10 0f 180 tantangan menulis Tere Liye
Ch. 2 Eksplorasi
Setelah berhasil mengalahkan ular. Aku mencoba melihat keadaan sekitar. Sepertinya tempatku berada sekarang adalah sebuah gua atau semacamnya. Tidak ada alat penerangan di sekitarku.
"Aku harap ini berhasil. " Jawabku sambil melihat ke arah gelap dan membayangkan kalau kegelapan yang aku lihat hilang.
"Berhasil. Yes!!!! " Aku melompat-lompat saling senangnya karena kegelapan dalam gua berkurang dan aku mulai bisa melihat lebih jelas dalam kegiatan.
Bukan guanya yang berubah… aku yang berubah. Sepertinya dugaanku mengenai skill dari sosok misterius cukup tepat. Tinggal bagaimana cara mengetahui skill apa saja yang aku miliki.
Aku mencoba untuk melihat secara detail ular yang baru saja aku kalahkan. Meskipun bentuknya mirip ular, namun serangan dan hawa keberadaan nya berbeda jauh dengan ular yang kukenal. Meskipun aku tidak pernah melihat ular secara langsung di bumi. Hanya melalui buku dan foto di internet.
Setengah jam lamanya aku memperhatikan seluk beluk dari ular tersebut. Sayangnya tidak muncul skill yang aku inginkan. Mungkin syarat untuk mendapatkan skill tersebut belum terpenuhi.
"Saatnya menjelajahi tempat ini. " Aku harus mencari tahu apakah ular ini hidup sendiri atau berkelompok. Akan repot kalau mereka berkelompok. Itu artinya, aku harus segera keluar dari sini.
Terdapat dua jalan yang bisa kulalui. Satu jalan merupakan arah ular sebelum nya datang, dan satu jalan lainnya. Aku memutuskan untuk melewati jalan berlawanan arah dengan datangnya ular. Lebih berbahaya menuju ke arah tempat berasalnya ular tersebut.
Berjalan dengan waspada, aku mencoba untuk merasakan hawa keberadaan sekitar. Awalnya aku tidak merasakan apa-apa. Namun lama kelamaan aku mulai mendeteksi setiap benda yang ada pada 5 meter sekitarku.
Seiring aku menggunakan kemampuan ini, aku merasakan detail dan jarak dari kemampuan ini bertambah. Namun aku tidak menggunakanya terus menerus karena kemampuan ini menguras cukup banyak energiku.
Setelah berjalan selama 15 menit, aku melihat secercah cahaya. Kemungkinan besar itu adalah jalan keluar dari tempat ini. Dengan tetap waspada aku menuju arah sumber sinar tersebut.
"Silau.. " Aku menutup kedua mataku dengan tangan hingga menunggu mataku terbiasa dengan cahaya yang masuk ke mata. Karena aku sudah terlalu lama berada dalam tempat gelap. Untungnya wujudku saat ini memiliki organ wajah yang lengkap seperti mata, mulut, telinga, dan hidung.
Aku memastikan bahwa tidak ada makhluk berbahaya di sekitarku. Kemudian aku memfokuskan telingaku untuk mencari informasi. Sama seperti sebelumnya, semakin lama waktu berlalu jarak mendengar telingaku semakin jauh dan semakin rinci.
"Ketemu" Aku membuka mataku dan pergi menuju ke arah mata air yang kutemukan.
Hal yang dibutuhkan oleh makhluk hidup adalah makan, seks, dan tidur. Karena saat ini masih terang, aku berusaha untuk mencari air dan makanan terlebih dahulu.
Perjalanan cukup melelahkan karena medan hutan yang tidak rata. Namun seperti biasanya, Lama-lama tubuhku semakin terbiasa dengan medan yang ada. Sehingga kecepatan dalam berjalan semakin cepat dan semakin efisien perjalanan yang aku lakukan.
Pohon di dalam hutan ini cukup tinggi, atau mungkin tubuhku yang pendek. Sehingga melihat benda di sekitarku lebih tinggi dari seharusnya. Sambil memastikan kondisi sekitar, aku menuju tempat suara mata air berada.
"Akhirnya sampai juga. " Mataku berbinar karena melihat sungai dengan mata air yang jernih. Kelihatannya air ini aman untuk diminum, aku mulai mencuci tangan terlebih dahulu kemudian mulai mengambil air dengan tanganku.
