Arya spontan terbatuk sangat keras hingga dadanya sekilas ingin meledak. Dengan cepat ia mengambil botol minum di tas Fahrizul. Cepat-cepat ia meneguk sampai tak sadar jika botol minum temannya habis tak tersisa. Well, semoga saja tidak ada keributan lagi di pagi yang cerah di perkuliahan pertama mereka dalam menyambut semester baru yang penuh berita mengejutkan ini.
"Sedang mengigau apa kau pagi-pagi? Mana mungkin ada yang memberikan Arya bingkisan mewah seperti itu," sahut Fahrizul menolak keras.
Arya mengangguk, setuju dengan Fahrizul. "Seumur hidupku, mendapat bingkisan seperti ini sangatlah tidak pernah dan mungkin tidak akan terjadi."
Fahmi mendecak kesal, kemudian berjalan ke arah Arya sembari menyodorkan bingkisan tersebut dengan nama di dalamnya. "Bukalah matamu! Sudah sangat jelas nama lengkapmu tertera di kartu ini!" teriak Fahmi penuh emosi.