"Sialan. Aku lupa jika ada sesi wawancara. Padahal Coach Greg telah mengingatkanku sebelumnya."
Dalam batinnya, Arya mendadak kembali keringatan setelah ia baru saja menyekanya. Dengan tatapan kebingungan, Arya mengerutkan alisnya dan memajukan mulutnya, merasa kurang nyaman.
"Permisi, Nak Arya. Apa Anda bersedia diwawancarai?" tanya wartawan itu.
Arya bisa melihat jelas dengan wajah antusias para wartawan yang kini sedang memegang sebuah buku dan bolpoin untuk mencatat semua yang dikatakannya.
Di belakangnya, Denny datang menepuk pundak Arya. "Mohon maaf mengganggu sebentar. Bisa beri kami sedikit waktu? Setelah itu Anda semua bebas menanyakan apapun pada anak ini," pintanya sangat ramah terhadap tamu-tamunya saat ini.
Tanpa ragu tentu para wartawan tersenyum dan mengangguk pelan. Siapa yang tidak luluh hatinya ketika berbicara dengan orang yang lemah lembut?
"Ada perlu apa, Kak Denny?" tanya Arya setelah menghentikan langkahnya, sedikit menjauh dari para wartawan.