Pekerjaan yang menumpuk telah menanti Daffa di kantornya. Hari ini mood-nya sangat berantakan. Bahkan, ungkapan maaf istrinya hanya mengurangi sedikit kekacauan dalam kepalanya. Jangan sampai ada yang berani berulah dengan Daffa hari ini karena bisa-bisa orang itu di terkam olehnya.
"Pagi, Bos! Senyum dong, suram amat tuh muka," ledek Farhan masuk ke ruangan Daffa.
"Gausah ganggu gue, Han. Lagi pusing, nih."
"Wow, takuuut. Yaudah, nanti lagi aja ngobrolnya. Ke pantri, sana. Ngopi dulu."
Melihat gelagat temannya, Farhan sudah tau dan tak mau banyak bicara walaupun sebenarnya ia ingin memberitahukan sesuatu yang penting. Daripada membicarakannya dengan mood Daffa yang seperti itu, ia lebih baik menundanya.
Kriiing ….
Telepon di ruangan Daffa berdering. Ia lantas mengangkatnya.
"Pagi, Pak Daffa. Tuan Hasimada dari Tatarin Corporation mengundurkan diri untuk jadi menginvestasikan sahamnya pada kita karena sudah kontrak dengan perusahaan lain."