Chereads / Perfect Your Dream / Chapter 9 - Hari Pertama dengan Lingkungan Baru

Chapter 9 - Hari Pertama dengan Lingkungan Baru

Elya melangkahkan kakinya memasuki pekarangan sekolah. Ini merupakan lingkungan baru tanpa ada satu pun orang yang ia kenal. Saat ini Elya merasa seperti ia tengah berpetualang. Bagi Elya ini merupakan sebuah dunia baru, di mana ia harus bisa hidup mandiri setelah selama ini ia hidup selalu dibantu oleh orang-orang yang ada disekitarnya.

Orang tua Elya adalah orang yang berpunya secara materi, jadi Elya sudah memiliki semua yang diinginkannya sedari kecil. Meskipun orang tua Elya jarang pulang, namun Elya tidak pernah sendirian di rumah, karena selalu ada orang kepercayaan mamanya yang selalu bersamanya, ia masih muda sehingga iya bisa menghadapi dan memahami Elya.

Setelah memutuskan untuk datang ke kota ini, Elya sudah bertekad untuk menjadi lebih mandiri. Tidak hanya sebatas omong kosong, bagi Elya jika ia sudah memutuskan sesuatu maka ia harus menjalaninya, ia harus menerima semua resiko dari keputusan yang telah ia ambil. Meskipun orang tua Elya selalu memanjakannya namun Elya selalu diajarkan untuk bertanggungjawab terhadap apa yang akan ia lakukan, orang tuanya cukup tegas terhadap hal itu.

Elya memasuki gerbang sekolah. Karena ia tidak mengetahui tata letak sekolah ini, jadi Elya saat ini tengah kehilangan arah. Ia seperti anak hilang yang baru saja dilepaskan oleh orang tuanya. Cara yang terbaik saat ini bagi Elya adalah bertanya, namun karena bel sudah berbunyi, pertanda jam pelajaran dimulai, jadi sudah tidak ada anak yang berkeliaran di luar.

Elya terlambat bangun karena semalam ia asyik menonton video tentang tutorial kecantikan, sehingga membuatnya lupa waktu dan alhasil ia tertidur saat jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Elya tahu, karena ini baru permulaan baginya, jadi ia memaafkan dirinya yang teledor, tapi Elya juga berjanji kepada dirinya sendiri untuk merubah kebiasaannya yang suka melupakan waktu itu.

Saat Elya sedang melirik mencari seseorang untuk bertanya, tiba-tiba Elya melihat seorang perempuan cantik yang membuat Elya kagum dengannya, tentu saja hanya dari pandangannya saat ini. Perempuan yang Elya tidak tahu namanya itu tampak baru saja keluar dari toilet, ia tengah mengeringkan tangannya dengan tisu, perempuan itu tidak melihat Elya karena ia menunduk, fokus kepada tangannya.

Elya mendekati perempuan itu, dan berbicara kepadanya, berusaha untuk terlihat sopan, agar memberikan kesan yang baik di awal pertemuan mereka ini. Siapa yang tahu, mungkin kelak mereka bisa berteman.

"Permisi." Elya memulai pembicaraan, perempuan yang tengah fokus melihat tangannya itu kemudian mendongak menatap Elya.

"Maaf ganggu waktu kamu sebentar, aku anak baru di sini, apa kamu bisa memberitahu di mana letak ruang guru?" tanya Elya kepada perempuan yang tampak memperhatikan Elya itu.

Setelah dilihat dari dekat, Elya baru menyadari bahwa perempuan ini sangat cantik. Kulitnya terlihat sangat terawat dan wajahnya tampak sehat. Sebagai perempuan yang juga tertarik dengan perawatan dan fashion tentu saja Elya tahu bahwa perempuan ini benar-benar cantik, ia memiliki mata yang bagus dengan bulu mata yang lentik. Bisa Elya tebak, bahwa dia adalah siswi yang menjadi incaran para siswa di sini, atau mungkin saja salah satu cewek populer di sekolah ini.

"Ruang guru ada di lantai satu, nanti dari tangga kamu bisa ke kiri dan terus lurus sampai menemukan pertigaan, nanti dari pertigaan itu, kamu bisa melihat ruang guru." jawabnya sambil tersenyum, bahkan senyumannya sangat manis, dia juga terlihat ramah.

