Atasan mereka tertawa terbahak-bahak, semua orang di dalam satu ruangan tampak bingung melihat atasan mereka tertawa tanpa sebab. Hana ekspresi sama seperti orang-orang di sekitar, namun tubuhnya menghadap ke atasan mereka. Hana merasa tidak nyaman yang dilakukan pria tua berengsek dan berhidung belang di hadapannya, tetapi ia harus menahan semua perlakuan yang dilakukan oleh orang di depannya.
"Maaf Yang Mulia, Anda membuat wanita itu tidak nyaman," ucap Seseorang yang berdiri di rak buku.
Atasan mereka melepaskan tangannya dari wanita di sampingnya, "Maaf sepertinya Anda kurang nyaman dekat saya. Nona kecil,"
"....."
Hana tidak menjawab yang di katakan atasan mereka, ia menggeram telapak tangannya dan kakinya mulai lemas. Tapi Atasan mereka langsung membantu wanita yang hampir terjatuh dengan tanganya yang gagah dan perkasa.
"Anda baik-baik saja, Nona kecil?" ucapnya. "Kenapa kalian diam saja? Cepat bantu nona kecil ini, dan bawa Nona ini ke kamar saya!" perintah Atasan mereka dengan nada lantang.
"Baik Yang Mulia," jawab Pembantu, mereka mengambil ahli tubuh Hana dan membawanya ke kamar yang di katakan atasannya.
Hana merasa lega karena ia bisa melarikan diri dari serangan singa, Pembantu yang membawanya ke suatu tempat membuat Hana merasa lebih takut dari sebelumnya.
"Hmm, maaf. Saya di bawa kemana, ya?" tanya Hana memberanikan diri membuka suara.
"...." Tidak ada jawaban dari pembantu rumah ini, membuat Hana kecewa di perlakukan tidak seperti atasannya, "Memang dirinya asing bagi tempat ini, tapi dirinya juga manusia seperti atasannya yang membutuhkan perlakuan sama seperti atasan mereka," batin Hana. Ia terus-menerus berjalan di lorong yang luas, sambil melihat sekilas taman yang begitu cantik.
Akhirnya mereka berhenti melangkah dan kami berdiri di depan pintu yang berbeda dengan pintu yang lain saat ia melihat sebagian isi masion ini, pintu terbuka Hana di dorong ke dalam sebuah tempat yang asing lagi baginya tiba-tiba pintu itu sudah tertutup. Hana merasa lebih ketakutan di ruangan asing ini.
"Aku ada di mana lagi? Aku mohon alarm ponsel berbunyi di kamarku, aku ingin keluar dari tempat seperti penjara!" Hana duduk di ranjang, dengan telapak tangan dilipat membentuk perdoaan.
Sebelum pemilik masion datang perlahan-lahan tubuhnya menghilang, Hana sedikit terkejut dan lega bisa bebas dari tempat asing.
Keesokan paginya
Alarm ponselnya berbunyi setiap saat, Hana tidak terbangun walaupun ponselnya berbunyi berapa kali. Akhirnya Hana terbangun dari tidurnya sambil mengucek mata, dan meraih ponsel di samping ranjang.
"Hoam, sekarang jam berapa sih?" gumamnya setengah sadar. "Ha? Sudah jam segini harus siap-siap ke kampus nih," Ia langsung beranjak dari kasur ke kamar mandi.
Setelah selesai bersiap-siap Hana segera mengambil tas, dan berangkat ke kampus yang jaraknya jauh dari rumah.
"Kalau pesan ojek online lama lagi nunggunya, kalau telepon Rina pasti dia sudah di kampus, kalau telepon Hendry pasti bersama pacarnya yang sangat introvert. Siapa nih yang bisa mengantarkanku ke kampus? Ayo Hana cari orang untuk meluangkan waktu untukmu sementara waktu," gumamnya mengscroll layar ponsel.
Tiga puluh menit berlalu
Dirinya tidak dapat menemukan satu nomor orang yang ada di dalam ponselnya untuk meminta bantuan mengantarkan dirinya ke kampus. Ada sebuah panggilan telepon di ponselnya, dan Hana menerima panggilan telepon di layar ponsel tertulis, "Juan" tanpa berpikir panjang Hana langsung menerima telepon.
Juan: Halo, selamat pagi Hana, kamu di mana sekarang?
Hana: Halo, iya pagi juga. Aku sedang di depan rumah Jun, memang kenapa?
Juan: Kok kamu di depan rumah? Masuk aja nanti kamu sakit ngga ada yang rawat loh tapi aku juga bisa nginap di rumahmu untuk merawat dirimu, haha. Kamu keluar rumah buat apa?
Dasar tukang gombal, Hana merasa jijik mendengar ucapan seperti itu. Dan mengalihkan pembicaraan untuk mendengar hal yang sangat tidak masuk akal.
