Chereads / THE QUANTUM (Indonesia Ver) / Chapter 51 - KISAH ANAK MORIANA 31 : PALSU dan PAHIT/ P^2

Chapter 51 - KISAH ANAK MORIANA 31 : PALSU dan PAHIT/ P^2

Cuaca pagi ini terasa sangat cerah, jalan dengan hiasan indah festival musim dingin dan tahun baru. Kereta kuda Detektif Edwin dan Gren menuju ke penjara khusus untuk kedua kalinya.

"Tuan Josep Mirniae." Ucap Detektif Gren sedang mempersiapkan mesin tik di atas mejanya.

"Aku sudah bilang semua yang ku tahu." Ucapnya terduduk dengan tangan yang terikat "Apa yang ingin kalian katakan?"

"Hari ini festival musim dingin dan tahun baru akan diadakan sedangkan ancaman pengeboman masih terbayang." Detektif Edwin membuka selembar surat kabar tadi pagi.

"Lalu kenapa? apa urusan ku disini?"

"Earl pasti memiliki kaki tangan untuk melakukan itu semua, jangan bodoh jika kalian bisa dengan mudah membunuh seorang nenek tua di panti asuhan kalian pasti juga mengetahui sesuatu tentang ini semua."

"Aku tidak tahu apa-apa."

" Kau tidak perlu melindunginya lagi, apa kamu ingin membaca berita utama pagi ini?" Detektif Edwin memberikan selembar koran padanya "Sebelumnya aku ingin menjelaskan bahwa setelah negosiasi kita, aku sudah mengirim surat dan menghubungi Baron Mirniae namun tidak ada jawaban satupun, aku juga telah mengirim surat dan mencari beliau di setiap tempat yang akan dikunjungi namun tidak satupun jawaban yang ku terima."

"AA-AYAH? KATAKAN INI SALAH!" Bangsawan muda itu terpaku melihat sobekan kertas di hadapannya "KAU-KAU SUDAH BERJANJI DI HADAPAN KU! KAU DASAR SIALAN!"

Amarah dan kesedihannya tergambar jelas, dia memberontak mencoba melawan Detektif Edwin yang tepat berdiri di hadapannya namun semua itu terhalang oleh jeratan besi. Bangsawan muda itu hanya bersujud diam dengan air matanya berjatuhan.

"AKU SUDAH MEMBERIKAN APA YANG KALIAN MINTA! TIDAK ADA NYAWA YANG BISA DI BELI!"

"Aku meminta maaf atas nama keluarga ku, semua ini tidak akan terjadi jika saja aku bisa bergerak lebih cepat dari mereka." Detektif Edwin menunduk memukul bahu bangsawan muda itu "Atas permintaan maaf ku, aku berjanji pelaku pembunuhan Baron Mirniae akan dijatuhkan hukuman mati nyawa akan dibalas nyawa."

"HAHAHA! BODOH SEKALI KAU KIRA AKU AKAN MUDAH PERCAYA DENGAN GUMPALAN MU! AKU TIDAK AKAN TERTIPU UNTUK KEDUA KALINYA!" Teriaknya "KAU! KAU TELAH BERJANJI SIALAN! SIALAN! DASAR SIALAN!"

"Dengarkan, seseorang yang telah menusuk dirimu dari belakang adalah Knight Ervan Lezna."

"Knight Ervan Lezna? Dasar Keparat!" Seketika Josep melambatkan suaranya.

"Iya Knight Ervan, aku sudah mengawasinya dengan sangat lama. Aku sendiri yang akan memastikan dia mati di tangan ku." Raut wajah Detektif Edwin menjadi sangat serius seketika "Baron Mirniae, France Mirniae kau pikir apa yang diketahuinya ketika sedang mencarimu? Aku yakin Baron mengetahui sesuatu mengenai organisasi pemberontak hingga sampai seorang knight turun tangan menghilangkannya. Kira-kira apa yang Baron ketahui?"

"Sebenarnya hubungan Duke dan Baron terjalin cukup dekat, keluarga Mirniae berhutang banyak pada Duke. Tentu saja dia menjadi seorang yang sangat setia pada Zafia." Detektif Edwin mendekat mulai berbisik pada Josep "Knight Ervan salah satu tersangka penembakan Duchess Cellin, kau tau?"

