Chereads / Para Penyendiri [INDONESIA] / Chapter 4 - Attention Seeker

Chapter 4 - Attention Seeker

Iqbal dia adalah anak yang paling famous atau terkenal di sekolah ini.

seorang yang aktif di ekstrakulikuler basket menjabat sebagai kapten tim basket sekolah.

punya wajah rupawan atau ganteng dan terkenal disukai banyak anak cewek disekolah.

akhir-akhir ini dia mendengar bahwa ada circle grup anak-anak kece yang ngumpul diperpustakaan.

dia yang merasa tertinggal penasaran dengan hal itu dan akhirnya mencoba untuk mengecek siapa sih anak-anak yang jadi bahan pembicaraan ini.

Ini adalah pertama kalinya dia masuk kedalam perpustakaan sekolah ini dan setelah dia masuk dia melihat dan mengenali laura dan jefri lalu kemal dan satu anak lagi yang dia tidak kenal duduk bersama.

disana dia duduk agak jauh pura-pura membaca buku dan memperhatikan mereka.

matanya tertuju ke laura dia tau laura adalah cewek paling terkenal di sekolah ini.

dia bisa menerima jika laura berteman dengan kemal tetapi dia bertanya-tanya di dalam hatiyna kenapa jefri bersama dia.

besoknya dia mengikuti sebuah pertandingan basket antar sekolah banyak sekali anak yang datang mendukung dia.

"Wooooooow" sorak anak banyak saat melihat iqbal berhasil mencetak skor.

"Pemenangnya adalah SMA...ATMAA...WIJAYAAA...." ucap MC pertandingan dengan heboh.

"Yeaaah....." teriak anak-anak Sma Atma Wijayaa.

setelah pertandingan itu nama iqbal semakin terkenal.

akhirnya iqbal memutuskan hari ini dia ingin berbicara dengan laura.

Dia datang ke perpustakaan sedikit lebih awal karena dia ingin bicara berdua dengan laura tapi sayangnya saat dia datang disana sudah ada satu anak laku yang duduk di meja dan membaca buku.

Boy dengan santainya membaca buku di perpus tanpa menghiraukan sekitarnya.

Iqbal duduk di meja hatinya marah dan kecewa kenapa ada seseorang yang tidak dia kenal harus ada disini dan menganggu rencananya.

tidak lama kemal datang lalu duduk disamping boy.

"mana yang lain?" tanya boy ke kemal.

"Laura masih pesen kopi susunya kalau jefri kata temen kelasnya masih dihukum sama guru" ucap kemal.

Iqbal memandang kearah mereka dengan ekspresi tidak enak.

kemal memandang ke sekitarnya dia sadar ada anak lain yang duduk di meja.

saat kemal sadar bahwa dia adalah iqbal disana dia sebenarnya mau menyapanya tetapi saat dia melihat matanya kemal merasakan sesuatu yang seakan menahan kemal untuk sekedar menyebut namanya sebuah perasaaan buruk dan aura dingin yang terpancar dari Iqbal.

Iqbal kenal dengan Kemal mereka sering menjadi perwakilan sekolah tetapi di luar itu Iqbal tidak pernah bicara dengan kemal.

akhirnya laura dan jefri datang seperti biasanya laura membawa kopi susu bergelaskan papercup dia menaruhnya dimeja lalu mereka duduk.

"laura" sapa iqbal.

"oh iqbal" balas laura.

"apa yang lu lakuin disini?" tanya iqbal ke laura.

"aku disini mau baca buku mau ngapain lagi?" jawab laura.

"Sekarang baca buku kan bisa lewat internet lebih lengkap dan praktis" ucap iqbal ke laura.

"gak boleh ya baca buku di perpus?" tanya laura ke iqbal.

"ya gak gitu juga, maksud gue gak ada gunanya kali" ucap iqbal.

"Lu kok ngatur sih" tiba-tiba jawab jefri.

"gue gak tanya sama lu gue tanya sama laura" ucap iqbal

"gue suka sama suasana perpustakaan" jawab laura.

"Suasana kanti gak jauh beda kok sama perpus kalau pengen ketenangan gue bisa kok suruh anak-anak di kantin buat diem?" ucap iqbal.

"enggak ah" jawab laura.

"Ngapain sih lu?" tanya jefri ke iqbal.

