"Sejak kapan kamu peduli sama aku?!" sentak Putri dengan mata yang berkaca-kaca.
Melihat reaksi Putri yang seperti itu, tentu saja Andi kaget dan kebingungan.
"P-Put …."
"Aku fitting baju sendiri. Beli souvenir juga sendiri. Padahal, ini pernikahan kita, kan?! Aku malu!! Orang-orang berpikiran hanya aku yang antusias menyambut pernikahan. Rasanya, aku kaya mau nikah sama tembok tau, nggak?!"
"Ta-tapi, Put ….."
"Aku tau, kok. Kalau kamu nggak cinta sama aku. Tapi, apa nggak bisa kamu menghargai cinta aku walaupun hanya dengan berpura-pura?! Ya, aku lebih suka kamu pura-pura daripada apa adanya karena itu menyakitkan! Tak lebih menyakitkan daripada bersikap seperti tadi apalagi sampai nyebutin nama Siska segala! Aku nggak benci sama dia, tapi tolong, ini momen untuk kita berdua, bisa nggak sehari aja kamu nggak nyebut nama dia sebagai bukti kalau kamu memang menghargai aku?! Aku juga punya hati, Ndi!"