Siska pulang dengan hati puas tanpa gelisah lagi. Penjelasan Fifi cukup masuk akal baginya yang selalu mencoba tak berpikiran negatif pada memasihnya, Andi.
"Ah, iya. Tadinya aku mau langsung pulang setelah urusan dengan Andi selesai. Tapi, kayaknya aku bosan di rumah. Jadi main ke sini aja. Hehe," jelas Fifi tadi.
Terdengar klasik dan aneh untuk sebagian orang namun tidak untuk Siska. Sesampainya di rumah, ia kembali menjalani hari-hari yang membosankan tanpa bekerja. Setidaknya, ini harus ia lakukan sampai dua minggu kedepan. Tadi pun, ia diam-diam pergi ke tempat kerja Andi tanpa sepengetahuan sang mama.
"Dari mana, Sis?"
Pertanyaan sang mama yang membuatnya kaget sesaat setelah menutup pintu rumah pelan-pelan.
"Eh, ah, itu dari warung, Ma," dalih Siksa panik. Matanya tak berani melihat manik sang mama.
"Dari warung? Kok, tumben? Emangnga beli apa?" cecar mama.
"Beli susu coklat, Ma. Aku lagi pengen banget susu coklat, nih."