"kenapa gak mau? lebih enak disana daripada disini kalau minta sesuatu tinggal bilang bahkan disana anak-anaknya lebih seru diajak ngobrol daripada disini" ucap iqbal yang tidak menghiraukan Jefri.

kata-kata itu secara tidak langsung menyinggung kemal, boy dan jefri tetapi mereka sadar dengan diri mereka dan melihat diri mereka sendiri sebagai anak-anak buangan yang punya lebih banyak aspek monoton dan kelam.

mereka tidak bisa membalas dan hanya diam melihat satu sama lain seakan mereka adalah manusia yang menyedihkan.

"gue lebih suka sama anak-anak disini mereka lebih paham diri gue" jawab laura.

mendengar itu jefri, kemal dan boy merasa sedikit bahagia sebagai seorang penyendiri.

"Oh ya?" ucap iqbal.

laura menggangguk.

saat itu juga iqbal dengan kesal pergi dari hadapan mereka semua.

"Laura kalau lu mau gabung sama iqbal dan anak-anak lain dikantin silahkan aja mungkin lu lebih cocok sama mereka" ucap jefri dengan nada pelan.

"apasih...yang kamu omongin orang gue suka disini kok bahkan sebelum ketemu kalian gue udah suka tempat ini, ketemu kalian itu bonus yang bikin gue tambah suka datang ketempat ini" ucap laura.

mereka semua tersenyum.

setelah itu di hari-hari selanjutnya meski jarang terlihat dikantin anak-anak lain mengerti akan kelompok mereka.

grup mereka menjadi paling terkenal disekolah anak-anak menjuluki mereka para penyendiri karena mereka sering menyendiri ke perpus.

pada suatu saat iqbal datang ke laura sebelum dia pergi ke perpus.

"laura kamu tau gak anak-anak sekolah sekarang manggil kamu sama temen-temen mu itu para penyendiri" ucap iqbal ke laura.

laura menaikan alisnya "terus kenapa? gue ga ada masalah dengan apa yang anak-anak omongin ke gue suka-suka mereka asal mereka gak ganggu gue ke tempat ini" ucapnya.

"kamu gak merasa aneh dibicarain anak-anak di belakang" tanya iqbal.

"Enggak udah biasa gue dibicarain dari belakang lagipula peduli apa gue sama atensi mereka." ucap Laura

"Gak bisa gitu dong lu gak bisa egois gitu dong itu namanya gak mikirin orang lain" ucap iqbal.

"mikirin oranglain sama mikirn atensi itu beda lu kok peduli banget sih sama atensi orang lain?" tanya luna ke iqbal.

"Ehh?..." ucap iqbal tidak tau harus menjawab apa.

laura lalu masuk ke dalam perpustakaan.

iqbal berdiri di depan pintu perpustakaan dia tidak tau apa lagi yang harus dia tanyakan.

tetapi tidak lama dia memutuskan untuk masuk ke perpus mengikuti laura.

iqbal berjalan kearah laura lalu bertanya "laura kenapa sih kamu gak suka kumpul sama kita-kita" ucapnya dengan nada kesal kepada laura tanpa memperdulikan anak-anak lain yang ada disana.

Laura memandang kearah iqbal "kamu minta jawaban apa? semua jawaban gue lu tolak gue kehabisan jawaban buat semua pertanyaan mu" ucap laura.

Jefri yang ada disana dia menyenderkan badanny tetapi tangannya mulai mengepal dengan keras.

kemal yang sadar dengan emosi jefri dia berdiri.

"Iqbal mending lu duduk dulu deh" ucap kemal memberikan tempatnya.

iqbal memandang ke kemal sejenak dengan tatapan tajam seketika kemal yang mencoba ramah dengan iqbal menjadi keringetan dan ketakutan.

tapi iqbal akhirnya menerima tawaran kemal dia duduk di seberang meja tepat di depan laura.

"Lu gak pengen main sama gue lagi laura?" ucap iqbal.

semua anak kaget mendengar itu.

"Iqbal kita udah gede temen lu gak cuman gue doang, gak mungkin kita terus-terusan kayak dulu pas kita masih kecil lu udah bukan anak yang nangisan seperti dulu sekarang lu terkenal seorang kapten basket sekolah kita ngapain lu masih beratin gue?" ucap laura.

semua orang selain iqbal dan laura bingung mendengar percakapan mereka.

"bentar-bentar apa maksud kalian?" tanya jefri.

"gue sama iqbal dulu teman masa kecil dia dulu nangisan temennya cuman gue doang" ucap laura.

