Saat Hilda menanyakan namaku, barulah aku membuat nama secara dadakan. Nama itu adalah Will. Dalam bahasa yang ada di dunia asliku. Nama ini memiliki makna kemauan atau wasiat.
Aku memilih nama ini karena tujuanku menjadi pribadi yang memiliki kemauan sendiri. Tanpa campur tangan dari pihak lain. Semoga saja aku akan bisa menggapai hal itu di dunia yang baru ini.
("Bagaimana dengan mereka? akankah kalian membalas dendam atas kematian rekan kalian?") Tanyaku kepada mereka berdua sambil menunjuk mayat yang ada di dekatku.
Hilda tersenyum lebar dan berkata ("Tidak masalah, Will. Laki-laki seperti mereka pantas mendapatkan hal itu. Kami tidak akan menyalahkanmu telah membunuh mereka.") sepertinya mereka tidak keberatan anggota tim mereka telah kubunuh.
("Kenapa kalian santai sekali anggota tim kalian akan mati? apakah ini merupakan hal biasa terjadi dalam kehidupan petualang?") Tanyaku kepada HIlda.
("Hal itu karena kami hanya party sementara. Tim kami yang sesungguhnya sedang ada di kota.") Hilda kemudian menceritakan mengenai keadaan partynya dan mengapa ia bersama dengan kedua lelaki yang merupakan party sementara.
("Oh, mungkin mereka berdua sudah mengetahui rencana kalian sehingga memutuskan untuk melakukan hal ini. Untungnya aku kebetulan saja ada di sini, membantu kalian.") Jawabku sambil mengangkat kedua bahu.
("Aku sangat berterima kasih akan hal itu. Semoga kami bisa segera membalas budi atas tindakanmu") Hilda tersenyum lebar dan berusaha untuk menggerakan tubuhnya. Namun hal itu sia-sia.
("Kira-kira berapa lama obat lumpuh akan berhenti berfungsi?") Karena aku tidak memiliki kemampuan medis, waktu yang mereka butuhkan untuk sembuh menjadi pertanyaan.
("Entahlah, mungkin sekitar beberapa jam. Aku sudah mulai mampu menggerakkan sedikit badanku namun masih perlu waktu.") Hilda menjawab setelah mengecek kondisi tubuhnya.
"****" Sera, teman party Hilda mengatakan sesuatu kepadanya. Karena ia tidak menggunakan telepati, maksud dari ucapan Sera tak dapat kumengerti.
("Kenapa dengan Sera? apakah ia terluka?") Aku bertanya kepada Hilda mengenai kondisi Sera.
Setelah Hilda ngobrol beberapa menit dengan Sera, akhirnya ia mulai diam dan tidak berbicara lagi.
("Maaf Will, ia hanya bertanya mengenai siapa dirimu dan apa yang ingin kamu lakukan selanjutnya terhadap kami. Karena ia tidak bisa menggunakan telepati sehingga isi pembicaraan kita tidak dapat ia dengar.") Jawab Hilda dengan tersenyum kecil. Sepertinya Sera hanya ingin mengetahui apa tindakan selanjutnya.
("Bilang kepadanya kalau setelah kalian pulih, aku ingin mengantar kalian kembali ke kota. Apakah kalian tidak keberatan?") tanyaku kepada Hilda.
Aku sudah memikirkan hal ini secara matang saat sedang berbicara dengan Hilda. Terlepas mereka bisa dipercaya atau tidak, aku membutuhkan informasi mengenai ras manusia. Terutama mengenai bahasa. Dengan menggunakan telepati, aku bisa memahami percakapan mereka.
Skill ini akan aku gunakan untuk mempelajari bahasa lisan dan tulisan manusia. Aku penasaran apakah mulutku akan mampu menggunakan bahasa yang manusia gunakan. Akan sangat membantu kalau aku bisa berbicara bahasa manusia. Paling tidak, aku bisa menggunakannya untuk mengobrol bersama dengan Hilda dan Sera.
Hal lain yang ingin aku lakukan adalah berkelana ke tempat lain. Labirin ini sudah kujelajahi sehingga aku membutuhkan tempat tujuan baru. Kota manusia merupakan salah satu destinasi yang sesuai untukku saat ini. meskipun aku tidak tahu apakah Hilda akan menerima tawaranku atau tidak.
Kota manusia pastinya memiliki banyak hal baru yang bisa aku ketahui dan dapatkan. Keperluan seperti item dan equipment untuk petualang bisa aku dapatkan. Kalau aku bisa mempelajari sihir baru, hal itu menjadi poin bonus. Banyak sekali hal yang ingin aku lakukan saat sampai di kota manusia.
("Kenapa Will ingin mengantar kami berdua? Kami sangat senang namun apa bayaran yang kau inginkan atas bantuanmu. Apakah kamu butuh uang?atau… kamu ingin badan kami?")