"…"

"Baron pasti mengetahui salah satu fakta ini ataukah fakta lain mengenai anak angkatnya, itu kenapa Knight sangat ketakutan Ketika rencananya tertinggal menjadi barang bukti. Setelah meninggalnya pemimpin Baron Mirniae kau akan ditunjuk menjadi penerusnya, hanya dirimu satu-satunya harapan dari keluarga Mirniae terlepas dari semua silsilah darah kalian."

Trik jitu interogasi Detektif Edwin seketika membalik keadaan hingga pelaku akan memberikan sanksi secara jujur negosiasi yang sering dia lakukan hampir berhasil 100%

"Bagaimana bisa Duke akan mengampuni ku, dengan semua perbuatan yang telah ku lakukan?" Ucapnya.

"Tenang saja Josep, aku akan meminta permohonan langsung pada Duke jika kamu memberi tahu letak rencana pengeboman di lakukan. Dengan cara ini dosa mu masih bisa di timbangi oleh Duke." Seketika senyuman lebar terlihat sangat jelas, Detektif Edwin berhasil dengan mudah mendapatkan saksi secara jujur "Tidak perlu khawatir Barooness Mirniae dia telah diamankan tempat lebih baik dengan penjagaan ketat, katakana letak pengeboman yang akan dilakukan!"

"Bagaimana aku bisa mempercayaimu jika ibuku berada di tempat yang aman? Sedangkan kau saja tidak bisa melindungi Baron sesuai janjimu?" Josep terlihat sangat tertekan dengan semua tanggung jawab dengan hitungan detik dia memiliki beban yang begitu berat.

"Nyonya Mirniae sedang berada di salah satu kediaman Duke Han, semua jejaknya telah disembunyikan jadi tenang saja. Dan satu lagi Baron telah disekap untuk beberapa lama bahkan mungkin sebelum negosiasi terjadi, aku mendapat fakta jika Baron tidak datang sesuai jadwal yang telah ditentukan."

Suasana ruang interogasi seketika menjadi sangat sunyi, bangsawan muda itu hanya tertunduk diam tanpa satu katapun. Semua nasib malangnya terjadi dari apa yang telah dia perbuat pisau tumpul ini bisa saja menjadi senjata yang menusuk tuannya.

"Sepertinya sudah cukup. Jika kau tidak setuju negosiasi kita ak-"

"Bom itu! Bom itu ada di monumen air mancur tengah kota dan di bawah panggung festival seni."

"Bisa katakan secara detail dimana bom itu di tempatkan?"

"Tidak, aku tidak memiliki hak dan posisi tinggi mengenai detail bom kejadian." Ucapnya menunduk tidak berdaya "Aku hanya mendengar dari gosip yang menyebar."

"Ini sudah lebih dari cukup, sejujurnya kamu seorang anak yang sangat cerdas aku memahami kenapa Baron ingin mengangkatmu sebagai anaknya." Detektif Edwin telah menyelesaikan negosiasi yang mereka lakukan "Terima Kasih atas kerjasama anda Tuan Muda Mirniae."

"Tidak ada yang bisa ku lakukan sekarang. Mereka telah membuangku begitu saja pilihan terakhirku hanya untuk melindungi ibu, beliau pasti sangat amat sedih dan berharap kehadiran ku di sisinya…"

"Betapa hancur hatinya Ketika mendengar diri ku dipenjara atas pemberontakan sedangkan ayahku sedang melindungi Zafia hingga akhir hayatnya."

"Tolong sampaikan permohonan maafku padanya."

"Tolong katakan padanya."

"Maaf kan anakmu yang bodoh ini."

"Tolong…"

Suara decitan kereta kuda terdengar orang yang berlalu lalang dengan gembira menyambut festival. Di dalam kereta kudanya Detektif Edwin dan Gren sedang mendiskusikan rencana mereka, kini hanya tersisa 14 jam sebelum tepat jam 12 malam.

"Kita tidak memiliki banyak waktu, saat ini kita bagi dua saja dan karena tidak cukup dua orang mengnonaktifkan sebuah bom." Ucap Detektif Edwin, ia mengeluarkan selembar kartu identitas di kantongnya "Kita akan mengundang sedikit keributan sandiwara yang terjadi, tapi tenang saja aku cukup handal dalam sandiwara. Ya juga beberapa tantara Zafia, Duke Han sudah mengizinkan aku melibatkan para tentara keamanan jika situasi mendesak."

"Ah… aku sudah terbiasa dengan sandiwara sandiwara di pesta." Gumam Detektif Gren mengalihkan pandangan di luar kereta "Sepertinya malam ini ledakan kembang api memenuhi langit malam."

