Chereads / Reinkarnasi Sebagai Goblin / Chapter 26 - Bandit

Chapter 26 - Bandit

Perjalanan menuju Goblin Den membutuhkan waktu beberapa hari. Meskipun sudah menggunakan kereta kuda. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke tujuan masih tetap lama. 

Pastinya karena aku sudah terbiasa dengan kecepatan transportasi di bumi. Bagiku melakukan perjalanan dengan kuda seperti ini adalah hal baru bagiku. Semoga saja sihir teleportasi banti bisa aku gunakan saat pulang ke Aera nanti. Karena untuk menggunakan sihir tersebut. Aku harus mengunjungi tempat yang ingin aku datangi dengan teleportasi. Hanya labirin ular saat ini yang bisa dikunjungi dengan sihir tersebut. 

Aku, Hilda, dan Sera sudah pernah melakukannya. Pastinya mereka sempat terkejut saat aku menguji sihir tersebut. Namun sepertinya mereka sudah terbiasa dengan tindakanku yang di luar nalar. Mereka hanya memberikan semangat kepadaku karena mereka sudah tidak perlu menghabiskan waktu untuk perjalanan dengan sihir ini.

Selain party Valkyrie, tuan putri Christine juga mengetahui hal ini. Karena aku merasa ia pasti akan ngambek kalau tidak kuberitahu. Tentunya sama seperti Hilda dan yang lain, ia sangat senang dengan kemampuanku ini. Tuan putri juga menegaskan untuk merahasiakan hal ini sebisa mungkin. Suatu saat nanti, kerajaan pasti akan mengetahui dan ingin menggunakan hal ini. Sampai waktunya tiba, aku harus lebih kuat agar diriku tidak mereka manfaatkan dengan mudah.

Di dalam kereta yang kami tumpangi saat ini. Terdapat dua party, party kami dan satu party petualangan lainnya. Karena satu kereta hanya bisa menampung 10 orang, kami terpaksa harus bersedia satu kereta dengan penumpang lain. Jumlah party kami hanya 4 orang, goblin tidak termasuk.

Aku sendiri saat ini duduk di pangkuan Hilda. Sehingga aku tidak menghabiskan tempat duduk. Hilda sangat senang bisa memelukku seperti boneka. Diriku hanya bisa pasrah dengan perlakuan ini.

Party di depan kami merupakan salah satu petualang dengan ranking B. Untungnya mereka memiliki gender seimbang, 3 cewek dan 3 cowok. Ketiga cewek dari tim mereka saat ini berbincang dengan Hilda dan yang lainnya, kecuali Leia. Memang cewek yang satu ini lebih pendiam daripada yang lain.

Banyak hal yang mereka bicarakan. Pastinya mereka menanyakan tentang ku. Karena jarang sekali ada tamer yang tetap menggunakan goblin sebagai monster mereka. Hingga berita-berita terbaru dari tempat yang akan kami datangi.

Untungnya tidak ada hal-hal aneh yang terjadi akhir-akhir ini. Itu tandanya kita bisa menjelajahi dungeon dengan tenang. Namun tetap saja, kami masih harus berhati-hati. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, apalagi di dunia yang penuh dengan sihir dan mana ini. 

Saat kami akan berkemah, aku tidak melakukan apapun terhadap Hilda dan Sera. Karena kami tidak enak kalau ada yang menyadari tindakan kami. Apalagi tempat terbuka seperti ini kita harus selalu waspada. Bisa saja ada serangan mendadak dari monster ataupun bandit.

'Wah, ternyata beneran datang mereka.' aku hanya bercanda saja ada bandit yang akan datang. Eh, malah mereka beneran muncul. 

Aku merasakan kehadiran manusia lain ke arah kami. Memang jumlah kami tidak terlalu banyak, hanya 11 orang termasuk sopir. Biasanya kereta seperti ini tidak pergi dalam jumlah banyak, karena tidak banyak orang bolak balik pergi dari kota Aera ke Goblin Den.

("Sera, Hilda, Freya, Leia. Segera bersiap untuk menghadapi bandit. Jumlah mereka dua puluh orang. Dilihat dari aura yang mereka pancarkan, rata-rata kemampuan mereka adalah petualang ranking C dan D. Senjata mereka beragam mulai dari pedang, tombak, hingga panah. Aku akan bersiap untuk mengalahkan semua pengguna senjata jarak jauh. Kalian bersiap untuk mengurus sisanya")

("Baiklah")

Sihir telepati ini membuatku mampu memberikan mereka perintah dari jarak yang jauh. Saat aku tes, jarak dari sihir ini biasanya tidak lebih dari jarak pandang mata. Namun dengan menambahkan tracker kepada anggora party, aku tetap bisa menghubungi mereka pada jarak yang sangat jauh. Untuk saat ini aku baru mengetes dari tengah kota ke luar dinding, telepati kami masih terhubung. 

Tracker yang digunakan tidak terlalu rumit, aku hanya menggunakan batu yang telah ku ukir dengan motif tertentu yang sudah ditempeli mana milikku. Sehingga aku bisa mengetahui posisi mereka. Konsepnya sama seperti antena dan telepon. 

Aku dan yang lain telah bersiap untuk menyambut para bandit. Sedangkan party yang satu lagi sudah kami beritahu dengan perlahan agar gerak gerik kami tidak ketahuan oleh bandit. Hilda akan memberikan aba-aba kepada kami semua pada saat bandit mulai menyerang.

"3...2...1..Sekarang!"

