"Tentu saja," ujar Delia. "Kau bilang kau belum memiliki pekerjaan. Jadi, kurasa intan ini akan sangat membantumu. Apa aku salah?"
"Tidak," Keisha menggeleng. Ia nyaris kehabisan kata-kata untuk menggambarkan perasaannya melihat berlian mentah sekepalan tangan itu. "Hanya saja… apakah Nenek tidak merasa sayang, memberikan intan itu kepada orang lain?"
"Kenapa?"
"Ya…" Keisha menunjuk dengan sopan berlian di tangan Delia. "Benda itu sangat-sangat berharga. Terlebih lagi, tadi Nenek bilang itu harta pusaka keluarga ini."
"Dan?"
"Maksud saya…" Keisha melirik Delima, lalu kepada Delisa, dan kembali memandang Delia. "Apa iya, seseorang memberikan barang luar biasa seperti intan di tangan Nenek itu kepada orang lain, begitu saja?"
"Kau merasa apa yang aku lakukan ini aneh?"
Keisha tersenyum. "Kurang lebih."
"Bagus, itu bagus," ujar Delia mengangguk-angguk kecil. "Tentu saja, aku akan memberikan intan langka ini setelah kau berhasil memenuhi permintaanku."
