Arya dan dua kakak tingkatnya merasa lega begitu Marlon tak memaksa lebih jauh lagi dan harus mengusirnya dengan kekerasan. Mereka bertiga saling berhadapan lalu mengangguk pelan, perlahan mendekati Coach Alex yang terlihat sedang merapikan berkas dan dokumen terkait data statistik serta papan strategi yang selalu dibawa setiap latihan. Menyadari beberapa anaknya sedang mendekat, Coach Alex memutar badan dan melihat ketiga anak yang paling dekat dengannya terlihat gemetar.
"Kenapa kalian masih di sini? Bukankah pertemuan sudah bapak bubarkan beberapa detik lalu?" tanya Coach Alex sedikit mengerutkan keningnya.
Mereka bertiga saling memandang sejenak, bahkan menyenggol tangan satu sama lain sampai membuat pelatih mereka tak mengerti harus mengatakan apa.
"Begini, Coach. Doni bilang ingin membicarakan sesuatu dengan Coach Alex," ujar Arya asal bicara.