"Sekarang kita akan meminta bantuan Tentara keamanan khusus dan mulai bersandiwara. Malam yang sangat menyenangkan Gren HAHAHA!!"

"Ngomong-ngomong aku tidak melihat kau tertarik dengan rekannya Josep, Alex Prenz dia salah satu bangsawan Earl yang cukup kontroversi." Detektif Gren menyilangkan tangannya menatap bingung kepada sahabatnya.

"Ah! Itu karena aku tidak suka anak bangsawan arogan dan bodoh sepertinya, Tuan Muda Earl Prenz itu bersikap sangat ceroboh dan mengesalkan sama persis seperti ayahnya beruntung anak sulungnya berbeda dengan sikap sang ayah cih..! Lihat saja sebentar lagi berita penangkapan kedua tuan muda itu akan menarik perhatian public."

"Ah… kau benar mahir penjilat busuk. Semua orang tau itu."

"Josep Mirniae, aku hanya beruntung dia anak yang sangat cerdas aku dapat melihat dengan jelas bagaimana pedang sihir yang ia kuasai itu. Josep diadopsi oleh Baron Mirniae sejak dia berumur 7 tahun sebelumnya dia hanya pelayan pengurus kuda di keluarga Mirniae namun sekarang dia menjadi penerus keluarga Mirniae. Sungguh tidak ada yang bisa membaca takdir karena darah mereka, Gren."

Bagunan kokoh dengan arsitektur megah "Pusat Pasukan Tentara Keamanan Zafia" begitu lah plang masuk bangunan yang indah itu. Di Setiap sudut di keliling oleh para tentara berbaju lengkap, tidak banyak pasukan keamanan yang berlalu lalang hal ini dikarena banyak tentara disibukkan oleh festival nanti malam.

"Oh! Tuan Edwin! Ada angina pa engkau datang kemari?" Seorang tentara lengkap baret piagam di bajunya.

"HAHA…! Bukan suatu hal yang penting Tuan Johans Kzial, silahkan lanjutkan keperluanmu saja." Sangat jelas jika Detektif Edwin tidak menyukai kedatangan Knight tersebut.

"Jangan begitu Edwin, bukankah dulunya kita teman yang sangat dekat? Hahaha…" Knight ini tidak sama sekali melihatkan ekspresi menyukai Detektif Edwin "OH Tuan Gren senang bertemu dengan anda."

"Selamat siang Tuan Kzial." Balasnya.

"Silahkan Tuan Gren jika saya bisa bantu-"

"Ayo Gren kita tidak punya waktu untuk basa-basi."

"Edwin hey!" Knight itu tersenyum rendah pada Detektif Edwin.

"Permisi Tuan Kzial."

Detektif Edwin menjelaskan permasalahan yang terjadi dengan cukup singkat, sehingga mereka bisa bergegas menghentikan pengeboman. Untuk mempersingkat waktu dibagi menjadi dua bagian Detektif Gren menangani bom di monumen air mancur tengah kota dan Detektif Edwin bagian panggung festival seni, di setiap orang hanya terdapat 5 pasukan keamanan khusus.

"Jauh kan kerumunan masyarakat bila situasi mendesak."

"Baik."

Pada monument air mancur tengah kota di lakukan pemeriksaan dengan dalil ada perbaikan. Matahari mulai menurun dan langit ke jinggaan mulai terlihat terjadi kemacetan cukup para disebabkan oleh perbaikan air mancur ini.

"Jarang banget ada perbaikan di tengah festival, bikin macet saja!" Ucap salah satu warga yang berlalu Lalang.

"Perbaikan tapi ga ada kulinya gimana dah?"

"Ngapain juga diperbaiki kan lagi musim dingin juga semua air membeku!"

Beberapa pasukan yang menyelam sedang sibuk mencari dibawah bekunya air di musim dingin, hingga langit mulai gelap belum ada tanda-tanda bom yang telah di temukan begitu juga bom pada panggung festival seni.

"KETEMU!" Ucap salah satu pasukan keamanan seketika membuat semua orang terkejut.

"Bom ini membeku tidak bergerak karena cuaca. Beruntungnya kita." Ucap Detektif Gren Bahagia sekaligus ketakutan.

"Waktu yang tersisah hanya 30:12 menit, Sedangkan festival baru saja dimulai."

Hal ini mematahkan kedua asumsi detektif tersebut jika bom akan meledak tepat jam 12 malam.