Chereads / Perfect Your Dream / Chapter 7 - Menjadi Sensitive

Chapter 7 - Menjadi Sensitive

Atria menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang, saat ini moodnya sedang dalam keadaan tidak baik. Atria juga banyak diam selama menonton drama musikal tadi, sepertinya kata-kata yang Arda lontarkan tadi menyakiti harga diri Atria.

Bagaimana Arda tidak menganggap Atria sebagai sosok yang penting untuknya, namun meskipun begitu, Atria sudah meyakinkan dirinya bahwa ia tidak boleh marah ataupun terluka karena hal itu. Apa yang Arda katakan juga tidak jauh berbeda dengan apa yang Atria lakukan, jadi tentu saja seharusnya Atria tidak boleh terluka karena hal itu.

Atria kemudian beranjak dari ranjangnya, ia harus segera membersihkan wajahnya terlebih dahulu. Jangan sampai ia ketiduran dan tidak membersihkan makeupnya, bisa-bisa nanti akan tumbuh jerawat yang bisa merusak penampilannya. Tentu saja itu akan membuat Atria menjadi tidak percaya diri, karena itulah ia tidak pernah melewatkan untuk membersihkan wajahnya.

Atria beranjak dan duduk di meja riasnya yang juga merupakan meja belajarnya. Atria mengambil kapas dan Micellar Cleansing Water sebagai langkah pertama ia membersihkan makeupnya. Atria kemudian menuangkan Cleansing Water tersebut ke atas kapas dan mengusap wajahnya dengan lembut menggunakan kapas tersebut.

Setelah selesai membersihkan wajahnya, Atria segera menuju ke kamar mandi. Tidak hanya wajahnya, Atria juga harus membersihkan tubuhnya terlebih dahulu. Berdasarkan informasi yang Atria dapatkan, mandi sebelum tidur akan mendapatkan tidur yang berkualitas, sehingga hal ini bisa kembali mengisi energi dan membuat tubuh menjadi lebih relaks.

Setelah berada di dalam kamar mandi selama kurang lebih lima belas menit. Atria pun keluar dengan handuk berwarna pink yang melilit tubuhnya, dan juga sebuah handuk kecil yang ada dikepalanya untuk rambutnya yang masih basah. Atria segera mengambil baju di dalam almari pakaiannya, ia mengambil piyamanya.

Setelah selesai mengenakan piyama yang nyaman dan bersih yang baru saja ia ambil dari dalam almari. Atria kembali duduk di meja riasnya, ia mengambil sebuah handbody yang khusus digunakannya untuk malam hari saja. Hal ini berguna untuk menutrisi kulit Atria agar tidak kering ketika ia bangun tidur nanti dan menjaga kelembaban kulitnya.

Atria juga menggunakan toner, pelembab, dan masker sebelum ia tidur untuk wajahnya. Banyak tahap yang harus Atria lakukan sebelum ia tidur, dan semua itu tidak ada yang boleh ia tinggalkan, karena itu salah satu usaha yang dilakukan Atria untuk menjaga tubuh dan wajahnya.

Atria juga tidak berfokus pada barang-barang yang mewah untuk skincare dan semua perawatan yang ia gunakan itu. Tentu saja Atria tetap membelinya berdasarkan kemampuannya, dan untungnya, kulit dan wajah Atria bukanlah tipe yang membutuhkan perawatan yang aneh-aneh dan mahal.

Saat Atria mengeringkan rambutnya, ponselnya yang terletak di atas meja itu pun bergetar. Atria melihat ponselnya itu dan tertera nama Arda di sana, Atria memiringkan kepalanya kenapa Arda mengirimkan pesan kepadanya malam-malam seperti ini.

Tentu saja ini merupakan sesuatu yang aneh bagi Atria, karena dia dan Arda jarang banget berkomunikasi di luar lingkungan sekolah kecuali jika memang ada keperluan. Tangan Atria yang sedang memegang hair dryer pun meletakkan benda itu di atas meja, ia kemudian meraih ponselnya yang tidak begitu jauh darinya. Atria kemudian membuka pesan dari Arda itu.

"Besok jadi kan?" tanya Arda dalam pesan tersebut.

"Jadi ngapain?" Atria membalas pesan yang dikirimkan Arda sekitar dua menit yang lalu. Atria tidak mengerti maksud pertanyaan Arda, Atria tidak berpikiran bahwa ia mempunyai janji yang harus ia tepati kepada Arda.

