Fahmi dan Fahrizul terus mengikuti Arya, mengejar cukup lama setelah Arya memutari perpustakaan lantai dua. Mau tak mau mereka berdua berlari pelan, walau banyak yang melihat mereka seakan sedang aksi kejar-kejaran.
Mereka berdua berhasil mengejar Arya dan mencengkeram pundaknya sangat erat hingga Arya meringis kesakitan
"Kalian ini bodoh atau gimana, sih? Aku salah apa sampai kalian mencakar bahuku?" tanya Arya, wajahnya sangat marah. Padahal sebelumnya laki-laki itu sama sekali tak menyimpan rasa dendam atau amarah pada mereka berdua. Tidak sampai Fahmi dan Fahrizul terlalu keras mencengkeram pundak Arya sampai mereka beruda tak sadar jika kuku di tangan mereka sempat menancap.
"Hehehe, maaf, Yak. Kami sengaja melakukannya," ujar Fahmi sembari meringis lebar. "Kau juga kalau dipanggil jangan sok tuli. Dari tadi kami berdua memanggil tapi kau terus saja berjalan sangat cepat." Kemudian Fahmi menatap kaki Arya lamat-lamat. "Kau makan apa, sih, sampai bisa jalan secepat itu?"