Airnya cukup aman diminum. Setelah puas mengambil air. Rasa lelah dan haus yang aku rasakan dalam perjalan hilang seketika saat aku meminumnya. Perlahan aku melihat pantulan wajahku di sungai.
"Ternyata benar, aku menjadi goblin" Aku sudah menduga sejak perjalanan menuju ke tempat ini. Namun setelah melihat wajahku di sungai. Dugaan sudah tidak lagi menjadi dugaan, tapi fakta.
"Apa yang harus kulakukan saat menjadi goblin?" Tanyaku sambil melihat ke langit.
Berbeda dengan goblin kebanyakan. Aku tidak berasal dari koloni ataupun kelompok goblin. Sehingga setiap kebutuhan harus dipenuhi sendiri.
"Mungkin aku harus membangun kelompok aku sendiri? Atau menjadi goblin pengembara"
Sebelum aku berpikir jauh, perutku sudah mulai terasa lapar. Mau tidak mau aku mencoba untuk mencari buah atau tanaman lain yang bisa dimakan.
Awalnya aku berpikir untuk mencari ikan di sungai, namun aku tidak memiliki alat ataupun kemampuan seperti beruang untuk mengambil ikan dengan tangan kosong. Karena itulah untuk saat ini tidak mungkin aku makan ikan.
Berjalan sedikit masuk ke hutan, aku melihat beberapa buah tumbuh subur di mana-mana. Aku mengambil salah satu buah dan mencoba memakannya.
"... Seperti nya buah ini aman. Aku tidak merasakan hal aneh terjadi setelah memakan buah ini."
Buah ini memiliki bentuk seperti apel namun berwarna biru. Aku akan menyebut buah ini apel biru. Setelah cukup memakan apel biru, aku mulai mencoba memakan semua buah dan jamur yang kulihat.
"Khhh… hahahaha" Beberapa buah membuatku sakit perut saat kumakan. Jamur lainnya membuatku tertawa dan berhalusinasi. Setelah istirahat sejenak, semua racun tersebut hilang dan aku bisa makan benda beracun dengan mudah. Untungnya rasa makanan tersebut enak meskipun mengandung racun.
Setelah mendapat kan makanan dan minuman, kali ini aku harus mencari tempat tidur. Aku memutuskan untuk mencoba membuat hammock... Yang tidak bisa ku lakukan karena aku tidak memiliki kemampuan untuk membuat benda tersebut. Semoga saja dengan tidur di atas batang pohon tidak membuatku terjatuh.
Aku mencari pohon yang tepat dekat dengan gua tempatku berasal. Karena kalau hujan turun hanya goa yang bisa menjadi tempat tidurku.
"Baiklah, tempat tidur sudah beres, saatnya meningkatkan kekuatan" Aku mulai melakukan latihan ala superhero. 10 km per hari, 100x push up, 100x sit up, dan 100x squat. Aku mencoba untuk melakukan latihan ini setiap hari. Kira-kira kapan aku akan menjadi kekar? Apakah latihan ini membuatku menjadi kuat? Semoga saja perbuatanku ini tidak sia-sia."
*1 bulan kemudian*
Sudah satu bulan aku mengikuti latihan ekstrem. Hari hari awal sangat berat melakukannya, namun setelah satu minggu aku terbiasa dan menaikkan durasi dan intensitas latihan.
Sampai pada akhirnya aku tidak meningkatkan beban latihan karena akan terlalu memakan banyak waktu. Satu jam setiap hari adalah batas maksimal latihan fisik. Karena aku ingin melatih hal lain.
Setiap inderaku aku latih setiap hari dan bertambah kuat. Aku bahkan sudah bisa mendeteksi benda satu kilometer di sekitarku. Saya rasa jarak ini sudah cukup dan aku berlatih untuk meningkatkan kualitas dari skill deteksi yang aku miliki.
Aku ingin mengetahui lebih detail apa yang terjadi di sekitarku. Semua inderaku selain penglihatan dipakai dalam skill ini. Meskipun mataku juga mampu melihat sejauh satu kilometer ketika dalam kondisi fokus. Namun seperti biasa, akan habis staminaku memfokuskan mata secara terus menerus.
