Chereads / Perfect Your Dream / Chapter 3 - Mengejar Kesempurnaan

Chapter 3 - Mengejar Kesempurnaan

Mengejar kesempurnaan adalah kata-kata yang menggambarkan Atria dan Arda. Atria sangat menyukai bergaul dengan Arda, karena Arda menjadi pelengkapnya untuk membuatnya terlihat sempurna di mata orang lain. Di mata orang lain adalah salah satu tolak ukur keberhasilan bagi Atria, seolah ia mendapatkan pengakuan.

Bersama dengan Arda, Atria juga melakukan banyak hal yang membuatnya meningkatkan skillnya, tentu saja Atria menyukai hal itu. Arda bukanlah tipe orang yang mau membuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna, semua yang dilakukan Arda harus bermanfaat menurut tolak ukur Arda sendiri.

Seperti saat ini, Atria dan Arda tengah berada di dalam perpustakaan, keduanya sama-sama sedang membaca buku. Atria dengan buku pelajarannya sedangkan Arda dengan komiknya. Atria mendongak menatap Arda yang asyik dengan komiknya, ini adalah salah satu hal yang tidak Atria mengerti, Arda yang Atria kenal adalah orang yang tidak ingin membuang-buang waktu yang berharga miliknya. Tapi sekarang alih-alih membaca buku pelajaran di mana mereka sebentar lagi akan melaksanakan ujian, Arda justru berkutat dengan komiknya.

Menurut Arda membaca komik juga merupakan suatu hal yang bermanfaat, Atria tidak sepenuhnya menyangkal itu, namun rasanya tidak tepat jika menghabiskan banyak waktu untuk membaca komik. Kata Arda membaca komik adalah salah satu hobinya, dengan menjalani hobinya maka Arda bisa mendapatkan ilmu dan kesenangan secara bersamaan, daripada ia harus membaca buku yang membosankan.

"Bukannya sebentar lagi kita akan ujian?" Atria berbisik kepada Arda, saat ini mereka sedang berada di perpustakaan, meskipun tidak begitu banyak orang yang ada di sini saat ini. Hanya ada beberapa anak yang bisa dihitung dengan menggunakan jari tangan, tapi mereka tetap harus mengikuti aturannya, begitulah cara untuk bersikap sopan.

Arda yang duduk dihadapan Atria yang tengah sibuk dengan buku pelajarannya itu pun menurunkan komiknya ketika mendengar Atria tengah berbicara kepadanya. Arda mengangguk menjawab pertanyaan Atria tanpa tahu maksud Atria sebenarnya.

"Terus kenapa kamu masih membaca komik?" tanya Atria lagi,

"Aku baru saja menyelesaikan ulangan susulan, otakku harus beristirahat sebentar," ucap Arda asal, tapi ia memang baru saja menjalankan ulangan susulan karena saat kelasnya ujian, ia justru pergi berlibur ke rumah neneknya, sesantai itulah seorang Arda.

"Lagian di sekolah kenapa harus baca komik sih" protes Atria kemudian, Arda yang tadi kembali membaca komiknya kini kembali menatap Atria,

"Emang ada peraturan kalau di sekolah dilarang membaca komik" protes Arda juga, Arda tidak pernah merasa mendengar peraturan seperti itu.

"Emang nggak ada sih peraturan seperti itu" ucap Atria kemudian. Arda pun kembali membaca komiknya.

"Bukankah itu sangat menyenangkan, kamu enggak perlu belajar dengan keras untuk mendapatkan nilai sempurna, bahkan kamu tetap bisa mendapatkan nilai yang baik, sehingga kamu bisa bersikap santai saat hari ujian." Atria sedikit mengeluhkan betapa tidak adilnya dunia ini.

Meskipun Atria terkenal pintar, namun ia mendapatkan hal itu karena kerja kerasnya, karena ia belajar dengan keras untuk terus mendapatkan nilai yang baik dan mempertahankan prestasinya itu. Setiap hari menjelang ujian, ia akan menjadi tidak tenang dan gelisah, seketika banyak pikiran-pikiran yang ada di dalam otaknya. Bahkan Atria yang sering membuat orang lain iri dan cemburu dengan kehidupannya pun bisa juga iri dengan kehidupan orang lain.

"Kamu juga bisa kok seperti itu, kalau satu orang bisa maka orang lain juga bisa!" ucap Arda tegas.

