Yocchan benar-benar menuju UKS dan dia bilang dia merasa kurang enak badan, kepalanya pusing. Sempat guru kesehatan yang menunggu di UKS itu tidak percaya kalau keturunan Yakuza ini bisa sakit seperti itu. Padahal hidupnya enak pula dan selalu di lindungi bodyguard di sana.
Tentu saja, dia sebenarnya tidak sakit melainkan hanya berpura-pura.
Tanpa curiga sama sekali, guru kesehatan menyuruhnya untuk tidur berbaring di tempat tidur yang telah di sediakan di UKS di pojok jendela sana ....
Memang sepi di sini.
Dia berbaring menatap jendela layaknya orang sakit, lalu dia sempat berpikir kalau mereka bertiga yang tadinya izin ke UKS itu tidak pernah datang ke UKS nyatanya memang tidak ada siswa lain selain dirinya di sini.
Dia hanya memikirkan cara kabur terbaik dari tempat ini.
Di luar di pos penjagaan seperti biasa, dua bodyguard Yocchan menunggunya hingga pulang sekolah. Yocchan sendiri tidak memperbolehkan kedua bodyguard itu masuk ke gedung sekolah atau ke kelasnya baginya itu sangat mencolok dan memalukan terlebih lagi Yocchan sudah ahli dalam hal adu fisik jadi aman-aman saja.
"...."
Beberapa menit kemudian, bel masuk berbunyi yang menandakan waktu istirahat berakhir. Di balik tirai UKS, sang guru kesehatan memastikan Yocchan yang kini sudah tertidur dan mencoba meyakini kalau dirinya sakit.
Ya, dilihatnya Yocchan benar-benar tidur dan guru kesehatan sendiri membiarkan anak laki-laki keturunan Yakuza itu tidur di UKS tanpa mengganggunya. Suara derap sepatu milik guru kesehatan perlahan menjauhi Yocchan yang sedang tidur, tampaknya dia meninggalkan rungannya sejenak dan berniat keluar untuk mengambil beberapa keperluan.
Suara pintu UKS yang terbuka kini di tutup kembali
*HENING~
Tapi, Yocchan yang tadinya berusaha kabur dari sekolah itu, malah keblablasan tidur dan mendengkur dengan sedikit keras.
Perlahan dia membuka matanya dan begitu dia tersadar dari tempat tidurnya ... dia segera membangunkan diri melihat sekitar ruangan dan memastikan tidak ada siapa-siapa di sana.
*AMAN!!
Tapi, bagaimana cara Yocchan kabur tanpa di ketahui? Di UKS juga tidak ada CCTV harusnya bisa namun, percuma kalau kedua bodyguardnya itu mengikutinya dengan melacaknya.
Apakah itu efek GPS pada smartphone? Selama ini dia membawanya ke sana kemari dan meletakkannya ke dalam kantong sakunya juga. Walaupun GPS sudah di matikan pun mereka tetap bisa melacak keberadaannya.
Tidakkah Yocchan sadari bahwa selama ini ditanamkan semacam alat pelacak dalam tas atau suatu benda-benda yang ada dalam dirinya? Tapi, begitu Yocchan mencoba meraba semua benda yang dia kenakan ... tidak ada semacam alat pelacak atau penyadap yang dipasangkan.
Apa selama ini hanya perasaan Yocchan saja yang merasa kalau dirinya selalu dipantau dari kejauhan? Yocchan teringat! Untuk kabur dari kota ini diperlukan biaya yang besar dan dia sudah siap membawa mastercard berwarna hitamnya.
Hanya orang-orang sultan alias berduit alias orang-orang kaya yang memiliki mastercard yang terbilang langka itu. Tentu saja jika dilihat saldonya akan membuat orang lain terkejut.
"Apa jangan-jangan kartu ini?" gumam Yocchan sambil menatap serius kartu yang dipegangnya.
'Hmm ... kalau aku tidak membawanya aku tidak bisa bertahan hidup ....'
Yocchan segera mematikan GPS dan ponselnya karena zaman sekarang alat komunikasi itu penting. Dia juga berniat membawa mastercard yang saldonya cukup lumayan itu.
Yocchan meninggalkan beberapa buku pelajannya yang tersisa di UKS, kali ini dia berniat kabur tanpa membawa apa pun.