"laura gak usah ceritain detail gitu dong" ucap iqbal dengan malu.

"Kurang ngopi dia mungkin?" ucap jefri.

"Apa kata lu?" ucap iqbal dengan kesal.

"ei, gak usah marah gitu" ucap jefri sambil memangkat tangannya dia tidak ingin membuat masalah.

"Ide bagus gimana kalau pulang sekolah kita ngopi bareng" ucap Laura.

"Kalau kamu pengen okelah gue ikut" jawab iqbal.

"Hilih" Ucap jefri.

pulang sekolah Boy, kemal, jefri dan laura sudah menunggu iqbal di depan gerbang sekolah.

mereka menjadi pusat perhatian semua anak yang lewat semua anak melihat kearah mereka.

iqbal datang melengkapi mereka membuat mereka semakin menjadi pusat perhatian.

dimana anak paling famous disekolah kumpul bareng sama para penyendiri.

mereka berangkat bersama-sama pergi ke kafe biasanya.

jefri dan boy pesan kopi hitam.

Iqbal, Kemal dan laura pesan latte.

"jadi kalian kalau nongkrong disini?" tanya iqbal,

"iya, baguskan tempatnya?" tanya balik laura.

"Hhmm...bagus nanti gue bawa anak-anak lain kesini" ucap iqbal.

"Ini tempatnya bagus karena sepi kalau rame udah gak seru lagi" ucap jefri.

"Gue setuju sama kata jefri" ucap boy dengan nada pelan sambil membaca bukunya.

"engga..engga...engga lebih seru kalau rame" ucap iqbal.

"Laura lebih enak rame atau sepi?" tanya jefri ke laura.

"Gue suka kafe ini karena gue suka kafe ini mau rame atau sepi sama aja" jawabnya.

"Tapi lebih seru kalau rame lagipula yang punya kafe juga lebih suka kalau kafenya rame" ucap iqbal.

"Bener juga kata iqbal" ucap Kemal.

"Lu kok bela dia si mal?" tanya jefri.

"Gue mikir kalau gue jadi pemilik kafenya gue bakal lebih suka kalau kafe gue rame" ucap kemal.

"Denger tu si kemal" ucap Iqbal.

"Udah-udah kita disini buat santai oke, diminum dulu kopinya biar lebih tenang" ucap Laura.

Mereka berhenti berdebat lalu mencicipi kopi mereka.

"Lagi pula kenapa sih lu obsesi banget sama laura" tanya jefri.

"Gue juga penasaran" tanya boy sambil membalik lembar halaman bukunya.

"Eh gue gak kayak kalian berdua yang baru kenal sama laura, gue tu temen masa kecilnya laura tentu gue gak bakal ninggalin seorang sahabat lama begitu aja" ucap Iqbal.

"Hhmmm...." gumam boy

"Kenapa?" tanya iqbal.

"Gue kira ada alasan lain?" tanya boy memandang kearah iqbal.

"Misal?" tanya iqbal dengan tatapan tajam ke boy.

"lupakan gue gak mau bikin masalah disini" ucap boy lalu kembali membaca bukunya

Jefri dan kemal menjadi canggung di dalam hati karena mereka tau apa yang sebenarnya ingin ditanyakan boy.

"Boy cukup gue tau apa yang lu pikir, dan jawabannya adalah gue pernah nolak dia" ucap laura.

semua orang membeku kaget.

"Laura" ucap iqbal sambil memegang jidatnya.

"AWWWWW" ucap boy.

"Jadi itu jawaban atas rahasia obsesi iqbal, dia masih belum bisa moveon, he hehehehe " ucap boy sambil sedikit tertawa.

"Cukup dengan topik ini kita ngomong hal lain, oh iya kemal kemarin kan tim basket kita ikut lomba gimana hasilnya?" tanya laura.

"kita menang dan gue yang bikin mereka menang hebatkan gue" ucap iqbal.

setelah itu mereka mengobrol banyak hal setelah itu.

"sebelum kita pulang yuk kita foto dulu" ucap iqbal.

"ide bagus kalau dipikir-pikir kita gak pernah foto bareng disini" ucap laura.

setelah itu mereka berlima foto selfie bareng lalu foto itu tersebar dan banyak anak mulai datang ke kafe itu.

di hari-hari berikutnya meski tidak sering iqbal terkadang datang ke perpustakaan untuk mengobrol bersama para penyendiri.