"Maaf, aku tidak bisa mengantarkan kamu, karena aku ada kelas pagi ini." ucap perempuan itu lagi.

"Ah enggak apa-apa kok, aku yang harusnya berterima kasih, karena kamu sudah bantu aku menemukan ruang guru."jawab Elya kemudian.

"Ya udah aku ke kelas duluan ya." pamit perempuan itu ramah.

"Makasih ya sekali lagi." Elya tersenyum yang dibalas dengan senyuman juga, kemudian perempuan itu segera pergi meninggalkan Elya.

"Wah bagaimana ada orang yang sangat cantik seperti itu, dia memang berbeda!" gumam Elya seorang diri. Elya memang sudah melihat banyak perempuan-perempuan cantik, namun ia melihat perempuan tadi secara berbeda, ia tidak terlihat seperti orang yang biasa Elya temukan ataupun teman-teman Elya.

Elya kemudian kembali menuruni anak tangga dan mengikuti instruksi dari perempuan itu. Elya sudah mengurus segala administrasinya kemarin sehingga ia sudah mendapatkan seragamnya, jadi hari ini benar-benar hari pertama Elya sebagai siswi di sekolah ini.

Elya memasuki ruang guru, namun sepertinya para guru sudah mulai mengajar. Elya hanya melihat dua orang guru perempuan yang saat ini tengah berada di meja mereka, Elya terdiam, ia sedikit bingung bagaimana berbicara dengan guru-guru yang tampak sibuk itu. Kemudian Elya mengetuk pintu hingga membuat guru itu menoleh secara bersamaan.

"Ah kamu anak baru itu kan?" tanya salah seorang guru yang mejanya terletak paling dekat dengan pintu. Tentu saja ia mengetahui Elya, karena kemarin ia yang membantu Elya dalam mengurus semua berkas yang diperlukan. Elya hanya mengangguk, sejujurnya Elya sedikit takut jika guru ini nantinya akan mempermasalahkan alasan Elya bisa datang terlambat. Elya tidak mungkin jujur kan dengan alasan konyolnya itu.

"Yuk, Langsung saya antar kamu ke kelas aja." ajak Guru perempuan itu kepada Elya.

Elya pun berjalan mengikuti guru yang mengantarkan Elya ke kelas XI.3. Tentu saja sampai di depan kelas Elya langsung diminta untuk memperkenalkan diri. Elya terlalu gugup, sehingga ia hanya menyebutkan nama dan sekolah asal saja. Semua mata tertuju kepada Elya, ini adalah hal yang tidak Elya suka, Elya tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ini.

Setelah Elya memperkenalkan diri, Elya pun dipersilahkan duduk oleh guru yang saat ini tengah mengajar di kelas XI.3. Elya menuju ke tempat kosong yang ditunjuk oleh guru yang mengajar itu.

Saat Elya akan duduk, ia melihat perempuan yang ia temui tadi, perempuan yang membuat Elya terpana dengan kecantikannya dan penampilannya. Hanya dari pertemuan singkat mereka tadi, Elya bisa melihat bahwa perempuan ini juga sangat mengerti tentang fashion meskipun Elya melihatnya menggunakan seragam sekolah.

"Hy. Ketemu lagi."Elya menyapa perempuan itu. Perempuan itu tersenyum kepada Elya dan kemudian kembali menatap guru yang saat ini tengah menerangkan pelajaran di depan sana.

"Kenalin aku Elya." Elya memperkenalkan diri setelah beberapa saat, Elya pikir perempuan itu akan mengabaikannya karena ia terlihat sangat fokus memperhatikan guru yang ada di depan sana.

"Aku Atria."ia tersenyum ramah, ternyata dugaan Elya salah. Dia tidak mengabaikan Elya sedikit pun, ia juga meletakkan buku pelajarannya di tengah-tengah meja sehingga Elya bisa melihatnya juga.

"Makasih." Ucap Elya tersenyum kecil, dia hanya tersenyum kepada Elya. Seketika Elya berpikir untuk menjadi teman dekat Atria, karena sepertinya mereka memiliki ketertarikan yang sama tentang fashion.