Hilda memberikanku tatapan penuh waspada. Wajar saja karena ia baru saja mengalami kejadian tidak menyenangkan. Apalagi menurut informasi yang kutahu, goblin sering menculik wanita sebagai alat pemuas mereka. Entah hal itu terjadi di dunia ini juga atau tidak.
("Kamu cakap sekali. Betul, aku ingin meminta sesuatu kepada kalian sebagai bayaran. Aku tidak ingin uang ataupun badan kalian. Hal yang aku inginkan adalah informasi.") Jawabku dengan cepat karena aku tidak perlu membuat kebohongan untuk hal ini.
("Informasi? Informasi apa yang kau butuhkan, Will? ") Tanya Hilda dengan muka penasaran.
("Banyak sekali yang ingin aku ketahui. Mulai dari tempat-tempat yang ada di sekitar sini. Skill-skill yang manusia miliki dan gunakan, dan ras yang hidup di sekitar sini. Informasi yang paling penting adalah mengenai bahasa yang digunakan. Aku ingin bisa ngomong dan menulis dalam bahasa umum yang digunakan oleh para manusia. Kalau bisa aku ingin mempelajari semua bahasa.") Tanpa sungkan aku langsung mengucapkan hal yang aku inginkan dari mereka.
".." Hilda memasang wajah bengong. Beberapa saat kemudian, ia tersenyum dan tertawa sambil berkata. ("Goblin yang aneh, aku kira kamu akan minta apa. Ternyata hanya informasi. Kenapa kamu ingin mengetahui hal tersebut.")
Senyum Hilda sangat manis sekali saat mengucapkan akan hal itu. Sayangnya kesempatanku untuk menjalin hubungan romantis dengan nya cukup kecil. Aku tidak tahu bagaimana goblin diperlukan di dunia ini.
Apakah sebagai monster yang harus dibasmi? atau sebagai hewan peliharaan? sampai aku memastikan hal ini. Aku tidak akan bertindak gegabah dan lengah hanya karena berhadapan dengan lawan jenis yang cantik dan menawan.
"Jawabanku hanya satu...Aku ingin menjelajahi dunia ini. Tempat ini adalah di mana aku lahir. Aku tidak memiliki orang tua ataupun saudara. Tanpa arah dan tujuan, aku memutuskan untuk berjalan sambil meningkatkan kemampuan dan pengetahuan yang aku punya. Aku juga ingin mencari lawan yang kuat dan menjadi semakin kuat.."
Aku menjawab dengan lancar dan tanpa keraguan. Keinginanku untuk berkelana entah kenapa sangat besar. Padahal saat berada di dunia sebelumnya aku tidak suka jalan-jalan. Karena semua hal yang ingin aku ketahui hampir bisa kalian penuhi dengan menggunakan internet.
Tidak perlu jauh-jauh keluar, hanya butuh alat yang kalian genggam, kalian bisa mengetahui keadaan dunia kapanpun dan dimanapun. Dunia yang serba instan itu mungkin juga tidak terlalu baik.
Berbeda dengan dunia ini. Aku belum mengetahui teknologi yang ada di dunia ini. Aku juga belum mengetahui seberapa kuat ras manusia saat ini. Tidak tahu tempat yang bisa dijelajahi.
Pastinya aku juga merasa senang saat bertarung dan berhasil menyelesaikan labirin serta mendapatkan drop item. Bertarung menjadi salah satu hal yang aku sukai saat ini.
Aku juga memiliki keinginan untuk menjadi petualang. Namun apakah goblin sepertiku boleh melakukanya? mungkin aku akan bertanya kepada Hilda saat momen yang tepat. Tidak ada salahnya bertanya kan? siapa tahu ada goblin terkenal yang pernah hidup di tengah-tengah manusia sebagai petualan.
Hilda terkejut melihat jawabanku dan berkata ("Baiklah kalau begitu. Will, Mohon bantuannya mulai saat ini.") Jawab Hilda sambil tersenyum ("Bagaimana kalau kita mulai belajar bahasa untuk saat ini. Mumpung aku juga tidak bergerak karena efek obat lumpuh.") Pelajaran bahasa dengan Hilda akan dimulai. Aku penasaran, berapa waktu yang aku butuhkan untuk mempelajari bahasa di dunia ini?
"***" Saat kami akan memulai pelajaran, Sera kembali bertanya kepada kami. Sepertinya kami terlalu lama menelantarkannya, sehingga ia mulai cemas dengan apa yang sedang kami bicarakan.
Wanita dengan panah itu akhirnya tenang setelah Hilda selesai memberikan penjelasan. Setelah itu, ia kembali melihat ke arahku dan kami memulai pelajaran bahasa. Serasa kembali ke sekolah kembali, belajar bahasa. Untungnya aku memiliki guru yang cantik sehingga semangatku untuk belajar tinggi sekali untuk saat ini.