Aku melihat banyak drop item berjatuhan. Seperti biasanya aku langsung menggunakan batu sihir dan menyimpan sisik ular ke dalam tas. Setelah selesai mengambil semua drop item daru ular. Saat melihat apa yang boss ular jatuhkan.
Hal yang sangat mencolok adalah batu sihir yang berukuran besar, kira-kira diameter dari batu itu adalah 30 cm. Dua hingga tiga kali lipat dari ukuran batu biasanya. secara perlahan aku memakan batu ini. Karena ukuranya yang besar, aku tidak bisa memasukkan batu tersebut dengan sekali gigit.
"!!! ini." Badanku meronta saat selesai memakan batu sihir boss ular. Sepertinya energi yang ada terlalu besar sehingga aku langsung melakukan meditasi dan memfokuskan energi agar tidak hilang kendali.
Mulai dari perut, aku mengalirkan energi itu ke seluruh tubuhku. Kaki, tangan, badan, dan kepalaku semuanya mendapatkan aliran energi yang baru. Saat energi yang mengalir terlalu banyak, aku secara hati-hati mengeluarkan energi berlebih melalui hidung dan mulut.
Proses ini berlangsung cukup lama, kira-kira selama 30 menit aku tidak bisa bergerak. Untungnya tidak ada monster yang tersisa sehingga aku bisa dengan tenang memproses batu ini. Saat energi sudah mulai stabil, aku membuka mata dan melanjutkan memeriksa drop item dari boss ular.
Aku melihat ia menjatuhkan banyak sisik. Namun aura dari sisik ini lebih pekat dari sisik ular biasa. Tanpa ragu aku langsung mengambil semua sisik yang ada. Benda terakhir yang aku dapatkan adalah dua buah pisau. Berbeda dengan piau yang aku gunakan. Pisau ini memilii warna hitam dan lebih kelam. Aku mencoba pisau tersebut, namun tidak merasakan perbedaan dengan pisau yang biasa aku gunakan. Kedua pisau aku masukkan ke dalam tas sebagai senjata cadangan.
Memastikan bahwa sudah tidak ada drop item yang tersisa, aku pergi ke arah peti harta karun di ujung ruangan. Seperti saat membuka peti, aku perlahan membukanya dan bersiap kalau ada perangkap yang terpasang. "Aman" Aku melihat isi dari peti itu adalah sebuah buku.
"Buku?... bagaimana aku bis amembaca kalau tidak tahu bahasa dunia ini." Aku mengambil buku tersebut dan mencoba membacanya. benar saja, isi dari buku tersebut sama sekali tidak kupahami. Saat aku sudah selesai membaca hingga halaman terakhir, tiba-tiba buku tersebut hilang.
"hah?!! pergi kemana buku itu?" Apakah ada yang mengambilnya?" Tidak ada siapapun di ruangan ini selain aku sendiri. Saat aku sudah bingung tiba-tiba muncul notifikasi di depanku.
[Sklil manipulasi mana telah didapatkan]
"Manipulasi..mana" Aku pikir hal yang biasa aku lakukan dengan mana membuatku sudah mendapatkan skill ini. Kalau buku itu membuatku bisa menipulasi mana berarti." Aku langsung mencoba dugganku dan ternyata benar, aku masih bisa menggunakan mana sebagai armor seperti biasa. Tidak ada perubahan.
"Kalau ada yang berubah mungkin saja.." Saat aku sedang memahami skill ini, tiba-tiba masuk informasi asing ke dalam kepalaku. Bagaikan komputer yang sedang install. Saat proses belajar seleai, aku langsung mengetahui cara menggunakan skill tersebut.
"Bisakah aku melakukan 'itu' sekarang? " Aku membayangkan sebuah bila api muncul. Tangan kanan aku julurkan sebagai pusat Dari kemunculan api. Dari awalnya tidak ada apapun, aku merasakan panas saat beberapa menit telah berlalu.
"Berhasil!! " Perasaan senang muncul karena aku telah menggunakan sihir. Api tersebut berhasil muncul dan aku mencoba untuk melemparkan ya seperti bola.
"Booming" Suara ledakan terjadi saat bola api berhasil mengenai tembok. Tempat api meledak memiliki warna hitam akibat ledakan.
Aku mengecek apakah mana dalam tubuhku berkurang. Sepertinya tidak terlalu banyak, aku bisa membuat sihir seperti bola api berkali-kali. Masih belum jelas juga berapa waktu yang dibutuhkan untuk mana yang hilang regenerasi.