Hana: omong-omong, kamu sedang tidak kerja Jun?
Juan: Hmm aku sekarang sedang di jalan menuju kantor, memang kenapa?
Hana: Maaf mengganggu bisakah kamu mengantarkanku ke kampus jika ada waktu, Jun?
Juan: Baik, aku akan segera ke sana tunggu saja. Jangan kemana-mana ya.
Hana: Eh? Ngga apa-
Baru Hana ingin menjawab ternyata teleponnya sudah di matikan sama Juan, dan Hana harus menunggu kedatangan Juan ke tempatnya.
Empat puluh lima menit kemudian
Mobil merek Mitsubishi Xpander berwarna silver terparkir di depan gerbang, Hana tidak mengenali mobil yang sudah berada di depannya dan seseorang keluar dari mobil itu.
Seorang pria baru saja turun dari mobil, ia memakai pakaian resmi dan pria itu memakai kacamata yang menambah aura ketampanan dikeluarkan. Tetangga Hana yang tidak sengaja melihat pria yang menghampiri seorang wanita.
"Pagi," ucap Pria itu melambaikan tangan ke arah wanita.
Hana memiringkan kepala, mengucek mata melihat pria tampan bak pangeran menghampiri dirinya.
"Anda siapa?" tanya Hana.
"Kamu tidak mengenali diriku, Han?" kata Pria itu melepaskan kacamata yang di pakainya.
"...." Hana menjawab dengan menggelengkan kepala.
"Ini aku Juan, sudah yok kita berangkat sekarang." jawab Pria itu yang mengaku kalau dirinya Juan. Hana masih tidak percaya yang dikatakan pria di depannya yang tidak tau kapan ia memegang tangannya.
"Eh ... Anda siapa sebenarnya? Kau berpura-pura sebagai Juan, padahal kau ingin menculikku kan?" tegas Hana. Melepaskan genggaman tangannya.
Juan menghela napas panjang, dan menarik tangan menuju mobil.
Pria itu menarik sabuk pengaman Hana, mobilnya meninggalkan halaman rumah wanita yang bersama ya. Hana sedikit ketakutan yang di lakukan oleh pria di sampingnya.
"Anda mau bawa ke mana?" tanya Hana memegang gagang pintu mobil.
"Huft, kamu kelihatannya ketakutan sekali, Han?" kata pria itu perlahan-lahan mendekati tangan Hana, sambil mengfokus menyetir.
Hana segera menghindarinya dengan cepat, Hana mulai memikirkan percakapan. "Hm .. Kamu benar-benar Juan?" tanya Hana, tangannya menaruh di dekat jendela.
Pria itu berhenti di tempat tujuan yang di beritahu wanita di sampingnya, merapikan rambutnya dan kepalanya menghadap ke arah wanita di sampingnya.
"Kamu benar-benar tidak percaya kalau aku Juan? Aku berpenampilan seperti ini karena di kantor ada meeting penting, kamu harus percaya denganku, ya Han." tutur Juan. Hana menutup mulutnya untuk menahan ketawa, dan berdehem pelan.
"Iya-iya percaya kok, memang beda pakaian sebelum dengan pakaian resmi, ya. Pantes banyak wanita tertarik denganmu," balas Hana mengusap air mata. Juan melihat mata wanita di sampingnya langsung melepaskan sabuk pengaman, dan segera membantu mengusap air matanya.
Hana berdiam diri di dalam mobil sekitar lima menit, dan melepaskan sabuk pengamannya.
"Makasih sudah mengantarkanku ke kampus Jun. Oh ya, nanti ngga usah di jemput aku setelah pulang dari kampus ada tugas kerja kelompok bersama teman, sudah ya. Thank," kata Hana mengambil tas dan segera keluar dari mobil.
Juan ingin memegang tangan wanita yang sudah keluar dari mobil, ia hanya bisa melihat wanita yang tadi bersamanya berjalan terburu-buru menuju kampus.
Sudut mimpi 'Author'
"Untung saja kau ganteng Jun, kalau ngga sudah aku lapoorkan ke pihak kepolisian atas tuduhan penculikkan tidak direncanakan," batin Author.
"Benar tuh Thor, untung saja di tampan kalau ngga sudah aku teriak setengah mati melepaskan diri dari penculik. Aura Pria tampan bak pangeran bertopeng hitam berbeda dengan pria umumnya, Thor. aku siap kapan saja di culik oleh pria seperti Juan, haha." balas Readers berteriak di dalam hati.
Author hanya menggelengkan kepala mendengar readers terlalu antusias sekali ya bund. Author hanya memikirkan dan tenggelamkan diri di dalam sebuah cerita novel romansa bertemakan "Kerajaan" itu, yang siap kapan saja sudah berada didalam buku novel.
.
.
.
Happy Reading~
Bersambung ...
Follow me Instagram : @rkyoz9.