kita menang tapi kalau tujuh puluh lima persen gue bisa" ucap kemal.

minggu depan kemal dan lisa memenangkan lomba sains dengan membuat drone menggunakan barang seadanya.

lisa yang mendapatkan sertifikat menang menunjukannya ke orangtuanya tetapi orang tuanya hanya bilang.

"bagus lanjutkan belajarmu nak" ucap ayah dan ibunya.

"jadi cuman gitu kak ucapan orangtua gue" ucap lisa.

"mungkin karena lu terkenal pintar jadi orangtua lu nganggap itu hal yang biasa" ucap jefri

"mungkin" ucap lisa

"gimana kalau kamu jadi model fashion kamu sendiri sebenarnya terkenal cantik dikalangan anak-anak sekolah gimana kalau paruh waktu jadi model, orangtua suka nih kalau anaknya dandan cakep" ucap iqbal.

"hmmmm...masuk akal" ucap lisa.

iqbal mengenalkan lisa kepada seorang promoter fashion ig untuk menjadi model.

banyak sekali yang like dan share fotonya hingga dia ditawari untuk menjadi pekerja tetap di talent agency promoter itu.

lisa menunjukan hasil kerjanya ke orangtuabya dan membicarakan tentang tawaran pekerjaan dari promoter tersebut.

"terserah kamu sih nak maunya jadi apa bapak rasa jadi model juga enggak buruk asal engga terlalu terbuka pakaiannya" ucap bapaknya setelah itu dia pergi.

"engga ada perubahan sama bapak dia malah bebasin gue antara lanjut atau lepas dari jadi model, ini gak cukup gimana ya cara buat bapak dan ibu gue bisa merhatiin gue?" ucap lisa.

"gimana boy menurut lu?" tanya laura

"belajar filosofi ngobrol sama bapak dan ibu lu tentang hal-hal berat supaya lu dipandang sepadan dengan mereka dan dengan gitu mereka pasti ngasih perhatian ke lu" ucap boy.

"tapi gue gak seberapa tau filosofi" ucap lisa.

"ya baca buku" ucap boy.

satu minggu setelah lisa membaca banyak buku filosofi dia seakarang siap duduk bersama ayah dan ibunya.

"ayah, ibu, kalian tau gak kalau rahasia bahagia seorang manusia menurut aristotles adalah eudaimonia yang berarti kecukupan dan kecupakan itu lebih berbentuk seperti bersikap kaya anak kecil dimana rasa penasaran kita menuntun kita untuk berkembang dan mencukupi kebutuhan batin kita dengan kata lain menyenangkan jiwa kita" ucap lisa.

"ibu sama sekali gak paham filosofi-filosofi gitu nak mending bahas yang ringan-ringan aja" ucap ibunya.

"bapak juga gak paham sama filosofi" ucap bapak lisa.

"yahhh.....ternyata bapak dan ibu gue gak tau filosofi" ucapnya kepada anak-anak di perpus.

"huft....gue bener-bener gak ada ide gimana menurut lu jef?" tanya laura sambil menghela nafas.

"itumah gampang kalau lu mau cari-cari perhatian ke ortu lu" ucap jefri.

"gimana?" tanya laura

"pertama kamu semir rambut lu warna merah lalu lu sering-sering deh nongkrong malam pasti ortu lu bakal memperhatikan gerak-gerik tingkah laku lu di setiap malam" ucap jefri.

"ya gak gitu juga kali jeff itu mah gak bisa dibilang mengubah cara pandang orang tua " ucap laura.

"selain itu gue gak ada ide lain" ucap jefri lalu dia makan roti yang dia belinya.

"Hmmm............" gumam panjang lisa.

seminggu kemudian Lisa kembali ke perpus dengan rambut diwarnai merah dan eyeliner hitam lalu duduk dengan laura berdua saja di meja tengah perpustakaan.

"jangan bilang lu ngelakuin apa yang dikatain jefri?" tanya laura.

"iya dan sekarang ortu gue marah-marah ke gue, gimana nih kak?" tanya lisa sambil meremas rambutnya.

saat itu jefri masuk lalu ikut duduk.

dia terkejut melihat fashion lisa.

"dengerin ya ini gara-gara ide lu sekarang hubungan lisa sama orangtuanya tambah parah" ucap laura.

"wow baru aja gue duduk lu udah ngamuk ke gue" ucap jefri.

"habisnya lu bikin gue kesel" ucap laura.

"kesel? dia kan yang tanya gue cuman ngungkapin pikiran gue" ucap jefri.

"udah gak usah dibahas sekarang gimana cara biar orangtuanya lisa gak marah lagi ke lisa?" tanya laura ke jefri dengan nada yang masih kesal.

"itumah gampang sekarang lu tinggal jujur aja keorang tua lu kalau lu pengen diperhatikan tentu lu juga harus minta maaf dulu terus lu omongin baik-baik sama orang tua lu" ucap jefri.

mata laura melebar "bener juga lu omongan lu" ucap laura.

"lis mungkin ini memang kesempatan terbaik buat lu jujur dan omongin keinginan lu ke orangtua lu" ucap laura.

lisa yang menghadap kebawah dia tersenyum "iya bener ini adalah saat paling tepat aku cuman butuh jujur keorangtuaku" ucap lisa.

pulang sekolah dirumahnya lisa mengumpulkan ayah dan ibunya ke ruang keluarga.

"ayah, ibu, pertama maafin lisa terus lisa mau cerita jujur ke kalian" ucapnya.

bapaknya memandang tajam kearah lisa "jangan bilang kamu bikin masalah disekolah" ucap bapaknya.

"enggak lisa gak bikin masalah disekolah kok pak" ucap lisa.

"lalu apa nak?" tanya ibunya yang wajahnya sudah pucat.

"sebenernya lisa menang lomba sains, jadi model, baca filosofi terus gaya-gayaan jadi anak nakal itu biar lisa dapat perhatian dari bapak dan ibu, lisa sadar selama lisa hidup kita jarang banget ngobrol mungkin lisa sudah terbiasa dengan hal itu tetapi lisa pengen itu berubah lisa rasa aneh kalau seorang anak jarang ngobrol sama orangtuanya dan risa pengen ngubah itu" ucap lisa keorang tuanya.

bapaknya langsung terkejut "hahahhaha" tawa bapaknya.

"ihhh kok diketewain sih pak" ucap ibunya yang wajahnya menjadi kembali cerah.

"bapak yang salah gak perhatiin kamu, maafin bapak juga ya nak mulai sekarang yuk kita bareng-bareng jadi keluarga yang lebih terbuka satu sama lain" ucap bapaknya.

setelah itu hubungan keluarga lisa membaik dan dia berterima kasih pada anak-anak yang di sebut para penyendiri itu.