Deteksi ringan tidak mengurangi stamina ku namun aku tidak mengetahui terlalu detail hal di sekitarku. Ini untuk mendeteksi lebih awal monster atau hal berbahaya lainnya. Sehingga aku tidak akan terkena serangan dadakan dan sejenisnya.
Selama aku hidup disini selama sebulan. Beberapa kali aku melihat ular yang kutemui saat hari pertama reinkarnasi. Aku selalu membasmi mereka kalau jumlah mereka tidak terlalu banyak.
Mungkin saat ini aku sudah lebih dari 100 kali membunuh mereka. Karena setiap hari aku membunuh paling tidak satu atau dua ekor ular.
Aku merasakan kemampuanku meningkat setiap kali aku membunuh ular-ular. Namun sekarang rasa menjadi kuat sudah mulai memudar. Sepertinya aku harus melawan monster yang lebih kuat lagi daripada monster ular ini.
Keputusan itu membuatku menatap ke dalam gua tempat para ular berasal. Karena sebelumnya aku masih lemah dan belum memiliki kekuatan. Aku tidak mempunyai nyali untuk menjelajahi tempat tersebut. Kali ini berbeda, aku akan mencoba untuk memasuki gua lebih jauh lagi dan meningkatkan kemampuan ku lebih tinggi lagi.
Sama seperti sebelumnya, kegelapan gua tidak membuatku kesulitan karena skill [night vision]. Mungkin saja itu namanya karena sampai saat ini aku belum mampu mengetahui statusku. Aku juga belum memiliki skill seperti [investigate] ataupun skill yang sejenis. Karena itulah beberapa benda yang kutemukan kuberi nama semau diriku. Akibat dari ketidaktahuan nama benda tersebut di bumi ini.
Setengah jam telah berlalu dan selama perjalanan aku menemui beberapa ular. Terkadang aku menggunakan batu untuk mengalahkan mereka. Pada kesempatan lainnya aku menggunakan tangan kosong untuk melawan mereka. Untungnya berkat kekuatan fisikku yang meningkat, mereka tidak membuatku takut lagi.
"Apa? ada cahaya lagi?" aku melihat cahaya dari kejauhan. Namun berbeda dengan sinar matahari, cahaya ini berasal dari api obor. Terdapat dua obor di sisi kanan dan kiri pintu yang ada di gua tersebut.
"Pintu? kenapa benda ini ada di sini? kalau ini pintu bagaimana para ular bisa berdatangan dari tempat ini." Setelah memperhatikan pintu dengan seksama, aku mencoba untuk membuka pintu tersebut. Ketika pintu terbuka, aku melihat tempat yang berbeda dengan gua yang kudatangi.
Tempat ini bukan tercipta alami seperti gua, ada kesan seperti buatan manusia. Mulai dari lantai, dinding, dan atapnya semuanya terbuat dari bahan seperti batu bata namun berwarna putih. Terdapat plat nama di sisi kanan pintu masuk. Kemungkinan ini adalah nama dari tempat ini, namun karena aku tidak bisa membaca. Nama dari tempat ini akan menjadi misteri untuk saat ini. Aku akan menyebut tempat ini Labirin ular, karena semua monster yang aku temui berjenis ular.
Setelah mendeteksi tidak ada yang terjadi, aku mencoba melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian aku melihat sebuah ruangan dengan kristal berada pada tengah ruangan.
"Apa ini? apakah ini kristal teleportasi?" Aku mencoba untuk menyentuh kristal tersebut. sensasi dari kristal tersebut mirip dengan kaca. Kristal mulai bersinar saat tanganku menyentuhnya.
[Registrasi lantai satu labirin ular telah berhasil]
Pengumuman apa ini? aku juga melihat adanya tulisan di atas kepalaku!!!" Apakah ini menandakan aku bisa kembali lagi ke lantai ini?" Aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan menemukan tangga menuju ke lantai bawah.
Dengan pertimbangan yang matang, aku memutuskan untuk menjelajahi labirin ini. Mungkin saja aku akan mendapatkan sesuatu. Aku tidak mengetahui ada berapa lantai dungeon yang kumasuki. Namun tidak ada masalah kalau aku hanya menjelajahi lantai kedua, bukan? Tapi aku harus terus berhati-hati. Jangan lengah meskipun musuh terlihat lemah.
Aku mulai menuruni tangga dan penjelajahan labirin pertamaku dimulai.