Saat Arda mengatakan hal itu membuat Atria ingin mengumpat kepadanya, namun beruntung ia bukan tipe orang yang mudah mengumpat seperti itu. Tentu saja Arda bisa berpikiran seperti itu, karena ia memang bisa melakukan apa saja, tapi tidak bagi Atria, tidak semuanya ia bisa, terkadang ia hanya berpura-pura bisa dihadapan orang lain.

"Kenapa, aku benar kan ? kamu juga bisa mendapatkan nilai yang bagus jika kamu mencoba bersikap santai dan tenang" ucap Arda kemudian, kali ini Arda serius mengatakan hal ini kepada Atria.

Menurut Arda, Atria adalah orang yang mudah gugup dan gelisah, meskipun ia bisa menutupinya dari orang lain. Tapi ia terlalu banyak khawatir terhadap sesuatu yang bahkan belum tentu terjadi. Karena kegelisahannya inilah yang membuatnya akhirnya menjadi kacau dalam ujian, ia menjadi tidak fokus karena sibuk memikirkan apa yang terjadi kedepannya.

"Tapi kamu tidak akan mendapatkan nilai yang bagus jika kamu tidak belajar," ucap Arda kemudian,

"Kalau kamu bilang setiap orang sama, lalu kenapa kamu yang tidak belajar saja bisa mendapatkan nilai yang bagus." protes Atria dan mengembalikan perkataan Arda tadi.

"Siapa bilang aku nggak belajar, aku juga belajar." ucap Arda tidak terima,

"Tapi tetap saja tidak sekeras aku." ucap Atria kemudian, jika masalah itu, Arda tentu saja tidak bisa membantahnya, Atria memang sangat keras dalam belajar, padahal ia sudah cukup pintar jika saja ia bisa bersikap lebih santai.

"Nanti sore kamu ada acara apa?" tanya Arda kemudian,

"Aku kerja." jawab Atria.

"Ya udah kamu pulang kerja jam berapa?" tanya Arda lagi. Atria tampak sedang berpikir sesaat.

"Mungkin sekitar jam tujuh," jawab Atria,

"Ya udah nanti pulang kamu kerja, temanin aku," ucap Arda, ini bukan terdengar seperti permintaan tapi lebih kepada perintah.

"Kemana?" tanya Atria, sepertinya Atria melupakan bahwa ia harus belajar untuk ujian yang akan datang, jadwal ujian hanya tinggal dua minggu lagi. Tapi pergi bersama dengan Arda juga tidak masalah, karena biasanya, Arda pergi ketempat yang ia tidak bisa Atria datangi. Ini memang salah satu keuntungan berteman dengan Arda.

"Aku dapat undangan musikal, kalau kamu mau,"tanya Arda,

"Tentu saja aku mau," Atria tampak senang, setidaknya ia mendapatkan tiket gratis, Atria juga ingin mengetahui tentang drama musikal. Atria harus mengetahui banyak hal agar teman-temannya tetap mempercayainya, agar ia tetap menjadi seorang Atria yang pintar dan berpengetahuan.

Beberapa teman-temannya memang tertarik dengan drama musikal, jika selama ini Atria hanya mengatakan apa yang ia ketahui dari buku dan internet saja, sepertinya kali ini ia bisa menikmati langsung drama musikal tersebut. Sehingga ia tidak perlu lagi untuk berpura-pura mengetahuinya tapi ia sudah benar-benar mengetahuinya.

"Emang acaranya mulai jam berapa? Apa aku perlu izin?" tanya Atria lagi, salah satu manfaat dari kecantikannya adalah, ia dengan mudahnya mendapatkan izin dari paruh waktunya, sebenarnya banyak manfaat untuk menjadi cantik dan Atria tahu persis itu.

"Santai aja, acaranya mulai jam delapan kok," ucap Arda sembari menggeleng, Atria tentu saja senang mendengarnya.

Setelah itu Atria kembali memfokuskan dirinya untuk belajar, karena sepertinya nanti malam ia tidak akan bisa belajar. Setelah paruh waktu dan kemudian pergi menonton drama musikal, tentu saja itu akan melelahkan, terlebih ia paruh waktu dari sepulang sekolah, sehingga Atria tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat.

Atria tetap harus menjaga kecantikannya, ia harus menjaga kulitnya agar tetap sehat. Hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah dengan tidur yang cukup. Atria juga tidak ingin jika kantong matanya bisa merusak penampilannya, karena itu ia harus tidur dengan cukup.