Mendengar aba-aba dari Hilda, kami semua mulai bergerak. Dengan bantuan gelapnya malam, mudah sekali bagiku untuk pergi ke tempat para pemanah berada. Mereka bahkan tidak mengetahui aku melewati bandit di garis depan. Hanya terlihat bayangan hitam saja, mereka pasti mengira hanya angin saja yang baru saja lewat.

Setelah sampai ke tempat mereka, aku gunakan pukulan untuk membuat mereka pingsan. Untuk orang seperti mereka, cukup dengan satu pukulan saja. Dengan kemampuan fisik saat ini, mudah sekali bagiku untuk melakukan ini

Satu persatu pemanah sudah berhasil dilumpuhkan. Ada yang kupukul pada bagian leher, perut, punggung, dan ada juga yang langsung aku pukul kepalanya karena masalah posisi. Semoga saja mereka tidak ada yang meninggal. Karena aku dengar bandit seperti mereka bisa menjadi lebih menghasilkan kalau dijual sebagai budak kriminal. Meskipun begitu, tidak masalah untuk orang biasa membunuh bandit. Mereka tidak akan ditangkap karena itu merupakan hasil dari membela diri.

Melihat semua pemanah sudah tumbang, aku mengecek keadaan Hilda dan yang lain. Mereka sepertinya baik-baik saja. Dengan tumbangnya pemanah, mereka tidak perlu khawatir akan datangnya panah dari arah yang tidak terduga. Sepertinya mereka percaya dengan kemampuanku melumpuhkan para bandit. Aku senang mereka mulai percaya kepadaku.

15 menit telah berlalu dan akhirnya para bandit berhasil dilumpuhkan. Meskipun ada beberapa bandit yang bunuh diri ataupun terbunuh dalam pertarungan. Kurang lebih ada sekitar 10 bandit yang selamat. Hampir setengah lebih bandit mati di tangan kami. Untungnya dari pihak kami tidak ada yang meninggal, hanya ada satu atau dua orang yang terluka berat. Dengan kemampuan Hilda, mereka bisa sembuh dengan cepat.

Aku membuatkan kandang dari sihir tanah dan golem untuk membawa mereka. Pastinya semua orang yang ada terkejut setelah melihat hal tersebut. Kami membuat mereka berjanji untuk tidak menyebarkan hal ini. Meskipun begitu, sulit untuk mempercayai seorang goblin bisa menggunakan sihir tanah kecuali goblin mage. 

Sehingga tidak menjadi masalah meskipun mereka menceritakan hal ini, toh tidak akan banyak yang percaya. Namun tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga. Karena saat ini aku termasuk pion rahasia dari tuan putri. Semakin sedikit orang yang tahu tentangku, maka semakin bagus.

Perjalanan selanjutnya berhasil kami lalui dengan lancar. Meskipun kami penasaran dengan markas dari para bandit, apalagi kalau menyangkut soal harta mereka. Kami memutuskan untuk menyerahkan penyergapan bandit kepada para kesatria. Meskipun harta karun mereka menggiurkan, kami tidak terlalu peduli dengan hal itu. Karena jumlah harta mereka lebih kecil dari hasil yang kami dapatkan setelah menjelajahi dungeon level menengah nanti.

Biasanya para prajurit akan membagikan harta yang mereka temukan karena kami yang menangkap mereka. Namun pastinya mereka akan meminta komisi atas usaha mereka. 60 persen untuk prajurit dan sisanya untuk kami. Kami tidak keberatan dengan hasil tersebut. Karena mereka juga beresiko akan menghadapi kumpulan bandit yang lebih banyak dari kami. Mungkin saja yang kami hadapi hanya sebagian kecil dari kelompok mereka.

Sama saat ke kota Aera, kami harus mengantri dahulu sebelum memasuki kota. Beberapa menit kemudian, akhirnya kami telah tiba ke depan gerbang. 

"Serahkan identitas kalian" Penjaga bertanya kepada kami. Ia juga menanyakan mengenai penjara yang berisi bandit. 

"Mereka adalah bandit yang menyerang kami di perjalanan. Entah mereka punya markas tersembunyi atau tidak. Masalah bandit ini selanjutnya kami serahkan kepada prajurit kota Delta. "

Prajurit menuliskan testimoni dari kami lalu berkata "Baiklah kalau begitu, Terima kasih atas kerjasamanya. Silahkan salah satu dari kalian masuk untuk mengurus dokumen. "

Hilda sebagai perwakilan kami memasuki barak prajurit. Setelah mengurus semua proses dokumen, akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk mencari penginapan. Kami telah berpisah dengan party yang bersama kami dalam kereta. Mereka berniat untuk langsung masuk dungeon terlebih dahulu. 

Sedangkan kami memutuskan untuk istirahat selama satu hari sebelum mulai menjelajahi dungeon. Meskipun kami hanya memiliki waktu beberapa bulan untuk menjelajahi dungeon, tidak baik kalau kami memaksakan diri dalam melakukan hal tersebut. 

Sama seperti penginapan sebelumnya, aku sekamar dengan Hilda dan Sera. Sedangkan Frey dan Leia di samping kamar kami. Meskipun aku bilang istirahat, pastinya aku tidak akan melewatkan momen bersenang-senang dengan kedua wanita cantik untuk malam ini. Karena dalam perjalanan kami sama sekali tidak bisa bermesraan. Malam ini, kami melampiaskan nafsu tersebut sampai kami puas.

Agar saat menjelajahi dungeon nanti, fisik dan mental kami semuanya dalam pria. Kebutuhan makan, tidur, dan se*s harus terpenuhi dengan tepat. Tidak boleh kurang atau berlebihan.