Chereads / Reinkarnasi Sebagai Goblin / Chapter 21 - Keputusan

Chapter 21 - Keputusan

"Haah, hari yang cukup melelahkan." Aku hanya bisa protes karena cukup banyak yang terjadi hari ini. Mulai dari para dewa memberikan berkah kepadaku, hingga putri Christine meminta kehadiranku dalam sebuah duel. Duel ini cukup penting karena akan menentukan masa depan dari kerajaan Ramo ini. Pastinya aku harus membicarakan hal ini dengan Freya dan Leia.

("Terima kasih atas kerjasamanya, Will. Pasti deg degan ngobrol dengan tuan putri.") Kami melanjutkan pembicaraan dengan menggunakan telepati. Saat ini kami sedang dalam perjalanan kembali ke penginapan. Sudah keluar dari wilayah bangsawan.

("Hebat sekali kamu Will. Bisa dengan mudah berbicara dengan tuan putri. Berbeda sekali dengan kami.") Sera juga memuji tindakan diriku dalam melakukan negosiasi dengan putri Christine. 

Aku hanya bisa menjelaskan kalau sebagai goblin, aku tidak mampu memahami hierarki yang dibuat oleh manusia. Tidak terbayangkan olehku seperti apa etika saat bertemu dengan tuan putri. Karena itulah aku hanya menirukan apa yang biasanya drama-drama kerajaan lakukan ketika berkomunikasi dengan anggota kerajaan.

Apalagi kehidupanku sebelumnya tidak ada sistem kasta seperti bangsawa. Paling tidak negaraku tinggal selama ini tidak menerapkannya. 

Kami melakukan ngobrol kecil hingga sampai ke penginapan. Namun aku merasakan kalau ada pihak yang mengikuti kami.

'Siapa mereka? apakah mereka dari pihak tuan putri? Kenapa ada niat buruk yang aku rasakan dari mereka?' Banyak spekulasi muncul dari pikiranku. Namun itu semua aku pendam terlebih dahulu karena kurangnya bukti untuk mengungkap kebenaran. Paling tidak aku hanya harus berhati-hati saat keluar penginapan.

Saat sampai di penginapan. Kami menyapa Margaret, kemudian langsung mencari tempat duduk untuk makan malam. Karena saat berada di tempat putri Christine, kami menolak tawaran untuk makan malam bersama. Aku sendiri tidak masalah, namun Hilda dan Sera mukanya sudah terlalu lelah sehingga kami memutuskan untuk makan bersama di lain kesempatan.

"Freya, Leia. Ini kami. Bolehkah kami masuk, ada hal yang ingin kami diskusikan."

Selesai makan, kami langsung menuju kamar tempat Freya dan Leia istirahat. Karena jawaban dari tawaran tuan putri sudah harus kami sampaikan besok. Tidak mungkin kami membuat sosok seperti tuan putri menunggu jawaban dari kami. 

"Silahkan masuk, pintu tidak dikunci."

Mendengar jawaban dari dalam, Hilda, Sera, serta diriku masuk ke dalam kamar. Kalau kulihat, perawakan Freya dan Leia sudah cukup membaik. Tidak seperti saat pertama kali kita bertemu. Seharusnya dalam beberapa hari ke depan, mereka sudah sembuh total. Namun perlu seminggu penuh untuk mereka mengembalikan kondisi mereka agar siap melakukan quest kembali.

"Hal apa yang ingin kalian diskusikan? jangan bilang kalian mendapatkan goblin baru?" Dengan nada ketus Leia menatap ke arahku. Aku hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah lakunya.

"Bukan itu, ini masalah yang cukup besar. Putri Christine memberikan kami tawaran agar Will maju sebagai perwakilan duel menentukan tahta kerajaan." Hilda berusaha untuk mencegah pertikaian dan langsung masuk ke point utama.

"Apa! Putri Christine!? anak bungsu dari keluarga kerajaan Ramo? kalian serius!?" Freya terkejut mendengar hal itu. Karena menurut informasi dari Hilda. Freya sempat memiliki impian menjadi anggota pengawal khusus kerajaan. Namun setelah melihat persaingan yang tidak sehat dengan prajurit bangsawan yang lain. Ia memutuskan untuk menjadi petualang.

"Jangan bercanda kamu Hilda. Mana mungkin sang putri memberikan penawaran kepada petualang ranking C seperti kita. Apalagi kepada goblin kerdil lemah ini." Leia kembali ketus mendengar berita dari Hilda. Entah apa dendam yang ia punya terhadap goblin. 

Sampai saat ini aku masih merasakan kebenciannya kepada diriku. Mungkin karena makhluk yang melukai mereka terakhir kali adalah goblin. Padahal aku sendiri sangat ingin untuk akrab dengan mereka.

