Arya menggelengkan kepala lalu berkata. "Kakak sepupuku mendapat tawaran dari beberapa perusahaan televisi untuk menjadikannya sebagai bintang film. Padahal kakakku sama sekali tak memiliki bakat akting dan dia juga tak ada niatan sama sekali terjun ke dunia perfilman. Kakakku telah menolaknya berulang kali. Namun pihak perusahaan sangat keras kepala dan egois. Mereka terus menekan kakakku untuk memikirkan tawaran ini baik-baik. Sebab jika berhasil, kakak ku akan menjadi bintang film sukses dibanding bintang film lainnya," ujar Arya mengarang namun masih berkesinambungan dengan masalahnya. "Jadi, menurut kalian kakak ku harus bagaimana? Apakah ia harus menerimanya atau tidak?" tambahnya.
Tentu saja ketiga temannya tak langsung menjawab. Masing-masing dari mereka punya cara untuk berpikir sendiri-sendiri. Fajar menopang dagunya sembari mendongakkan kepala, sedangkan Ardian dan Zia sama-sama mengusap dagu, lalu detik berikutnya menggaruk kepala belakang.