Penggunaan mana harus berhati-hati karena aku tidak memiliki item untuk menyembuhkan mana sehingga ketika mana habis, aku hanya bisa bergantung pada regenerasi mana secara alami.
Setelah membuat api, aku mencoba membuat sihir lain. Ternyata aku bisa membuat sihir air, tanah, dan angin. Untuk chaya aku hanya bisa membuat sihir seperti bola cahaya. Namun aku tidak tahu apakah ini termasuk ke dalam kelas api atau tidak. Sepertinya aku harus mencari tahu lebih dalam lagi soal sihir ini.
Mana yang kugunakan sudah regenerasi dengan melakukan meditasi. Setelah mengecek tidak ada yang tertinggal. Aku pergi ke kristal teleportasi dan menyentuhnya.
[Level 10 sudah bisa diakses]
Sepertinya sudah tidak ada lantai selanjutnya. Untung saja labirin ini hanya memiliki 10 lantai, sehingga proses penjelajahan tidak berlangsung lama.
Aku pergi ke lantai satu dengan kristal teleportasi. Kemudian pergi ke luar dungeon. Namun langkahku terhenti karena aku mendeteksi beberapa makhluk mendekati dungeon.
"Jumlah mereka empat orang. Bentuk mereka seperti manusia. Apakah mereka petualang? " Aku perlahan kembali masuk ke labirin dan bersembunyi dekat pintu masuk labirin. Karena jalan keluar hanya memiliki satu arah dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.
"... "
"... "
Sepertinya mereka mengucapkan sesuatu. Namun aku tidak memahami apa yang mereka bicarakan. Mungkin saja kalau aku mendengar mereka terus menerus, aku akan mengerti bahasa mereka. Harapan ini membuatku membututi mereka menjelajahi labirin.
Mereka membagi peran masing-masing. Kedua pria bertindak sebagai vanguard danaju secara langsung untuk menghadapi monster. Sedangkan kedua wanita membantu mereka dari belakang. Dengan menggunakan panah dan sihir.
Saat aku mengamati mereka, aku mendapatkan Ilmu baru melihat cara mereka bertarung. Sepertinya belajar dengan melihat tindakan orang lain juga mungkin aku lakukan.
Dengan mudah mereka menghadapi setiap monster dalam labirin ini. Kemampuan mereka cukup baik, namun aku merasa mereka semua bukan lawanku. Aku tahu kalau kemampuanku jauh di atas mereka.
Namun aku tidak memiliki alasan untuk bertarung dengan mereka. Karena itu aku hanya memperhatikan mereka menjelajahi labirin. Beberapa kali aku merasa kalau salah satu dari dua wanita menyadari keberadaan ku. Untungnya ia tidak bisa menemukan tempat ku bersembunyi.
Hal aneh muncul saat mereka mencapai lantai kelima. Saat mereka telah sampai ke ruangan kristal berada, mereka memutuskan untuk istirahat di tempat tersebut.
Kedua pria memberikan sesuatu kepada para wanita. Sepertinya itu adalah minuman. Setelah meminum air tersebut, para wanita tiba-tiba terjatuh. Mereka tidak bergerak dan terdiam di lantai.
Pria kurus dan kekar tersenyum mesum dan memposisikan kedua wanita. Mereka mengatakan sesuai kemudian hendak membuka baju cewek yang tidak berdaya.
Secara reflek aku melemparkan kedua pisau ke arah mereka. Pria kekar tidak menyadarinya sehingga langsung tewas saat pisau menancap ke bagian kening. Sedangkan pria kurus Menghindari pisau dengan mengelekkan kepalanya.
Ia langsung mencari sumber pisau dan melihat ke arahku. Dengan muka marah ia mengeluarkan senjatanya dan lari ke arahku.
"Pelan sekali larinya" Malas menunggu ia datang, aku langsung melesat ke arah pria kurus dan meninjunya dengan tangan yang telah kulapisi mana.
"Bhhh" Pria kurus mengeluarkan teriakan yang aneh dan terbang jauh hingga menembus tembok. Setelah memastikan kedua pria telah tewas, aku mencoba untuk berbicara ke para wanita.
"Kalian tidak apa-apa? " Aku berharap mereka mampu mengerti bahasaku. Namun tatapan ketakutan mereka menurunkan ekspektasi yang kupunya.
Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?