"Will tidak lemah!!! Meskipun dia memang kerdil." Sera berusaha untuk melindungiku, namun entah kenapa aku merasa perkataannya juga membuatku sedih.

Hilda menjelaskan proses bagaimana mereka bertemu dengan putri Christine dan berakhir dengan mereka minum teh bersama. Freya dan Leia hanya bisa bengong sepanjang cerita karena setengah percaya dan setengah ragu mendengarnya.

"...Sulit dipercaya, dengan banyaknya petualang ranking A merebut perhatian tuan putri. Malah goblin ini yang mendapatkannya." Freya terdengar kaget dan sedikit kesal mendengar kelakukan yang aku perbuat.

"Lalu bagaimana menurut kalian? apakah seharusnya kita mengambil tawaran tersebut?" Hilda akhirnya mempertanyakan tujuan kami datang ke kamar mereka.

Leia hanya diam sebentar dan menjawab. "karena kami tidak ada saat diskusi, saya rasa bisa disimpulkan kalau pendapat dari kami tidak valid. Kalian cukup diskusikan hal ini antara kalian bertiga. Lagipula Will sudah meminimalisir resiko untuk tim kita bukan? Meskipun ia kalah, dampak untuk tim kita hampir tidak ada."

"..." Hilda terdiam sebentar dan menghela nafas "Baiklah kalau begitu, kami akan melanjutkan diskusi ini di ruangan kami. Mohon maaf karena mengganggu istirahat kalian malam ini." 

Saat kami akan pergi ke luar ruangan. Leia bertanya kepada kami "Bagaimana dengan perjalanan kita ke goblin den?:

"Berjalan sesuai rencana, karena seharusnya beberapa bulan sudah cukup untuk kita menjelajahi tempat tersebut." Jawabku sambil melihat ke arah Leia.

"...Baiklah kalau begitu." Setelah selesai menjawab pertanyaan terakhir Leia, kami pergi kembali ke kamar.

..

..

.

"Jadi.. Apa keputusanmu Will?" Setelah sampai di kasur, kami melanjutkan pembicaraan sambil melepaskan perlengkapan yang kami gunakan.

"aku akan melakukannya. Pertarungan dengan ranking S merupakan kesempatan yang langka. Aku ingin mengetahui sejauh apa kekuatanku saat ini." Dengan semangat aku menjawab pertanyaan hilda.

"Wow, keren sekali. Kamu semakin tampan saat percaya diri seperti ini!" Sera menggodaku sambil mendekatkan tubuhnya ke arahku.

Setelah melanjutkan percakapan kecil, kami kembali bermain di atas kasur kemudian tidur setelah beraksi beberapa ronde. Banyak sekali yang terjadi hari ini. Tidak menyangka akan bertemu dengan Tuan Putri Christine hari ini. 

*malam hari*

Dalam salah satu ruangan mansion tempat putri Christine berada. Gilbert sudah menanti laporan dari mata-mata yang ia kirimkan.

"Lapor tuan Gilbert. Posisi penginapan goblin beserta tuannya sudah kami temukan."

"Bagus. berikan aku lokasi monster tersebut."

Mata-mata itu menggunakan pakaian tertutup seperti pencuri lengkap dengan penutup wajah dan kepala. Hanya matanya saja yang terlihat dari kegelapan malam. Setelah memberikan posisi Will, mata-mata tersebut kembali ke posisinya untuk melanjutkan pengawasan terhadap sang monster.

"Daerah itu akan mempermudah situasi. Aku hanya cukup mengirim orang yang pas saja ke tempat tersebut. Selanjutnya tinggal menyuap pengawal untuk tidak membiarkan tamu tuan putri masuk ke wilayah bangsawan." Dengan segera Wilbert melanjutkan rencananya dan pergi ke tempat para penjaga beristirahat.

Gilbert masih belum menyadari. Bahwa tindakannya ini akan membuatnya jatuh ke dalam jurang keputusasaan.

*keesokan harinya*

Pagi hari datang. Setelah menjalankan rutinitas pagi. Kami langsung pergi ke kediaman tuan putri saat bell pertama berbunyi. Meskipun kami tidak menentukan jam berapa untuk bertemu, aku rasa semakin cepat masalah ini selesai, akan semakin baik. Namun aku tidak menyangka saat kami sampai ke kediaman bangsawan. Para Penjaga di sana mengucapkan ini kepada kami.

"Tuan Putri tidak memiliki janji dengan petualang lemah seperti kalian! segera pergi dari sini!" Dengan nada marah penjaga itu menolak permintaan kami dan melarang kami masuk untuk menemui tuan putri.

'Apa yang sebenarnya terjadi?' Melihat sulit sekali untuk mendapat petunjuk dari penjaga tersebut. Aku memutuskan untuk melakukan sesuatu agar dapat keluar dari masalah ini.