Chereads / Perfect Your Dream / Chapter 6 - Bukan Sesuatu yang Berarti

Chapter 6 - Bukan Sesuatu yang Berarti

Mungkin hubungan mereka saat ini bisa disebut sebagai teman yang saling membutuhkan, karena faktanya memang mereka seperti itu. Hubungan mereka hanya sebatas itu, karena Atria selalu membatasi setiap orang yang ingin dekat dengannya, dan beruntung Arda bukan orang yang menyusahkannya tentang hal itu. Arda dan Atria tidak pernah membahas tentang masalah yang sangat privasi, mereka sama-sama puas dengan hubungan mereka saat ini.

Meskipun begitu, Atria sendiri yakin bahwa Arda sangat membutuhkan dirinya seperti Atria membutuhkan Arda. Menurut Atria, dengan kepribadian Arda yang dingin dan tidak peduli kepada sekitarnya itu, maka ia tidak akan bisa bertahan jika bergaul dengan anak-anak lain, sehingga hal ini yang membuat Arda selalu membutuhkan Atria, setidaknya selama mereka berada di sekolah yang sama.

Setelah melewati beberapa halte pemberhentian, akhirnya Atria dan Arda sampai di gedung tempat drama musikal itu akan berlangsung. Ketika baru memasuki gedung tersebut, tidak ada yang istimewa bagi Atria, namun meskipun begitu, Atria tetap menantikan drama musikal yang akan mereka lihat itu, karena ini pertama kali baginya ia menonton drama musikal secara langsung.

Saat akan masuk ke dalam ruangan tempat acara dilaksanakan, langkah Atria dan Arda terhenti saat mereka mendengar suara seseorang yang memanggil nama Atria. Atria dan Arda sama-sama menoleh ke sumber suara.

"Naura, kamu juga datang ke sini?" tanya Atria setelah melihat Naura mendatangi mereka.

Tentu saja Atria senang dengan kehadiran Naura saat ini, setidaknya persiapannya untuk terlihat sempurna tidak menjadi sia-sia. Sedangkan Arda hanya melirik sesaat sembari menunggu antrian mereka untuk masuk.

"Kamu sama Arda, berdua ....?"Naura tidak melanjutkan ucapannya, namun jelas terlihat bahwa saat ini Naura sedang takjub melihat Atria yang datang bersama dengan Arda.

Apalagi karena mereka datang hanya berdua saja. Naura sendiri merupakan teman Arda sedari kecil, atau lebih tepatnya seseorang yang mengenali Arda sedari mereka kecil. Selain karena rumah mereka berdekatan dan juga karena mereka bersekolah di tempat yang sama sedari mereka duduk di bangku TK sampai dengan SMA saat ini. Tentu saja Naura sedikit banyaknya mengenal sikap dan kepribadian Arda.

"Ah ... Arda tadi ngajakin aku datang ke sini." Ucap Atria sedikit berbisik, meskipun ia berkata jujur tapi tetap saja ada kebanggaan di dalam nada bicaranya itu.

"Dia yang ngajakin kamu?" tanya Naura memastikan, seakan tak percaya dengan apa yang Atria katakan. Atria hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Bagaimana orang yang dingin dan nyebelin seperti Arda akhirnya benar-benar mempedulikan orang lain, padahal jelas-jelas bahwa ia hanyalah orang yang egois yang hanya mempedulikan dirinya sendiri." Ucap Naura kemudian.

Atria menoleh ke arah Naura, tidak mengerti maksud dari ucapan Naura. Bukan tidak mengerti sepenuhnya namun karena dari perkataan Naura seolah menggambarkan Arda sebagai lelaki yang sangat jahat.

"Maksud aku, kamu tahu sendiri, ia tidak pernah mau bergaul dan berteman dengan orang lain. Padahal banyak dari mereka yang mau berteman dengannya, tapi dia tetap saja bersikap dingin."ucap Naura menjelaskan.

"Selama aku mengenal dia, belum ada orang yang benar-benar menakhlukkannya, makanya aku kaget karena kamu datang ke sini berdua saja. Bahkan dia sangat dingin kepada anak-anak basket, seolah-olah hanya anak-anak itu yang membutuhkannya."ucap Naura dengan nada sedikit jengkel.

Atria hanya tersenyum tidak nyaman, sepertinya Naura tidak begitu menyukai Arda, tidak seperti anak-anak lainnya. Tapi setidaknya Naura masih mengakui bahwa Atria adalah satu-satunya orang yang bisa menakhlukkan orang seperti Arda.

