Namaku Hilda. Aku adalah petualang ranking C. Bersama dengan Sera, kami merupakan anggota dari party "Valkyrie". Namun anggota party kami yang lain jatuh sakit. Kami berdua mencari party sementara untuk membayar biaya perawatan. Untuk menyelesaikan quest dengan lebih cepat dan aman.
Menurut perhitungan kami, quest ini adalah yang terakhir kami lakukan bersama Philip dan Albert. Mereka berdua adalah petualang pria yang cukup kompeten. Namun tatapan mereka berdua kepada kami berdua sangat menjijikkan. Sepertinya mereka sama saja dengan cowok mesum lainnya.
Setelah beberapa hari berjalan, kami akhirnya sampai ke tempat tujuan kami.
"Jadi,ini labirin Ular? " Aku tidak merasakan adanya hal janggal dalam labirin ini.
"Labirin ini memiliki satu jalan masuk, sehingga tidak mungkin kita akan terkepung oleh monster. Tugas kita adalah menelusuri labirin ini hingga lantai 5 kemudian kembali ke guild untuk melaporkanya." Jawab Albert sambil mengingatkan kami mengenai quest yang kami jalankan.
"Jangan lupa untuk membuat peta. Aku akan menggambar dengan baik." Sera mendapatkan tugas untuk membuat peta. Karena ia yang paling kompeten dari kami semua. Peta yang kami buat nantinya bisa di jual di guild petualang untuk hadiah tambahan.
"Semangat untuk membuat petanya ya, Sera" Ucapku kepada temanku itu.
"Sudah siap semuanya? Ayo maju" Ucap Philip dengan semangat dan kami mulai memasuki labirin.
Labirin ini cukup gelap namun aku menggunakan sihir cahaya untuk menerangkan jalan. Dalam perjalanan masuk kami bertemu dengan beberapa monster ular.
"Monster datang, 2 ekor. Bersiap" Sera mengatur formasi dan Albert serta Philip maju untuk menghadapi kedua musuh.
"Haah!"
"Graaah!"
Albert dan Philip berhasil mengalahkan monster tersebut dengan mudah. Memang monster ranking E ini bukan lawan dari mereka berdua.
"Kalian tidak apa-apa? " Aku mengamati keadaan mereka berdua. Akan repot kalau mereka terkena racun ular.
"Aku baik-baik saja. Kamu perhatian sekali denganku, Hilda. Terima kasih " Jawab Albert dengan senyum mesumnya seperti biasa.
Perjalanan kami lanjutkan dan kami sampai ke kristal teleportasi. Dengan benda ini kami dapat kembali ke lantai satu setelah mencapai lantai 5 dan kelipatan lima selanjutnya. Karena itulah benda yang kami bawa tidak terlalu banyak karena waktu penjelajahan berkurang banyak berkat benda ini.
Kami semua meletakkan tangan ke permukaan kristal.
[Lantai satu telah terdaftar. Teleportasi dapat digunakan untuk lantai ini]
Setelah memastikan kristal berfungsi, kami melanjutkan perjalanan ke lantai satu labirin. Langkah ini perlu hati-hati karena ada petualang yang terburu-buru dalam mendaftar kristal sehingga teleportasi tidak dapat ia lakukan karena tidak terdaftar. Terburu-buru adalah musuh utama dari penjelajahan dungeon.
Labirin ini cukup gelap. Mungkin karena monster ular tidak membutuhkan cahaya sehingga tempat ini tidak banyak cahaya. Penggunaan sihir cahaya seperti kami cukup beresiko karena bisa memberitahukan posisi kami. Namun party yang tidak punya [night vision] seperti kami membutuhkan sihir ini.
Perjalanan kami berjalan mulus hingga sampai ke lantai 5. Saat di lantai pertama kami menemukan ruangan yang seharusnya berisi monster house. Namun saat kami masuk, hanya sedikit monster yang ada di dalam
Sepertinya ada orang sebelum kami yang sudah menjelajahi tempat ini. Karena ada banyak peti harta karun yang sudah terbuka..
Labirin membutuhkan waktu satu bulan untuk respawn kembali. Harta karun dan monster house akan pulih setelah cukup waktu berlalu. Kemudian monster jumlahnya berkurang semakin sering dibasmi. Karena itulah ekspedisi dungeon seperti ini rutin dilakukan.
Kalau labirin dibiarkan, mereka akan menyebabkan monster stampede. Akan ada banyak monster menyerbu kota manusia secara bersamaan. Jikalau jumlah monster dalam labirin tidak dikurangi secara berkala.
Tempat ini merupakan salah satu labirin yang baru muncul. Kebanyakan labirin muncul saat sebuah tempat memiliki tumpakan mana. Karena itulah saat labirin ini terdeteksi, party dibuat cepat untuk melakukan survey labirin.
Kemudian akan dibuka untuk umum setelah tingkat kesulitan dan daftar monster dalam labirin sudah selesai dibuat. Labirin ini akan dibersihkan secara berkala setelah itu.
Karena itu ini kesempatan bagi kami sebagai petualang yang pertama kali masuk ke tempat ini. Kami bisa mendapatkan pertama kali semua drop item yang ada dalam dungeon ini. Namun dari yang kami lihat. Sudah ada pihak yang masuk sebelum kami. Tidak banyak harta karun yang kami temukan.
"Kenapa ini? Apakah ada orang yang sudah masuk terlebih dahulu sebelum kita? " Tanya Albert dengan nada kesal.
"Sepertinya kita kurang beruntung, mungkin saja ada petualang ranking tinggi yang tidak sengaja masuk ke tempat ini karena mendeteksi mana yang ada" Sera memberikan pendapat nya mengenai fenomena ini.
