Chereads / Reinkarnasi Sebagai Goblin / Chapter 3 - Labirin ular

Chapter 3 - Labirin ular

Dengan perlahan aku mulai menjelajahi tempat ini. Aku memutuskan untuk menggunakan teknik dasar dungeon dengan cara melewati jalan kanan terlebih dahulu. Kemudian aku membuat peta dalam kepalaku untuk mengecek progress lantai ini. Semoga saja labirin ini tidak terlalu luas. Karena aku tidak memiliki peralatan untuk membuat peta.

"Ternyata monsternya sama seperti nama dari labirin." Jawabku sambil melihat beberapa monster ular mendekat. Monster yang muncul sama seperti yang kulawan saat dalam perjalanan ke tempat ini. Karena tidak ada batu di sekitar. Aku menggunakan tangan kosong untuk melawan mereka.

Berbeda dengan di permukaan, ular dalam dungeon ini menghilang saat mereka kalah. Mereka menjatuhkan beberapa sisik dan juga batu berwarna hitam seukuran kelereng.

"Batu apa ini? apakah ini batu sihir? setiap monster memiliki core sihir yang merupakan kelemahan mereka? apakah batu ini memiliki kegunaan?" Sambil bertanya-tanya kepada diriku sendiri, aku memeriksa batu ini dengan seksama. Aku dapat merasakan energi dari batu ini. Namun aku tidak mengetahui apakah batu ini memiliki manfaat.

"Goblin juga monster kan? apakah aku bisa memakan batu ini" Cukup menyeramkan untuk memasukkan batu ini ke dalam mulutku. Namun aku percaya diri dengan tubuhku yang sudah semakin kuat dan juga skill yang kumiliki. Kalau tidak salah, aku memiliki resistansi akan racun karena perbuatan tempo hari.

"Baiklah...Selamat makan" Aku mengunyah batu kemudian menelannya. Di luar dugaan, rasa batu ini cukup enak, seperti bola coklat. Setelah beberapa menit memakan batu sihir, aku merasakan sesuatu bergerak dalam perutku. Dengan memejamkan mata aku mulai memfokuskan perhatian pada energi ini. Apakah ini mana? adakah cara untuk memanfaatkan energi ini?

Aku mulai meditasi dan mencoba manipulasi energi ini. Namun sebelum aku berhasil melakukannya, energi tersebut menghilang. "Waktunya singkat sekali, apa aku harus dengan cepat menyerap energi ini?" Tubuhku terasa lebih kuat dan segar dari biasanya. Semua lelah dan bekas luka yang aku dapatkan dari melawan ular mulai menghilang. Aku merasa seperti baru saja bangun dari tidur saat pagi hari.

"Apakah ini seperti teknik kultivasi? bagaimana bisa monster melakukan kultivasi seperti novel cultivator?" Pertanyaanku tidak terjawab, tanpa panjang lebar aku berniat untuk mengulangi sensasi tersebut,namun dari pertarungan tadi. Tidak ada lagi batu sihir yang jatuh dari monster yang aku kalahkan.

"Sepertinya drop item batu sihir cukup langka. Kalau begitu hanya repetisi solusinya." Aku melanjutkan perjalanan sambil mengalahkan semua monster yang kutemui. Beberapa ular ada yang menjatuhkan sisik namun benda itu tidak kuambil. Hanya drop batu sihir yang saat ini aku gunakan. Setelah percobaan ketiga, aku lebih lihai dalam menyerap mana ke dalam tubuhku.

Sayangnya saat aku sudah menyerap banyak batu sihir, aku merasakan kalau batu tersebut mengeluarkan energi terlalu sedikit. Sepertinya aku sudah mencapai puncak dan tidak bisa lagi menggunakan batu ini sebagai energi. Apakah aku harus mencoba cara lain untuk menyerap energi? atau menyerap batu dari monster yang lebih kuat lagi?

Meskipun energi dari batu menjadi lebih sedikit, aku tetap memakainya saat menemukan batu sihir, sebelum menemukan cara lain untuk memanfaatkannya. Hanya satu jam berlalu sejak aku menjelajahi lantai kedua ini. Aku sudah menemukan tangga untuk ke lantai berikutnya. Namun aku memutuskan untuk kembali ke permukaan. Karena aku tidak memiliki informasi dan juga alat yang cukup untuk eksplorasi yang panjang.

Saat perjalanan kembali aku mencoba untuk melewati rute yang belum dijelajahi. Sepertinya labirin ini memiliki jalan yang saling terhubung sehingga meskipun aku melewati jalan lain, ujung-ujungnya akan sampai ke pintu masuk labirin.

Aku menemukan sebuah pintu yang cukup mencurigakan. "Pintu apa ini? apakah ini monster house seperti yang ada dalam game dungeon?" Setelah mempertimbangkan resiko yang ada. Aku secara perlahan masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Oh tidak, ternyata benar." Ruangan tersebut penuh dengan monster ular. Tidak hanya di lantai, Mereka juga merayap di dinding dan juga atap dari ruangan ini. Aku mencoba untuk kembali ke luar ruangan namun pintu masuk sudah terkunci.

"Haah, tidak ada jalan lain. Ayo kalian semua maju!!!" Dengan badanku yang telah terlatih dan menyerap batu sihir. Aku mulai pertarungan nekat dengan gerombolan ular. Sepertinya jumlah mereka hampir mencapai 100 ekor. Namun aku berusaha untuk tenang dan mengalahkan mereka satu per satu.

Saat satu ular telah mati pukulanku,aku meraih ular lainnya dan kulemparkan ke arah ular lain. Ada kalanya aku menggunakan tubuh ular sebagai senjata dengan cara memutar-mutar ular tersebut. Untungnya cara ini berhasil karena sepertinya sisik monster ular ini bisa dijadikan senjata.

"Mungkin saja kalau aku memiliki kemampuan sebagai pandai besi...sisik mereka cocok untuk bahan senjata." Aku menghentikan pikiran yang aneh dan melanjutkan pertarungan dengan para ular.

..

.

15 menit telah berlalu setelah aku mulai melawan para ular. Pastinya badanku tidak selamat dari beberapa serangan mereka. Untungnya badanku yang terlatih dengan mana tidak mendapatkan luka dari serangan mereka. Bahkan racun mereka juga tidak mempan kepadaku. Meskipun awalnya aku sempat merasa sedikit pusing atas racun milik mereka.

Pemandanganku saat ini cukup menakjubkan, karena banyak batu sihir dan sisik berjatuhan di sekelilingku. Aku memutuskan untuk memakan semua batu yang ada. Setiap batu yang diserap menyembuhkan lukaku dan menambahkan kekuatan meskipun hanya sedikit.

"Sinar apa ini?" Muncul sinar di ujung ruangan dan saat sinar tersebut hilang, muncul sebuah kotak harta karun.

"Ini? peti harta karun? jadi labirin juga memiliki peti." Dengan perlahan aku mendekati peti tersebut dan membukanya dengan cepat. Aku langsung melompat mundur untuk berjaga-jaga akan adanya perangkap. Beberapa saat kemudian...tidak ada yang terjadi. Sepertinya peti ini aman.

Aku melihat isi dari kotak ini dan tersenyum lebar, karena aku mendapatkan benda yang aku cari... Sepasang pisau.