"Kamu lupa? Besok itu kita harus ke toko buku." Arda membalas langsung pesan Atria.

Setelah membaca pesan Arda barulah Atria ingat, bahwa Arda membawanya ke toko buku beberapa hari yang lalu. Tapi Atria tidak menjanjikan hal itu, soalnya Atria harus melakukan pekerjaan paruh waktunya, ia sudah menggunakan liburnya untuk minggu ini.

"Aku nggak bisa, sibuk!" Atria kembali membalas pesan Arda, ia kemudian meletakkan ponselnya ke atas meja dan melanjutkan untuk mengeringkan rambutnya yang sempat tertunda itu.

Atria memilih untuk tidak membaca pesan Arda lagi, ia harus segera bersitirahat. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat, sudah melewati jam tidur Atria biasanya. Terlebih hari ini ia belum belajar sama sekali, selain di perpustakaan tadi, jadi ia harus segera tidur agar bisa bangun lebih awal untuk belajar.

"Kenapa enggak bisa, aku kan udah bilang ke kamu kalau hari ini sehabis jam pelajaran kita ke toko buku."ucap Arda yang sedari tadi merengek meminta Atria menemaninya ke toko buku.

"Aku kan enggak pernah janji bakal nemenin kamu, lagian aku juga harus kerja, Arda."bantah Atria juga tidak mau mengalah.

Melihat Arda yang seperti ini membuat Atria geleng-geleng kepala. Cowok yang lebih dikenal dengan sikap dinginnya ini ternyata tidak sedingin yang dipikirkan orang-orang, terkadang dia juga sangat menyebalkan bagi Atria.

Arda dan Atria saat ini sedang berada di taman yang terletak di samping sekolah mereka namun masih dalam lingkungan sekolah. Biasanya saat jam istirahat, Atria dan Arda akan berada di taman ini, meskipun tidak setiap saat, karena Atria juga banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya yang lain.

"Apa kamu menginginkan sesuatu?" tanya Arda menatap Atria, ekspresinya menunjukkan seolah ia ingin membuat penawaran, Atria juga menoleh kepada Arda.

"Aku akan menuruti dan membelikan apa yang kamu mau!"tawar Arda kemudian, saat Atria sudah menoleh kepadanya. Atria menatap Arda untuk sesaat, ia masih ingat dengan jelas ucapan Arda kemarin malam.

"Kenapa harus sama aku?" tanya Atria ingin memastikan sesuatu, Arda menatap Atria dengan tatapan khas kebingungannya.

"Apa itu pertanyaan yang perlu dijawab?" tanya Arda tidak mengerti. Atria mengangguk sebagai jawaban, ia menatap Arda yang tampak sedang berpikir.

"Karena aku enggak mau sama yang lain."jawab Arda kemudian. Atria menghela napas pelan.

"Justru karena itu, kenapa harus aku?" tanya Atria lagi, ia kecewa karena jawaban Arda tidak seperti yang ia inginkan.

Atria juga bingung dengan dirinya sendiri, jawaban seperti apa yang sebenarnya Atria inginkan. Sepertinya Atria sedang kelelahan sehingga ia menjadi sensitive seperti ini.

Atria berkali-kali mengatakan kepada dirinya sendiri untuk tidak bersikap kekanak-kanakkan dan menyebalkan. Atria tidak ingin menjadi orang yang seperti itu, karena ia tidak ingin dirinya memiliki kelemahan dan kekurangan sedikitpun.

Atria tidak ingin menjadi orang yang terpengaruh akan sesuatu.

"Ya udah lah kalau kamu enggak mau, aku pergi sendiri aja."ucap Arda. Atria hanya diam tidak menanggapi Arda.

"Kamu kenapa, apa ada yang salah?" tanya Arda kemudian saat melihat Atria seperti dalam keadaan mood yang tidak baik. Atria menoleh kepada Arda.

"Udah bel, yuk ke kelas!"elak Atria yang bertepatan dengan bel tanda waktu istirahat sudah selesai, dan saatnya mereka kembali ke kelas untuk melanjutkan jam pelajaran mereka. Atria kemudian beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke kelasnya tanpa menunggu Arda yang juga berjalan di belakangnya itu.