"Dilihat dari jumlah monster yang ada. Seperti nya baru beberapa hari berlalu setelah orang itu masuk ke dungeon ini. Mungkin saja kita akan bertemu dengannya di lantai bawah" Tambah Philip dengan analisis yang ia buat.
Sepertinya kami semua memiliki pendapat yang sama. Namun diskusi kali ini kami selesaikan dan kami menyentuh kristal lantai 5 untuk persiapan kembali ke permukaan. Karena quest kami hanya sampai di sini.
"Bagaimana kalau kita makan dulu di sini sebelum keluar dari labirin? " Albert mengusulkan sambil memberikan botol minum ke Philip dan yang lain.
Kami tidak ingin menerimanya namun karena ini hari terakhir bersama mereka, sepertinya tidak apa minum bersama untuk terakhir kalinya.
"Khh. Ini" Tubuhku lumpuh setelah minum air pemberian Albert. Sepertinya ia memasukkan sesuatu ke dalam minuman tersebut.
'Sial. Aku lengah. Tidak kusangka mereka akan melakukan ini di moment ini. ' aku hanya bisa membuat muka kesal dan melotot Albert dengan wajah marah.
"Huuu. Tampang kalian bagus sekali. Aku dan Philip sangat suka bermain dengan wanita seperti kalian seperti ini. Muka marah kalian saat melihat kami membuat tubuhku merinding. " Albert tersenyum mesum dan girang sambil memindahkan posisi tubuhku menjadi terlentang. Ia mulai meraba seluruh badanku.
"Hehehe" Philip mulai menyentuh tubuh Sera dan memposisikan nya sama seperti tubuhku.
"Selamat makan" ucap Albert saat berusaha untuk merobek bajuku, namun..
"Jleb"
Philip mendapatkan pisau tepat di keningnya dan langsung mati seketika.
"Siapa di sana? " Tunjukkan dirimu.. " Albert berhasil menghindari pisau namun pipinya terluka.
'Siapa yang melakukan ini? Apakah petualang dari lantai bawah?' aku berusaha melihat ke arah pisau berasal.
'Oh'. Betapa terkejutnya aku melihat sosok mirip manusia yang kerdil. Hampir setinggi anak-anak. Namun ia memiliki kulit berwarna hijau dan muka mengerikan. Monster itu adalah goblin.
'Goblin? Di labirin ular? Bagaimana ia bisa di sini' saat aku sedang berpikir. Sang gobling dengan cepat langsung memukul Albert dengan tangan kosong. Ia berhasil membuat Albert mental hingga ke tembok.
'Kekuatan apa itu? Goblin tidak mungkin memiliki kemampuan setinggi ini. Mungkin kemampuan dia setara dengan petualang kelas B atau kelas A.' Setelah memastikan Albert dan Philip tewas. Goblin tersebut mulai melihat ke arah kami.
'Berhenti, jangan mendekat. ' aku dan Sera hanya bisa melihat tanpa melakukan apa-apa. Mulut kami tidak bisa bergerak sehingga hanya raut wajah kami yang bisa bergerak.
'Oh ya, mungkin saja Goblin ini bisa telepati. ' Aku mencoba untuk melakukan telepati dengan Goblin. Beberapa monster memiliki intelegensi dan mampu memahami bahasa manusia.
("Bisakah kamu dengar aku, tuan Goblin. Aku Hilda, petualang ranking C. Bisakah kamu melepaskan kami. ") Meskipun harapan itu kecil, aku harap kami bisa bernegosiasi dengan makhluk ini.
("Oh telepati, jadi begitu caranya…. Seperti ini? Kamu bisa dengar aku") Goblin tersebut dengan semangat membalas telepati yang aku berikan. Aku lihat ia juga menggunakan telepati kepada Sera.
'Apa yang terjadi? Apakah Goblin ini baru saja belajar telepati? Tidak mungkin, skill ini memang mudah dipelajari namun tidak sekejap seperti ini. Butuh waktu dan proses beberapa hari untuk penyihir genius melakukanya. Goblin ini hanya butuh beberapa detik? ' aku terkejut dengan Goblin ini. Apakah ia adalah monster yang bermutasi?
Hilda terkejut melihat perkembangan pesat dari sang goblin. Karena itu ia lebih berhati-hati dan bertanya "Siapa namamu, goblin?" Aku kembali melakukan telepati dengan goblin.
"Nama ya?" Goblin tersebut diam sejenak dan berkata "Namaku Will, panggil saja aku will. Karena aku selama ini sendirian jadi tidak pernah terpikirkan untuk membuat namaku sendiri. Siapa namamu dan wanita di sebelahmu?" Will bersemangat karena ini pertama kalinya ia bertemu dengan ras manusia. Ras sama dengan kehidupannya sebelumnya.
"Namaku Hilda, wanita yang menggunakan panah itu adalah Sera. Kami berdua adalah petualangan yang mendapatkan quest untuk menjelajahi labirin ini." Aku menjawab semua pertanyaan dengan jujur. Karena aku takut akan ketahuan jika berbohong. Kalau ketahuan hubunganku, dengan Will akan memburuk. Tidak baik untuk mengambil risiko itu.
"Hooh, petualangan? pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa dan berpetualang ke berbagai tempat? pekerjaan dengan resiko tinggi namun imbalan yang besar?" Will sepertinya sedikit mengetahui tentang petualang. Sama seperti sebelumnya, aku menjawab semua pertanyaan dengan jujur. Kira-kira apa yang akan ia lakukan selanjutnya? Aku bingung bagaimana harus menghadapi goblin yang satu ini. Tanpa aku sadari, pertemuan dengan Will akan banyak merubah takdir kami di masa depan.