"Aku harap kamu jangan terlalu dekat dengannya, sayang banget kan kalau kamu dekat sama orang seperti itu, kamu hanya akan terluka." ucap Naura lagi.

"Udah ah, jangan ngomongin orang, nanti kalau orangnya dengar bisa bahaya." sela Atria kemudian, Naura hanya mengangguk.

Sayangnya Atria dan Naura harus berpisah, karena kursi mereka terletak sangat jauh, Arda dan Atria duduk bersebelahan. Atria menatap Arda, saat ini acara belum dimulai jadi masih ada kesempatan untuk Atria mengajak Arda mengobrol.

"Apa kamu tidak mengenal Naura?" Tanya Atria kepada Arda, sebuah pertanyaan konyol yang Atria lemparkan. Tentu saja harusnya Arda mengenal siapa Naura, karena yang Atria dengar rumah mereka berdekatan dan sekaligus mereka selalu berada di sekolah yang sama.

"Kenal."jawab Arda acuh tak acuh.

"Kalau kamu kenal, kenapa enggak negur Naura?" tanya Atria lagi, Arda menoleh ke Atria,

"Apa aku harus menegurnya?"bukannya menjawab pertanyaan Atria, Arda justru bertanya balik.

"Bukannya kalian teman? Ah maksud aku, bukannya Naura teman kamu sedari kecil" tanya Atria bingung.

"Aku hanya kenal dia karena rumah kita berdekatan, dan kita berada di sekolah yang sama, lagian aku enggak pernah jadi teman dia." jawab Arda dengan santai.

Tentu saja jawaban yang Arda berikan tidak membuat Atria mengerti dengan apa yang dimaksud Arda. Menurut Atria jika seperti Naura dan Arda, bukankah itu berarti secara tidak langsung mereka sudah menjadi teman, kecuali kalau memang mereka tidak pernah mengobrol atau berbicara sedikit pun.

"Tapi kamu pernah bicara kan sama Naura?" tanya Atria memastikan.

Arda mengangguk sebagai jawaban. "Kenal dan teman itu adalah sesuatu yang berbeda, meskipun kalian berada di lingkungan yang sama sekalipun, bukan berarti kalian bisa menjadi teman."Arda menjelaskan.

"Lalu seperti apa teman itu?" tanya Atria masih tidak puas dengan jawaban Arda.

Arda tampak berpikir sejenak, sepertinya ia juga tidak tahu pasti apa arti Teman.

"Teman adalah orang yang membuat kamu nyaman, dan saling menguntungkan. Tapi jika kamu sudah terbuka tentang kehidupanmu dan semua yang kamu sembunyikan atau ketika kamu sudah menjadi diri kamu sendiri, maka itu berubah menjadi sahabat." Jawab Arda kemudian.

Atria tidak sepenuhnya tidak setuju dengan defenisi yang disampaikan Arda itu, karena menurutnya juga seperti itu. Tapi mendengar Arda mengatakan teman adalah hubungan yang saling menguntungkan membuat Atria sedikit terluka. Padahal Atria tahu betul, bahwa dia juga melihat Arda sebagai seseorang yang menguntungkan baginya.

"Terus kalau hubungan kita?" tanya Atria kemudian, Arda menoleh menatap Atria dan menaikan alisnya.

"Menurut kamu sendiri seperti apa?" tanya Arda. Tentu saja Arda menganggap ia dan Atria hanyalah teman, bukankah hubungan mereka saat ini saling menguntungkan dan mereka sama-sama nyaman.

"Teman." Jawab Atria ragu, Arda mengangguk setuju. Meskipun Arda terlihat biasa saja, namun Atria justru terlihat tidak senang dengan jawabannya sendiri.

Bukan karena jawaban Arda tentang hubungan mereka yang membuat Atria terluka, tapi karena arti teman bagi Arda sendiri, bukanlah sesuatu yang spesial dan biasa saja. Hal inilah yang membuat Atria terluka, yang berarti dirinya tidak spesial sama sekali bagi Arda, yang berarti Arda bisa saja meninggalkan Atria jika ia merasa Atria bukan lagi orang yang dapat menguntungkannya.

"Apa menurut kamu jika suatu saat aku tidak lagi menjadi seorang Atria yang hebat, maka hubungan kita akan berubah?" tanya Atria menatap Arda yang saat ini juga tengah menatapnya.