"Yosh! Aku sudah siap!" dia membuka jendela tapi, terdengar derap sepatu dari luar ruangan yang kian mendekat.
'Pasti itu ... guru kesehatan, dia sudah kembali!!'
Yocchan hampir saja lupa kalau UKS ini adalah lantai 2, lantas bagaimana dia melompat dari gedung sekolah ini? Bukannya itu terlalu bahaya untuk anak umur 15 tahun ini? Sungguh jika dia terjun dan terjatuh sangat terdengar tidak keren!!
Yocchan memejamkan mata takut, hatinya berdegup kencang, dia khawatir. Tapi, memang inilah resiko dunia luar untuk bertahan hidup dibutuhkan banyak keberanian sekalipun dia akan mati juga ....
Sama seperti ikan yang melompat keluar, jika ikan yang dilihatnya tadi malam hidup diluar tentu tak lama kemudian, dia pasti mati tapi ... dia masih menikmati dunia luar.
Setelah merenungkan hal itu, Yocchan membuka matanya dan menatap jendela dengan serius.
Dengan tekad kuatnya tanpa keraguan, Yocchan memberanikan diri melompat dari jendela UKS itu.
'Akankah ini menimbulkan suasana berisik?'
Yocchan tahu dirinya akan terjatuh dari lantai 2 dan dia tahu rasanya pasti sakit.
Tapi, "Eh!" celetuk Yocchan begitu merasa dia mendarat di sesuatu yang empuk.
"Apa ini?" gumamnya pelan sambil meraba-raba alas bawahnya.
Yocchan seketika memasang muka malasnya, "Ini kan ...."
Syukurlah dia beruntung jatuh ke matras bekas anak kelas 3 olahraga tadi.
Ah~ ternyata matras itu di jemur di sini! Memang benar satu-satunya tempat yang menghadap timur di pagi hari.
Karena merasa beruntung, Yocchan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini! Dia berpikir kali ini sang pencipta membantu rencananya, dia segera berlari ke arah belakang sekolah dengan begitu banyaknya semak-semak yang ada di halaman belakang.
Dia segera menerobos semak belukar yang ada di ujung halaman sekolah, penuh perjuangan pastinya hingga sampai ke pagar kawat tanpa lubang yang ada halaman tersebut. Yah~ begitulah demi menghidari CCTV juga ini adalah cara kabur paling rumit.
Tapi, dia perlahan menemukan sebuah jalan setapak yang menuju jalan raya. Dia segera berlari dan menuju ke stasiun terdekat.
Dia mencari beberapa pakaian bekas di tempat sampah daur ulang yang letaknya tidak jauh dari sekolahnya, oh! Dia rupanya menemukan sweater yang bisa dipakai untuk menyembunyikan identitas dari seragam SMA-nya.
Untuk ke stasiun, Yocchan harus menunggu bus di pemberentian dulu, dan tak lama kemudian bus jurusan stasiun datang.
Yocchan segera duduk di bus paling belakang. Dia juga tidak kekurangan akal, memutup sebagian wajahnya dengan masker.
....
Beberapa menit kemudian, dia tiba di stasiun kereta.
Saat di sana, dia sempat berpikir dan bingung mau pergi ke mana ...?
Dia tidak punya tujuan sama sekali. Akhirnya dia terpaksa membeli tiket secara acak.
"Osaka? Hmm ...."
Kereta api cepat alias Shikansen tiba 5 menit lagi, Yocchan segera bersiap di tempat tunggu depat rel kereta, sebisa mungkin tidak menginjak jalur kuning hingga kereta ini tiba di peron.
"...."
Dengan angin musim semi dan udara yang hangat ini ....
Anak berumur 15 tahun yang bernama Yoshimura Komade, yang merupakan pewaris organisasi mafia terbesar di Jepang, dia rela meninggalkan kota Tokyo untuk pertama kalinya demi menjalani hidup senormal mungkin.
________
Sekilas info: Perjalanan dari Tokyo ke Osaka berjarak sekitar 515km dan memerlukan waktu antara 2,5 jam – 3 jam tergantung kereta yang kita gunakan. Jalur shinkansen yang menghubungkan kota Tokyo dan Osaka adalah Tokaido shinkansen. Ada beberapa tipe shinkansen pada jalur ini, yaitu Hikari, Kodama dan Nozomi.